Rabu, 30 September 2015

TINGKATKAN MEMORI ANDA BYM.1. JADI BERAPA BANYAK YG BISA ANDA INGAT?

Mau Beli Parfum atau Jualan Juga?


BYM.1. JADI BERAPA BANYAK YG BISA ANDA INGAT?

 Dalam hal apa Anda butuh meningkatkan memori Anda?Baiklah, mari kita cari tahu! Jangan panik!Ya, ini hanya sebuah tes, tapi saya tidak sedang menjebak Anda, tidak ada pertanyaan jebakan.Ini lebih ke arah untuk melihat kemana dan bagaimana Anda bisa memperbaiki memori Anda. Tes berikut tidak dimaksudkan untuk komprehensif tetapi didesain hanya untuk memberik gambaran kasar tentang area di mana Anda harus meluang waktu terbanyak Anda.Untuk tiap pertanyaan, taruhlah ‘1’ pada box yg relevan. Bagian ASeberapa sering Anda melupakan nama orang?... Jarang... Kadang-kadang... Sering Seberapa sering Anda melupakan nomor pribadimu, seperti nomor plat mobil atau no telepon Anda?... Jarang... Kadang-kadang... Sering Seberapa sering Anda memiliki kesukaran mengingat informasi untuk pekerjaanmu?... Jarang... Kadang-kadang... Sering Apakah Anda biasa tidak bisa mengingat lelucon?... Jarang... Kadang-kadang... Sering Apakah Anda sukar menghafal informasi ketika Anda harus belajar sesuatu yg baru?... Jarang... Kadang-kadang... SeringTotalkan nilai pencapaian Anda: Bagian BApakah Anda sering melupakan di mana Anda parkir?... Jarang... Kadang-kadang... Sering Apakah Anda sering melupakan barang-barang sekitar rumah?... Jarang... Kadang-kadang... Sering Apakah Anda sukar berkonsentrasi saat mencoba belajar sesuatu yg baru?... Jarang... Kadang-kadang... Sering Apakah ada minggu – minggu di mana Anda tidak melakukan olahraga (1 sesi 30 menit tidak putus dan bila saat itu diperiksa, denyut nadi Anda lebih cepat dari normal?... Jarang... Kadang-kadang... Sering Apakah Anda typically disorganised?... Jarang... Kadang-kadang... SeringTotal pencapaian Anda ... Bagian CSaya mempunyai ingatan yg lebih buruk daripada rerata.... Tidak setuju... Agak setuju... Setuju Memori akan memburuk seiring umur... Tidak setuju... Agak setuju... Setuju Saya mempunyai memori yg buruk... Tidak setuju... Agak setuju... Setuju Memori saya tidak sebaik seperti yg saya inginkan... Tidak setuju... Agak setuju... Setuju Saya tidak dilahirkan dengan memori yg baik... Tidak setuju... Agak setuju... SetujuTotal pencapaian Anda ... PENILAIAN:Totalkan 3 kolom di bagian A, kemudian total ‘kadang-kadang” dengan 2, dan ‘sering’ dengan 3.Kemudian tambahkan total semuanya sebagai grand total.Ulangi untuk bagian B dan C. Anda mungkin menebak, 3 bagian tes adalah 3 hal yg berbeda.Bila Anda mendapatkan skor tinggi pada bagian A (>10, maka mungkin sebaiknya Anda mengembangkan strategi memori Anda.Ada beberapa tehnik berbeda yg dapat Anda gunakan untuk meningkat kemampuan Anda mengingat.Kebanyakan strategi memori mengandung 2 konsep.Konsep pertama adalah dengan menghubungkan hal yang akan diingat dengan struktur yg telah ada dalam memori Anda, seperti sebuah lokasi atau perjalanan yg Anda tahu pasti atau deretan angka.Konsep kedua menggunakan imajinasi Anda dan khususnya menciptakan incongruent dan emotive imagery dari informasi yg Anda coba hafalkan.Akhirnya, bila Anda mendapat skor tinggi pada bagian C, kemudian Anda mungkin ingin untuk memperbaiki sikap dan kepercayaan diri Anda tentang memori.Fakta bahwa secara virtual, setiap orang memiliki memori yg sangat baik, yg sebenarnya lebih sering berhasil daripada gagal.Kebanyakan ahli memori mengatakan bahwa setiap orang mempunyai memori alamiah yg cukup baik untuk dilatih ke tingkat yg sangat tinggi.Percaya bahwa Anda memiliki memori buruk dapat menjadi nubuatan yg Anda penuhi sendiri, jadi mulai sekarang ini, tolong hilangkan kalimat itu dari bibir Anda! Bila Anda memiliki skor tinggi juga pada bagian B, maka periksalah sikap Anda dalam berinteraksi dengan memori Anda.Meskipun memori kita disimpan di otak kita, otak kita tergantung dari badan dan lingkungan kita agar dapat berfungsi baik.Hal ini mungkin termasuk meningkatkan perhatian Anda; menjaganya tetap sehat dengan cukup tidur, diet yg baik, olahraga teratur dan konsumsi gula/ kafein yg cukup, being organised dan menulis catatan bila diperlukan. Inilah sebuah ide untuk Anda ...Hati-hatilah bahwa kita mempunyai kekuatan yg berbeda dalam mempelajari informasi baru.Beberapa orang lebih suka belajar dengan mendengarkan, orang lain dengan membaca, menulis, mendengar suara mereka sendiri, atau melakukan (membuat model atau mengoperasikan suatu alat).Dengan menjadi tahu dengan metode yg Anda sukai untuk belajar, Anda dapat memilih untuk belajar lebih lanjut dalam cara itu. Ide yg menjabarkan ...“KEUNTUNGAN MEMORI BURUK ADALAH SESEORANG DAPAT MENIKMATI BEBERAPA SAAT HAL BAIK YG SAMA SEPERTI PERTAMA KALI”  Friedrich Nietzsche.Sebaik apakah hal ini berjalan? T: Saya mendapat skor rendah di satu/ dua/ ketiga-tiganya.Apa saran Anda untuk saya lakukan?A: Bila Anda mendapatkan skor rendah pada 1 atau lebih bagian, itu hanya berarti bahwa area tersebut tidak terlalu menjadi masalah untuk Anda. Tetapi akan selalu ada ruang untuk perbaikan.Mulailah dengan memperbaiki area di mana Anda memiliki skor tertinggi atau rasakan motivasi terbesar untuk tambah baik. T: Bagaimana saya mengetahui apakah saya, seorang teman atau saudara, memiliki masalah memori yg serius?J: Tes dimaksudkan untuk memberi beberapa petunjuk untuk perbaikan memori.Di saat beberapa orang berpikir bahwa kita memiliki memori yg buruk, ada juga yg memang secara medis memiliki kemampuan memori yg buruk.Bila Anda berpikir bahwa ini adalah kasus Anda, atau seseorang yg Anda tahu, maka lebih baik untuk aman daripada menyesal: cari pertolongan ke dokter.Ada 2 aturan utama untuk mencari dokter, yaitu:– Bila Anda secara teratur memiliki kesulitan mengingat bahkan hal-hal sederhana, informasi sehari-hari- Dan bila Anda mengalami masalah kesehatan dan fungsi metal. Darren Bridger, BOOSTING YOUR MEMORYBersambung ...



