Minggu, 15 Mei 2016

Gelas Kehidupan

Gelas Kehidupan


Teman, dalam kehidupan terkadang kita tidak habis pikir, bagaimana seolah banyak ketidakadilan di dunia.

Kadang kita berpikir kita yg sudah bekerja keras, kepala jadi kaki, kaki jadi kepala, seakan pendapatan kita berkejaran dg kebutuhan, seperti gali tutup lubang.  Sedangkan orang lain mereka pun kebingungan, kebingungan menyimpan uangnya atau menghabiskan uangnya, sehingga sering mereka melakukan hal-hal yang menurut benak kita adalah hal-hal yg sia2 dan tidak masuk akal

Tapi benarkah demikian adanya? Kalau kita hanya melihat kehidupan dari kacamata materi, tentu jawabannya adalah ya.  Namun hal itu pun tidak akan menjawab, karena sering kali juga kita mendengar seseorang yg bunuh diri di tengah kepopuleran dan kejayaannya.  Seseorang yg akhirnya masuk penjara karena keserakahannya, tidak puas dengan harta berlimpah yang telah dimiliki dan berusaha menambah dengan korupsi, dll

Jadi sebenarnya apa yg kita cari dalam kehidupan?
Tidak ada yg tahu akan mencapai umur berapa kita kelak? Hari inikah, esokkah, atau masih sepuluh-dua puluh tahun lagi, kita tidak tahu.....   Tetapi kita harus selalu siap kapanpun Tuhan memanggil kita, siap untuk bertanggung jawab di hadapan Nya tentang talenta yg telah Dia percayakan untuk kita kelola selama di dunia..

Prinsip ini Tuhan bisikkan kepada saya, saat saya depresi berat melihat kehebatan dan kenikmatan orang lain, saat saya iri terhadap mereka yg saya anggap tidak pernah bekerja keras namun dengan gampangnya berhasil dalam studi dan bergelimang harta, saat saya menangis merenungi kekurangan fisik saya dan membandingkan dengan kesempurnaan fisik orang2 di sekeliling saya..... Dia berbisik, "AnakKu, kamu tahu bahwa Si Tuan akan meminta pertanggung jawaban tidak lebih dari berapa talenta yg diberikan.  Kepada yg memiliki 5 talenta, tidak pernah Dia meminta untuk mempertanggungjawabkan menjadi 20 talenta, tetapi Dia hanya meminta, 5 menjadi 10 talenta.  Tetapi pertanggungjawaban 20 talenta, Dia akan minta dari si penerima 10 talenta..."

Kalau begitu bagaimana kita bisa tahu, apakah kita memiliki 5 atau 10 talenta, kita ngak pernah tahu sampai kita berjalan sampai ke batas kita, bekerja keras begitu rupa sampai ke batas kita.  Di saat kita sudah melakukan semua daya upaya, waktu dan tenaga, barulah kita tahu berapa talenta yg ternyata kita punya.

Talenta? Apa sich talenta, suatu kata asing di telinga orang Indonesia, mungkin terlalu jauh kalau saya ambil persamaan dengan gelas, saya ngak tahu kenapa, namun rasanya inilah yg dibisikkanNya dalam sanubariku....
Bahwa kita semua diberikan gelas yg ukurannya tidak sama, ada yang berisi 100ml, 200ml, bahkan ada yg 350ml atau lebih, ada cangkir teh, ada gelas, ada juga mug dll.  Semua dengan kapasitas berbeda, semua dengan fungsi dan tujuan yg berbeda..
Seandainya saja kita dipercayakan Tuhan gelas kaca 200ml, kita tidak akan pernah puas bila selalu membandingkan dengan mug ukuran 350ml, Kenapa? Karena sampai selamanya bila isi gelas kita dicurahkan ke dalam mug itu, selalu ada yg tidak terisi..... Itulah yg membuat kita depresi, sedih dan iri.......
Ingat Tuhan tidak pernah meminta kita mengisi mug 350ml bila kapasitas kita hanya gelas kaca 200ml....
Lalu apa yg terjadi bila kita dengan kapasitas 200ml, tetapi karena kemalasan kita, kita hanya mengisi cangkir teh 100ml, tentu akan luber sia-sia.....Waktu dan tenaga hanya untuk perkara sia-sia....
Hal itu pun dapat terjadi karena keputusasaan kita lalu mata kita dibutakan untuk melihat kapasitas diri sendiri, dan membatasi diri dengan mempercayai bahwa kita tidak bisa apa2, tidak berarti apa, hanya menjalani hidup apa adanya....
Ingatlah ada rencana besar Tuhan dalam hidupmu, mungkin sebagai cangkir teh, atau gelas, atau mug.  Jangan kuatir tentang apa yang dipikirkan manusia tentang dirimu.  Kamu ngak akan bertanggung jawab kepada mereka.  Tapi kamu akan bertanggung jawab ke Tuhan.  Hanya Tuhan yg tahu kerja kerasmu, hanya Dia yg menampung tiap tetes airmatamu.  Manusia sekitar, bahkan mungkin mereka yg paling kamu sayangi, mungkin tidak pernah melihat jerih payahmu, tidak pernah melihat kamu belajar hingga larut malam, mereka hanya melihat hasil akhirmu saja, titelmu apa, mobilmu apa, rumahmu di mana.  Teramat dangkal mereka menilaimu, janganlah kau pasrahkan dirimu ke dalam penilaian mereka.  Untuk selamanya kau tidak akan pernah bisa memuaskan mereka, selalu akan ada yg kurang.
Kasihilah Tuhanmu dengan segenap akal budimu, persembahkanlah hidupmu menjadi persembahan yg harum dan berkenan di hadapan Tuhan.  Dia yg paling kenal dirimu.
Jangan kamu kuatir tentang masa depanmu, tugas Dialah memeliharamu, tetapi lakukan tugasmu dengan sebaik-baiknya, yaitu melakukan kehendakNya selama kamu masih menjadi musafir di bumi ini.
Apakah gelasmu? Kamu ngak akan pernah tahu, apa gelasmu, seberapa besar kapasitasnya sampai kamu mengisi sampai penuh

Baung, Palembang, 3 Maret 2018 dr. Freddy Adiwinata,