========================================================================

www.sahabat-wangi.com/index.php?id=drfreddy
WA 081808395318
BBM 5376DABF
Email: federicomahora@outlook.com
http://freddyfragrance.blogspot.co.id/
Jangan lupa "Like" www.facebook.com/federicomahoraindonesia#

Mau Beli Parfum atau Jualan Juga?


TINGKATKAN MEMORI ANDA BYM.0. FITUR BRILIAN

Mau Beli Parfum atau Jualan Juga?

BYM.0. FITUR BRILIAN

Tiap bab dari buku ini didesain dengan menyajikan ide inspirasional yg dapat Anda baca secara cepat dan dipraktekkan langsung.
Melaluinya Anda akan menemukan 3 fitur yg akan membantu Anda menemukan inti ide tersebut:
-Ini adalah sebuah ide untuk Anda. Lakukan di sini dan saat ini juga. Amati sebaik apa Anda dapat melakukannya.
-Menjabarkan ide Kata-kata bijak dari sang ahli.
-Bagaimana? Bila Anda telah berhasil dalam percobaan pertama, cobalah sembunyikan kekaguman Anda.
Bila, di lain pihak, Anda belum berhasil, di sinilah Anda akan menemukan sebuah Tanya Jawab yang menggarisbawahi masalah umum dan bagaimana mengatasinya.


BYM.0.1. PENDAHULUAN

Apakah kamu mau berhenti melupakan muka seseorang, perjanjian, informasi penting untuk kerja dan fakta vital lain.
Lebih jauh dari hanya 1 dari banyak fungsi otak, memori adalah  kemampuan terpenting yg kita miliki.
Tanpa memori, kita akan kehilangan identitas kita, seperti kekejaman yg dilakukan penyakit Alzheimer.
Tanpa memori, kita akan kehilangan kemampuan kita untuk berpikir.
Dan tanpa memori kita akan kehilangan kemampuan kita untuk melakukan relasi, bekerja dan berinteraksi dengan yg lain.

Tingkat memori Anda dengan melakukan praktek ide-ide penguat memori.
Beberapa ide berikut akan mengajarkan Anda kemampuan dasar peningkatan memori, beberapa akan menyarankan cara Anda dapat melakukan kemampuan itu dan beberapa akan menunjukkan penemuan ilmiah terkini tentang memperbaiki dan melindungi memori.

Ada banyak mitos dan ide yg membingungkan tentang memori.
Apa yg terlihat jelas atau masuk akal, sebenarnya tidak harus begitu.
Dalam buku ini saya berharap dapat menolong Anda membedakan fakta dengan fantasi, dan mengungkapkan tehnik terbaik untuk Anda gunakan.
Memori fotografik, mengungkap memori, melatih otak Anda (seperti Anda melatih otot) membuatnya lebih kuat, dan popping pills untuk meningkatkan otakmu ada semua ide populer yg terbukti lebih daripada yang Anda pikirkan.
Kontrasnya, masyarakat memandang remeh semua keuntungan nyata untuk memori Anda yg berasal dari hidup sehat: diet seimbang, olahraga teratur, dan cukup tidur (bahkan tidur siang, bila Anda dapat mengaturnya).
Sama, dengan pengaturan yg baik dan memfokuskan perhatian Anda adalah tehnik memori yg lebih kuat daripada yang Anda pikir.
Semua ini akan dibicarakan kemudian.

Ironisnya, beberapa tehnik terbaik untuk meningkatkan memori adalah cara yang paling kuno.
Di bawah payung istilah ‘Mnemonics’ (‘M’ nya jangan dibaca), ini mencakup fakta bahwa otak kita telah berkembang sangat baik dengan baik gambar visual dan spatial locations.
Dengan mengubah fakta menjadi gambaran mental, dan membayangkan mereka sepanjang rute dari lokasi-lokasi, Anda dapat mendapatkan kekuatan memori alamiah untuk mengingat hampir semua yg Anda mau.
Semakin tidak mungkin dan berhubungan dengan emosi, sebuah gambaran akan semakin baik, seolah otak kita berkecimpung untuk memberikan perhatian khusus pada fitur-fitur tersebut.
Bagian lain dari imaginasi Anda yg dapat meningkatkan memori adalah perasaan musikal Anda.
Ritme dan rima adalah peningkat memori yg poten.
Hal ini menerangkan mengapa Anda sukar mengingat tabel periodik elemen, karena bank memorimu kepenuhan dengan old ad jingles!

Akhirnya, mereka adalah senjata memori, menginvestasikan waktu untuk belajar mengubah angka menjadi gambar akan meningkatkan kemampuan Anda untuk mengingat informasi.
Seperti lokasi fisik, kita telah menghafal struktur angka, membuatnya kandidat sempurna untuk memori alamiah.

Di jaman internet, kebutuhan terhadap memori kita berubah, dan akan terus begitu seiring teknologi yg berkembang secara eksponensial.
Kita dapat meningkatkan mendapatkan akses informasi secara mudah, cepat, dan nyaman.
Sungguh, dengan turunnya harga memori komputer dan meningkatnya kekuatan kita mendapatkan  alat ‘Perekam Kehidupan” yg dapat kita pakai terus untuk menulis rekaman audio-visual dari kehidupan kita hari demi hari.
Penambahan software penelitian canggih dan kita tidak perlu lagi mencari di memori kita tentang kejadian-kejadian masa lalu; mereka akan tersedia dalam bentuk digital.
‘Mengapa perlu bersusah-susah mengingat informasi,’ atau yang seirama dengan itu, Anda dapat bertanya, ‘bila saya dapat mencarinya dengan cepat dengan hanya membuka internet?’ 
Ini sebuah pertanyaan yg baik dan kadang mungkin tidak terlalu berguna menghafal hal-hal yang dapat dengan mudah diakses dengan alat lain.
Bukti telah menunjukkan bahwa orang muda mengingat lebih sedikit fakta dasar daripada generasi sebelumnya.
Pergantian memori juga terjadi ratusan tahun yg lalu, ketika penulisan dan kemudian percetakan menghapus kebutuhan manusia untuk menghafal seluruh buku.

Meskipun demikian, mengerti bagaimana meningkatkan memori dapat meningkatkan kualitas hidup Anda.
Dengan dapat membawa informasi di kepala Anda daripada dalam notebook atau alat eksternal lain, akan memperkaya intelegensia Anda, tanpa melihat karir atau interaksi sosial Anda.
Juga, semakin banyak informasi yg Anda ketahui tentang bidang tertentu semakin kamu mudah untuk belajar.
Ini adalah lingkaran virtuous.
Sama, dengan membangun kekuatan memori dapat membuat Anda lebih kreatif.
Bila Anda pernah mencari di perpustakaan, Anda mungkin mengalami menemukan secara tidak sengaja informasi penting yang sebenarnya Anda tidak cari dengan sengaja, tetapi muncul saat Anda mencari yg Anda butuhkan.
Sama bila Anda tidak mempunyai perpustakaan mental yg lengkap, kemungkinan kecil Anda bisa secara kreatif menghubungkan informasi lama dengan yg baru.

Mengerti bagaimana dan kapan untuk menggunakan memori Anda adalah penting.
Dan dengan kemajuan terakhir dalam riset ilmiah pada memori, kita dapat meningkatkan memori kita, tidak peduli betapa baik atau buruknya keadaan memori kita saat ini.
Jadi, apakah Anda berharap untuk meningkatkan tingkat pendidikan Anda, meluaskan kesempatan karir, melindungi otak Anda yg menua atau hanya ingin menikmati yg lebih dari pikiran Anda, saya berharap bahwa buku ini dapat membantu Anda.

Darren Bridger, BOOST YOUR MEMORY
Bersambung ...


========================================================================

www.sahabat-wangi.com/index.php?id=drfreddy
WA 081808395318
BBM 5376DABF
Email: federicomahora@outlook.com
http://freddyfragrance.blogspot.co.id/
Jangan lupa "Like" www.facebook.com/federicomahoraindonesia#


Mau Beli Parfum atau Jualan Juga?


PII.1.3 ASPEK IMUNOLOGI IMUNISASI

Mau Beli Parfum atau Jualan Juga?

PII.1.3 ASPEK IMUNOLOGI IMUNISASI


Diketik ulang oleh Federico Mahora dari PEDOMAN IMUNISASI DI INDONESIA 2011, bab I.3 karya Prof. Dr. Corry Matondang, SpA (K)

Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak terpajan pada penyakit tersebut ia tidak menjadi sakit.
Kekebalan yg diperoleh dari imunisasi dapat berupa kekebalan pasif maupun aktif.

Imunisasi yg diberikan untuk memperoleh kekebalan pasif disebut imunisasi pasif dengan memberikan antibodi atau faktor kekebalan pada seseorang yg membutuhkan.
Contohnya adalah pemberian imunoglobulin spesifik untuk penyakit tertentu, misalnya imunoglobulin antitetanus untuk penderita penyakit tetanus.
Kekebalan pasif tidak berlangsung lama karena akan dimetabolisme oleh tubuh, seperti misalnya pada kekebalan pasif alamiah antibodi yg diperoleh janin dari ibu akan perlahan menurun dan habis.

Kekebalan aktif dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen secara alamiah atau melalui imunisasi.
Imunisasi yg diberikan unuk memperoleh kekebalan aktif disebut imunisasi aktif dengan memberikan zat bioaktif yg disebut vaksin, dan tindakan itu disebut vaksinasi.
Kekebalan yg diperoleh dengan vaksinasi berlangsung lebih lama dari kekebalan pasif karena adanya memori imunologis walaupun tidak sebaik kekebalan aktif yg terjadi karena infeksi alamiah.
Untuk memperoleh kekebalan aktif dan memori imunologis yg efektif maka vaksinasi harus mengikuti cara pemakaian dan jadwal yg telah ditentukan oleh produsen vaksin melalui bukti uji klinis yg telah dilakukan.

TUJUAN IMUNISASI
Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, dan menghilangkan penyakit tersebut apda sekelompok masyarakat (populasi), atau bahkan menghilangkannya dari dunia seperti yg kita lihat pada keberhasilan imunisasi cacar variola.
Keadaan yg terakhir ini lebih mungkin terjadi pada jenis penyakit yg hanya dapat ditularkan melalui manusia, seperti misalnya penyakit difteria dan poliomielitis.

RESPONS IMUN
Respons imun adalah respons sistem pertahanan tubuh berupa urutan kejadian yg kompleks terhadap stimulasi antigen (Ag)yg bertujuan untuk mengeliminasi antigen tersebut.
Pada dasarnya sistem pertahana tubuh dibedakan dalam sistem imun nonspesifik dan spesifik.
Sistem imun nonspesifik disebut juga imunitas nonadaptif atau innate immunity, artinya tidak ditujukan hanya untuk satu macam antigen tetapi untuk berbagai macam antigen.
Sistem imun spesifik atau imunitas adaptif ditujukan khusus terhadap satu jenis antigen.
Imunitas adaptif akan membangjn memori imunologis dengan membentuk sel memori sehingga pada kontak berikutnya dengan antigen yg sama akan memproduksi antibodi lebih cepat dan lebih banyak.

Jalur aktivasi respons imun spesifik terdiri dari 2 fase, yaitu fase afektor dan efektor.
Fase afektor atau pengenalan diperankan oleh sel yg mempresentasikan antigen (APC), serta sel limfosit B dan limfosit T afektor yg diaktivasi oleh antigen.
Fase efektor diperankan oleh antibodi imunoglobulin produk sel limfosit B dan limfosit T efektor yg telah teraktivasi.

Bila pada kontak pertama pertahanan nonspesifik belum dapat mengatasi invasi mikroorganisme maka imunitas spesifik akan terangsang.
Mikroorganisme yg pertama kali dikenal oleh sistem imun akan ditangkap oleh sel makrofag yg merupakan komponen imunitas nonspesifik dan dipresentasikan pada sel limfosit T dan limfosit B yg merupakan komponen imunitas spesifik.
Sel makrofag yg mempresentasikan antigen pada sel limfosit disebut  sebagai sel APC (antigen-presenting cell).

Mekanisme pertahanan spesifik terdiri dari imunitas selular dan imunitas humoral.
Imunitas selular diperankan oleh kelompok sel limfosit T yg merupakan sentral dari seluruh respons imun tubuh.
Sel limfosit T memproduksi sitokin dan mediator setelah teraktivasi oleh stimulasi antigen.
Imunitas humoral merupakan aktivitas sel limfosit B yg menghasilkan antibodi berupa imunoglobulin (Ig).
Imunoglobulin dibentuk oleh sel limfosit B oleh stimulasi antigen yg mengaktivasi sel limfosit T terlebih dahulu (T-dependent antigen), atau secara langsung oleh antigen tanpa melalui aktivasi sel limfosit T (T-independent antigen).
Imunoglobulin dapat dipindahkan kepada individul lain melalui imunisasi pasif dengan cara penyuntikan serum.
Imunitas selular hanya dapat dipindahkan melalui transfer selular seperti contohnya pada transplantasi organ yg menimbulkan reaksi GRAFT VERSUS-HOST-DISEASE.

KUALITAS RESPONS IMUN
Kualitas respons imun yg timbul tergantung pada faktor intrinsik Ag dan faktor lain seperti,
-Jumlah dan dosis antigen.
-Cara pemberian antigen.
-Pada pemberian secara intradermal (ID), intramuskular (IM), subkutan (SC) organ sasaran adalah kelenjar limfoid regional, sedangkan pemberian intravena (IV) sasaran berada di limpa, pemberian secara orang, pemberiaan secara oral akan plaque Peyer’s, dan melalui inhalasi berada di jaringan limfoid bronkial.
-Penambahan zat yg bekerja sinergis dengan antigen misalnya konjugat, ajuvan, atau antigen lain.
-Sifat molekul antigen, jumlah protein, ukuran dan daya larutnya.
-Faktor genetik pejamu.

RESPONS IMUN SELULAR
Respons imun selular diperankan oleh populasi sel limfosit Th (T-helper, CD4) dan limfosit Tc (T-cytotoxic, CD8).
Kelompok sel Th terdiri dari subpopulasi Th1 dan Th2.
Sel Th memerankan peran sentral dalam respons imun, dan bila teraktivasi oleh antigen akan menginduksi aktivitas seluruh komponen sistem imun.
Mekanisme induksi membutuhkan komunikasi antar sel yg diperankan oleh sitokin, suatu produk sel imun yg teraktivasi oleh antigen.
Produk sitokin tersebut dapat membedakan subpopulasi Th1 dan Th2.
Misalnya Th1 menghasilkan sitokin IL-2, IL-3, TNF-alpha dan Th2 menghasilkan sitokin IL-4,IL-5, IL-6, IL-10, dan IL-13.
Sitokin Th1 menginduksi respons imun selular yg berperan pada reaksi inflamasi pada penyakit infeksi, sepsis, dan reaksi hipersensitivias tipe lambat.
Sitokin Th2 menginduksi respons imun humoral yg menghasilkan imunoglobulin dan berperan pada inflamasi alergi.
Sel Tc dan sel Th berperan pada infeksi yg disebabkan oleh mikroorganisme intraselular seperti infeksi virus, parasit dan beberapa bakteri.
Sel imun selular yg sudah mengenal antigen mikroorganisme penyebab infeksi akan bereaksi secara spesifik.
Sel Th mengeluarkan sitokin untuk mengaktivasi proses inflamasi yg bertujuan untuk mengeliminasi mikroorganisme.
Komponen sistem imun terpenting untuk tujuan tersebut adalah imunitas humoral sehingga peran utama sel Th adalah membantu sel limfosit B menghasilkan imunoglobulin.

Sel Th juga menginduksi sel Tc untuk bereaksi terhadap antigen pada sel target.
Sel Tc mengenal struktur antigen tersebut yg dipresentasikan bersama molekul MHC (Mayor Histocompatibility Complex) kelas I oleh APC.
Dengan induksi sel Th maka sel Tc akan melisis sel terinfeksi yg mengekspresikan struktur antigen penyebab infeksi yg telah dikenalnya.
Karena fungsi untuk melisis sel target tersebut maka sel Tc disebut juga sebagai sel Cytotoxic T Lymphocyte (CTL).

Umumnya antigen bersifat T-dependent (TD), artinya antigen akan merangsang sel imun afektor setelah mengaktivasi sel Th dengan  bantuan sitokin dan mediator yg dilepaskan sel Th yg teraktivasi tersebut.
Sedangkan antigen yg tidak memerlukan sel T (TI) secara langsung merangsang sel limfosit B memproduksi imunoglobulin.
Antigen TD adalah antigen yg kompleks seperti bakteri, virus, dan antigen yg bersifat hapten.
Antigen TI mempunyai struktur sederhana dan berulang, biasanya merupakan molekul besar yg merangsang produksi IgM, Ig2, dan sel memori yg lemah.
Contoh antigen TI adalah polisakarida komponen endotoksin yg terdapat pada dinding sel bakteri, yg dapat mengaktivasi sel B memproduksi antibodi dan berperan juga sebagai stimulan sel B poliklonal.

Limfosit Th akan mengenal antigen bila dipresentasikan bersama molekul produk MHC kelas II serta molekul CD (Cluster Differentiation) penanda klonal sel.
Antigen setelah diproses oleh sel makrofag akan dipresentasikan bersama MHC kelas I atau kelas II dan CD kepada sel Th dan Tc sehingga terjadi ikatan antara antigen dengan reseptor sel T (TCR = T-Cell Receptor).
Akibat ikatan tersebut akan terjadi serangkaian aktivasi sel Th dan Tc yg menginduksi diferensiasi menjadi sel Th dan Tc efektor, serta sel Th dan Tc memori.
Sel imun efektor tersebut juga menghasilkan berbagai sitokin dan mediator yg mempengaruhi aktivitas komponen sistem imun lainnya, misalnya sel Th efektor mengaktivasi makrofag dan sel Tc.

RESPONS IMUN HUMORAL
Reseptor imunoglobulin (Ig) pada sel limfosit B mengenal dan berinteraksi dengan antigen.
Mulanya imunoglobulin permukaan sel ini adalah kelas IgM dan IgD, kemudian pada perkembangan selanjutnya akan terdapat klonal sel limfosit B yg memperlihatkan kelas IgG, IgA, dan mungkin IgE pada individu atopi.
Perkembangan kelas imunoglobulin (regio Fc) tidak memerlukan rangsangan antigen tertentu, tetapi perkembangan regio penangkap antigen (Fab) membutuhkan pengenalan dan stimulasi antigen spesifik.

PAJANAN ANTIGEN PADA SEL B
Antigen akan berikatan dg imunoglobulin permukaan sel B dan dengan bantuan sel Th (bagi antigen TD) akan menginduksi aktivasi sel B menjalani rangkaian proses transformasi blast, proliferasi serta diferensiasi menjadi sel plasma (sel B matang penghasil imunoglobulin) dan sel B memori.
Sedangkan antigen TI dapat secara langsung mengaktivasi sel B tanpa bantuan sel Th.
Produk antibodi spesifik tersebut akan berikatan dengan Ag untuk menetralkan Ag sehingga virulensinya hilang atau membuat kompleks Ag-Ab sehingga lebih mudah difagositosis oleh makrofag.
Fagositosis dapat melibatkan komplemen dalam proses opsonisasi untuk membantu penghancuran Ag.
Ikatan Ag-Ab juga mempermudah lisis oleh sel Tc dan peristiwa ini disebut Antibody Dependent Cellular Mediated Cytotoxicity (ADCC).

Selain produk Ig maka hasil akhir aktivasi sel B adalah  pembentukan sel memori yg kelak bila terpapar lagi dengan Ag serupa akan cepat berproliferasi dan berdiferensiasi.
Hal inilah yg diharapkan pada imunisasi.
Walaupun sel plasma yg terbentuk tidak berumur panjang, kadar antibodi spesifik yg diperoleh dengan vaksinasi cukup tinggi mencapai kadar protektif dalam waktu cukup lama.
Kadar antibodi protektif ini dapat diperoleh ini dapat diperoleh  dan dipertahankan dengan vaksinasi ulang untuk memperoleh efek penguatan (boostering effect).

RESPONS ANTIBODI TERHADAP ANTIGEN
Respons imun primer adalah respons imun yg terjadi pada pajanan pertama kalinya dengan antigen.
Respons imun sekunder  terjadi pada pajanan serupa setelah itu.
Antibodi yg terbentuk pada respons imun primer terutama adalah IgM sedangkan sebagian besar antibodi pada respons imun sekunder adalah IgG, dengna titer dan afinitasnya lebih tinggi serta phase lag lebih pendek.
Respons imun sekunder merupakan aktivitas memori imunologis spesifik.
Pada imunisasi, respons imun sekunder inilah yg kelak diharapkan akan memberi respons adekuat dan efektif bila terpajan pada antigen yg serupa.

MEMORI IMUNOLOGIS
Peran utama vaksinasi adalah untuk menimbulkan memori imunologis yg adekuat dan efektif.
Sel B memori terbentuk di jaringan limfoid di bagian sentral germinal.
Antigen dan antibodi yg membentuk kompleks Ag-Ab akan berikatan dengan komplement (C) membentuk kompleks Ag-Ab-C.
Kompleks Ag-Ab-C dapat berikatan dengan sel dendrit folikel (FDC = Follicular Dendritic Cells) karena terdapat reseptor C di permukaan sel Dendrit.
Sel FDC ini akan mempresentasi dan mengaktivasi sel T dan sel B sehingga terjadi proliferasi dan diferensiasi sel limfosit B membentuk sel plasma penghasil antibodi dan sel B memori.
Untuk mendapat sel B memori yg adekuat dan efektif maka vaksinasi harus mengikuti jalur infeksi alamiah dengan baik, dalam arti bahwa antigen yg dipergunakan harus dapat berikatan dengan sel dendrit folikel serta bersifat T-dependent.

Sel B memori akan berada di sirkulasi sedang sel plasma akan bermigrasi ke sumsum tulang.
Bila sel B memori kembali ke jaringan limfoid dan bertemu dengan antigen serupa maka akan terjadi proses proliferasi dan diferensiasi seperti semula dengan menghasilkan antibodi lebih banyak dengan afinitas lebih tinggi.

Sel T memori dibentuk melalui beberapa tahapan.
Antigen ekstraselular akan diproses APC menjadi peptida yg akan dikenal oleh molekul MHC kelas II sedangkan Ag intraselular diproses di sitoplasma APC akan dikenal oleh molekul MHC kelas I.
Sel APC akan mempresentasikan antigen yg sudah diprosesnya pada sel limfosit T dalam kompleks molekul Ag-MHC-CD.
Kompleks Ag-MHC-CD akan dikenal kompleks molekul TCR-MHC-CD pada permukaan sel limfosit T di jaringan limfoid perifer sehingga sel T akan teraktivasi dan mengeluarkan berbagai produk sitokin.
Sitokin tersebut merangsang proliferasi dan diferensiasi sel limfosit T menjadi sel efektor terhadap Ag spesifik dan sel T memori.
Sel T efektor akan bermigrasi dari jaringan limfoid ke tempat infeksi untuk mengeliminasi mikroorganisme penyebab infeksi, sedangkan sel T memori dalam bentuk tidak aktif berada di sirkulasi untuk jangka waktu yg lama.
Pajanan berikut terhadap antigen serupa akan mengaktifkan sel T memori menjadi sel T efektor.
Sel limfosit T CD4 memproduksi sitokin Th untuk mengaktifkan mekanisme eliminasi mikroba ekstraselular, sedangkan sel CD8 yg mempunyai fungsi sitolitik (CTL) akan memusnahkan mikroorganisme intrasel.

KEBERHASILAN IMUNISASI
STATUS IMUN PEJAMU
Keberhasilan imunisasi tergantung pada beberapa faktor, yaitu status imun pejamu, faktor genetik pejamu, serta kualitas dan kuantitas vaksin.

Kemampuan tubuh untuk memproduksi antibodi spesifik terhadap vaksin yg adekuat dan efisien sangat menentukan keberhasilan vaksinasi.
Kemampuan tersebut dapat terganggu antara lain oleh tingkat kemampuan respons imun atau oleh gangguan pengenalan antigen vaksin.
Gangguan pengenalan vaksin misalnya dapat terjadi karena masih terdapat antibodi maternal dalam sirkulasi bayi.
Antibodi terhadap virus campak pada bayi yg diperoleh melalui transmisi maternal semasa janin akan menetralisasi antigen vaksin campak sehingga hasil vaksinasi tidak memuaskan.
Tetapi kandungan antibodi sekretori sIgA antipolio dalam air susu ibu (ASI) tidak mempengaruhi keberhasilan vaksinasi polio yg diberikan secara oral.
Laporan penelitian Divisi Alergi-Imunologi Anak FKUI/ RSCM Jakarta menunjukkan bahwa kadar sIgA antipolio tinggi hanya terdapat pada kolostrum dan tidak ditemukan lagi pada ASI setelah bayi berumur 5 bulan.
Karena itu pada masa pemberian kolostrum (kurang atau sama dengan 3 hari setelah lahir) sebaiknya ASI tidak diberikan dahulu dalam waktu 2 jam sebelum dan sesudah vaksinasi polio oral.

Keberhasilan vaksinasi memerlukan maturitas imunologik.
Pada bayi neonatus fungsi makrofag masih kurang terutama fungsi mempresentasikan antigen karena ekspresi HLA (Human Leucocyte Antigen) masih kurang pada permukaannya, selain deformabilitas membran serta respons kemotaktik yg masih kurang.
Kadar komplemen dan aktivitas opsonin komplemen masih rendah, demikian pula aktivitas kemotaktik serta daya lisisnya.
Fungsi sel Ts (T supresor) relatif lebih menonjol dibandingkan pada bayi atau anak karena memang fungsi imun pada masa intra uterin lebih ditekankan pada toleransi dan hal ini masih terlihat pada bayi baru lahir.
Pembentukan antibodi spesifik terhadap antigen tertentu masih kurang.
Jadi vaksinasi pada neonatus akan memberikan hasil yg kurang dibandingkan pada anak sehingga memerlukan imunisasi ulang dan imunisasi penguatan.

Status imun mempengaruhi hasil imunisasi.
Individu yg mendapat obat imunosupresan, menderita defisiensi imun kongenital, atau menderita penyakit yg menimbulkan defisiensi imun sekunder seperti pada penyakit keganasan juga akan mempengaruhi keberhasilan vaksinasi.
Bahkan adanya defisiensi imun merupakan indikasi kontra pemberian vaksin hidup karena dapat menimbulkan penyakit pada individu tersebut.
Demikian pula vaksinasi pada individu yg menderita penyakit infeksi sistemik seperti campak, tuberkulosis milier akan mempengaruhi pula keberhasilan vaksinasi.

Keadaan gizi yg buruk akan menurunkan fungsi sel sistem imun seperti makrofag dan limfosit.
Imunitas selular menurun dan imunitas humoral spesifisitasnya rendah.
Meskipun kadar globulin gamma normal atau bahkan meninggi, imunoglobulin yg terbentuk tidak dapat mengikat antigen dengan baik karena terdapat kekurangan asam amino yg dibutuhkan untuk sintesis antibodi.
Kadar komplemen juga berkurang dan mobilisasi makrofag berkurang, akibatnya respons terhadap vaksin atau toksoid berkurang.

FAKTOR GENETIK PEJAMU
Interaksi antara sel-sel sistem imun dipengaruhi oleh variabilitas genetik.
Secara genetik respons imun manusia dapat dibagi atas responder baik, cukup, dan rendah terhadap antigen tertentu.
Ia dapat memberikan respons rendah terhadap antigen tertentu tetapi terhadap antigen lain dapat lebih tinggi.
Karena itu tidak heran bila kita menemukan keberhasilan vaksinasi yg tidak 100%.

Faktor genetik dalam respons imun dapat berperan melalui gen yg berada pada kompleks MHC (Major Histocompatibility Complex) dan gen non MHC.
Gen kompleks MHC berperan dalam presentasi antigen.
Sel Tc akan mengenal antigen yg berasosiasi dengan molekul MHC kelas I.
Sel Tc serta Th akan mengenal antigen yg berasosiasi dengan molekul MHC kelas II.
Jadi respons sel T diawasi secara genetik sehingga dapat dimengerti bahwa akan terdapat potensi variasi respons imun.
Pada gen non MHC, secara klinis kita melihat adanya defisiensi imun yg berkaitan dengan gen tertentu misalnya agamaglobulinemia yg terangkai dengan kromosom X yg hanya terdapat pada anak laki-laki atau penyakit alergi yaitu penyakit yg menunjukkan perbedaan respon imun terhadap antigen tertentu merupakan penyakit yg diturunkan.
Faktor-faktor ini menyokong adanya peran genetik dalam respons imun, hanya saja mekanisme yg sebenarnya belum diketahui.

KUALITAS DAN KUANTITAS VAKSIN
Vaksin adlah mikroorganisme atau toksoid yg diubah sedemikian rupa sehingga patogenisitas dan toksisitasnya berkurang atau hilang tetapi masih tetap mengandung sifat antigenisitas.
Beberapa faktor kualitas dan kuantitas vaksin dapat menentukan keberhasilan vaksinasi, seperti cara pemberian, dosis, frekuensi pemberian ajuvan yg dipergunakan, dan jenis vaksin.

-Cara pemberian vaksin akan mempengaruhi respons imun yg timbul.
Misalnya vaksin polio oral akan menimbulkan imunitas lokal di samping sistemik, sedangkan vaksin polio parenteral akan memberikan imunitas sistemik saja.

-Dosis vaksin terlalu tinggi atau terlalu rendah mempengaruhi respon imun yg terjadi.
Dosis terlalu tinggi akan menghambat respons imun yg diharapkan, sedang dosis terlalu rendah tidak merangsang sel imunokompeten.
Dosis yg tepat diketahui dari hasil uji klinis, karena itu dosis vaksin harus sesuai dengan dosis yg direkomendasikan.

-Frekuensi pemberian mempengaruhi respons imun yg terjadi.
Sebagaimana telah kita ketahui, respons imun sekunder menimbulkan sel efektor aktif lebih cepat, dan produksi serta afinitas lebih tinggi.
Di samping frekuensi, jarak pemberian vaksin juga mempengaruhi respons imun yg terjadi.
Bila pemberian vaksin berikutnya diberikan pada saat kadar antibodi spesifik masih tinggi maka antigen yg masuk segera dinetralkan oleh antibodi spesifik yg masih tinggi tersebut sehingga tidak sempat merangsang sel imunokompeten.
Bahkan dapat terjadi apa yg dinamakan reaksi Arthus yaitu bengkak kemerahan di daerah suntikan antigen akibat pembentukan kompleks antigen-antibodi lokal sehingga terjadi peradangan lokal.
Karena itu pemberian ulang (booster) sebaiknya mengikuti apa yg dianjurkan produsen vaksin sesuai dengan hasil uji klinis.

-Ajuvan adalah zat yg secara nonspesifik dapat meningkatkan respons imun terhadap antigen.
Ajuvan akan meningkatkan respons imun dengan mempertahankan antigen pada atau dekat dengan tempat suntikan dan mengaktivasi sel APC (Antigen Presenting Cells) untuk memproses antigen secara efektif dan memproduksi interleukin yg akan mengaktifkan sel imunokompeten lainya.

-Jenis vaksin hidup akan menimbulkan respons imun lebih baik dibandingkan vaksin mati atau yg diinaktivasi, atau vaksin komponen mikroorganisme.
Rangsangan sel Tc memori membutuhkan suatu sel yg terinfeksi karena itu dibutuhkan vaksin hidup.
Vaksin hidup diperoleh dengan cara atenuasi (dilemahkan) untuk menghasilkan organisme yg hanya dapat menimbulkan penyakit yg sangat ringan..

Atenuasi diperoleh dengan memodifikasi kondisi tempat tumbuh mikroorganisme, misalnya suhu yg tinggi atau rendah, kondisi anaerob, atau menambah empedu pada media kultur seperti pada pembuatan vaksin BCG yg sudah ditanam selama 13 tahun.
Dapat pula dipakai mikroorganisme yg virulen untuk spesies lain tetapi untuk manusia avirulen misalnya virus cacar sapi

PERSYARATAN VAKSIN
Apabila dilihat dari sudut pandang mekanisme respons imun terhadap pajanan antigen maka terdapat empat faktor sebagai persyaratan vaksin, yaitu:
1.Mengaktivasi APC untuk mempresentasikan antigen dan memproduksi sitokin.
2.Mengaktivasi sel T dan sel B untuk membentuk banyak sel memori.
3.Mengaktivasi sel Th dan sel Tc terhadap beberapa epitop antigen untk mengatasi variasi respon imun yg ada dalam populasi karena adanya polimorfisme MHC.
4.Memberi antigen yg persisten, mungkin dalam sel folikular dendrit jaringan limfoid tempat sel B memori direkrut sehingga dapat merangsang sel B sewaktu-waktu menjadi sel plasma yg membentuk antibodi terus-menerus sehingga kadarnya tetap tinggi.

Apakah persyaratan ini seluruhnya atau sebagian saja, tergantung dari ada atau tidaknya variasi genetik dan respons imun yg diinginkan.
Vaksin yg memenuhi keempat persyaratan tersebut adalah vaksin hidup.
Pada umumnya antibodi yg terbentuk akibat vaksinasi sudah cukup untuk mencegah terjadinya infeksi sehingga pembentukan sel Tc terhadap berbagai epitop antigen tidak merupakan keharusan.
Pada penyakit difteria dan tetanus misalnya yg dibutuhkan adalah antibodi untuk netralisasi toksin.

PEDOMAN IMUNISASI di INDONESIA
Bersambung ...
=======================================================================
www.sahabat-wangi.com/index.php?id=drfreddy
WA 081808395318
BBM 5376DABF
Email: federicomahora@outlook.com
http://freddyfragrance.blogspot.co.id/

Jangan lupa "Like" www.facebook.com/federicomahoraindonesia#

Mau Beli Parfum atau Jualan Juga?


Selasa, 29 September 2015

NILAI IMUNISASI PII.I.2. THE VALUE OF VACCINATION

Mau Beli Parfum atau Jualan Juga?


PII.I.2. THE VALUE OF VACCINATION

Diketik kembali dari Pedoman Imunisasi di Indonesia edisi 4, Bab I.2, dengan penulis asli: Sri Rezeki S Hadinegoro

Pendahuluan
Dalam dunia kesehatan dikenal 3 pilar utama dalam meningkatkan kesehatan masyarakat yaitu preventif atau pencegahan, kuratif atau pengobatan, dan rehabilitatif.
Melalui upaya pencegahan penularan dan transmisi penyakit infeksi yg berbahaya akan mengurangi morbiditas dan mortalitas penyakit infeksi pada anak, terutama kelompok di bawah umur 5 tahun.
Penyediaan air bersih, Nutrisi yg seimbang, Pemberian air susu ibu eksklusif, Menghindari pencemaran udara di dalam rumah, Keluarga berencana, dan Vaksinasi merupakan unsur utama dalam upaya pencegahan.
Penyakit infeksi yang berbahaya berarti penyakit tersebut dapat menyebabkan kematian dan kecacatan seumur hidup dan akan menyebabkan beban masyarakat di kemudian hari.

Mempelajari vaksinasi, dunia telah menapaki jalan yg panjang.
Sejak para ahli dalam bidang vaksinasi yaitu Edward Jenner, Louis Pasteur, Emil von Behring, dan Shibasaburo Kitasato, Johan Salk, dan Albert Sabin, selama hampir 3 abad yaitu antara tahun 1689 sampai tahun 1950-an telah meletakkan dasar-dasar imunisasi yang kita kenal saat ini.
Sampai akhirnya kini telah dikenal secara luas adanya vaksin sebagai ‘alat’ yg efektif dan murah untuk perbaikan kesehatan umat manusia.
Anak-anak di semua negara secara rutin telah mendapat imunisasi untuk mencegah penyakit berbahaya sehingga imunisasi merupakan dasar kesehatan masyarakat.

Namun, disayangkan masih banyak negara berkembang yg masih belum dapat mencapai universal child immunization (UCI) karena cakupan imunisasi yg rendah.
Sebenarnya apabila UCI dapat dicapai maka kita dapat menyelamatkan 3 juta anak yang meninggal akibat penyakit yg dapat dicegah dengan imunisasi setiap tahun.

Upaya imunisasi di Indonesia dapat dikatakan telah mencapai tingkat yg memuaskan.
Namun, dari Survei Kesehatan dan Demografi Indonesia (SKDI) diketahui bahwa pada 2 tahun terakhir cakupan imunisasi sangat dirasakan dengan ditemukannya kembali kasus poilo dan difteria di negara kita.
306 orang anak menderita poliomielitis pada periode Mei 2005 sampai dengan Februari 2006 sebagai akibat cakupan vaksinasi polio yg menurun di daerah Cidahu, Sukabumi.
Angka kejadian difteria yg masih tinggi pada tahun 2000 ditemukan 1036 kasus dan 174 kasus pada th 2007 merupakan bukti bahwa vaksinasi DPT tidak merata.
Keadaan yg memprihatinkan ini ditambah lagi dengan maraknya kampanye anti vaksin yg disuarakan oleh kelompok tertentu.
Pandangan negatif terhadap vaksinasi bukan saja dikemukakan oleh masyarakat awam namun juga oleh sebagian petugas kesehatan.

MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS SASARAN TAHUN 2015
Dunia telah bersepakat untuk melakukan upaya mensejahterakan masyarakatnya bersama-sama.
Kesepakatan tersebut tertuang dalam program Millenium Development Goals (MDGs) = Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium.
Sebagai bagian dari upaya untuk memenuhi komitment tersebut, Indonesia selaku salah satu negara yang turut menandatangani Deklarasi Milenium pada September 2000, Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencana Pembangunan Nasional telah mengeluarkan Laporan Perkembangan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium pada Februari 2004.
Pencapaian MDGs tujuan (goal) nomer 4 adalah menurunkan kematian anak, dengan target menurunkan angka kematian balita menjadi 2/3 dari tahun 1990 ke tahun 2015.
Menurut SKDI angka kematian balita tahun 1998-2003 adalah 46 per 1000 kelahiran hidup, jauh menurun dibandingkan 216 per 1000 kelahiran hidup tahun 1960.
Namun kita perlu sadari bahwa angka kematian bayi di Indonesia tertinggi di antara negara ASEAN (4,6 kali di Malaysia, 1,3 kali Filipina, dan 1,8 kali kematian bayi di Thailand).
Target tahun 2015 angka kematian balita harus turun menajdi 23 per 1000 kelahiran hidup.
Di dalam mencapai tujuan keempat MDGs, program vaksinnais menduduki peran yg sangat penting dan strategis.
Mengapa?
Apa saja kelebihan yg berada di balik program imunisasi tsb?
Saya meminjam istilah seorang pakar health economist David Bloom yg mengupas tentang the values of vacination.

IMUNISASI SEBAGAI UPAYA EFEKTIF PENCEGAHAN PENYAKIT.
Seorang dapat menderita penyakit infeksi sebagai akibat dari interaksi antara “host” (pejamu) yaitu orang yg diserang penyakit, “agent” (mikroorganisme penyebab penyakit, dapat bersifat ganas atau tidak , dan “enviroment” (lingkungan yg menyokong terjadinya penyakit).
Apabila salah satu komponen dominan atau lemah maka infeksi tersebut akan terjadi.
Dalam upaya pencegahan, kita dapat mengendalikan faktor pejamu.
Melalui imunisasi dapat diupayakan mempertinggi kekebalan pejamu terhadap penyakit tertentu sehingga dapat melawan mikroorganisme penyebab penyakit, tanpa harus mengalami sakit terlebih dahulu.
Mengingat pemberian antibiotik tidak menyelesaikan semua masalah penyakit infeksi, maka lebih bijak apabila kita dapat mencegah terjangkitnya penyakit infeksi.
Dalam sepuluh tahun terakhir, duinia sudah mengubah paradigma kuratif ke arah preventif, yg lebih murah dan efektif.

DAMPAK IMUNISASI SECARA INDIVIDU DAN SOSIAL
Nilai (value) vaksin dibagi dalam 3 kategori yaitu secara individu, sosial, dan keuntungan dalam menunjang sistem kesehatan nasional.
Secara singkat, apabila seseorang anak telah mendapat vaksinasi maka 80%-95% akan terhindar dari penyakit infeksi yg ganas.
Makin banyak bayi/ anak yg mendapat vaksinasi (dinilai dari cakupan imunisasi), makin terlihat penurunan angka kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas).
Kekebalan individu ini akan mengakibatkan penularan penyakit dari anak ke anak lain atau kepada orang dewasa yg hidup bersamanya.
Inilah yg disebut keuntungan sosial, karena dalam hal ini 5%-20% anak yg tidak diimunisasi akan juga terlindung, disebut herd immunity atau kekebalan komunitas.
Maka mendeteksi daerah penularan penyakit melalui program imunisasi sangat membantu mencari siapa target vaksinasi sehingga akan tepat sasaran dan lebih cepat menurunkan insidens penyakit, upaya ini disebut source drying.

Keuntungan lain, dengan menurunnya angka kesakitan akan menurunkan pula biaya pengobatan dan perawatan di rumah sakit, mencegah kematian dan kecacatan yg akan menjadi beban masyarakat seumur hidupnya.
Dengan mencegah seorang anak dari penyakit infeksi yg berbahaya, berarti akan meningkatkan kualitas hidup anak dan meningkatkan daya produktivitas di kemudian hari.
Perlu diingat bahwa 30% dari anak-anak masa kini adalah generasi yg akan memegang kendali pemerintahan di masa yg akan datang.

Vaksinasi merupakan upaya paling ampuh dalam mencegah penyebaran/ penularan penyakit infeksi yg ganas dan menular dari orang ke orang lain.
Sebagai pengalaman yg tidak mungkin terlupakan adalah terjadinya “reinfeksi polio” di negara kita, Februari 2005.
Sebenarnya program vaksinasi polio di negara kita sudah sangat baik, hal ini dibuktikan dengan tidak ditemukan lagi kasus polio di Indoensia sejak tahun 1995.
Namun mengapa pada awal th 2005 ada kasus polio kembali?
Cakupan imunisasi polio yg rendah membuat suatu daerah rentan thd penularan.
Kasusu polio impor dari Sudan ditemukan di Sukabumi, Jawa Barat, dalam waktu yg sangat singkat dapat menyebar sampai Nangroe Aceh Darusalam dan dari Jawa Barat menyebar sampai ke Jawa Timur dan pulau Madura.
Dalam waktu kurang dari 6 bulan telah ditemukan 306 kasus polio dengan kelumpuhan yg menetap.
Melalui upaya yg menghabiskan dana yg sangat besar (PIN 6 kali dan Sub PIN 5 kali), dan menguras tenaga para petugas kesehatan yg dibantu para kader telah menghalau penyakit polio dari bumi kita, terbukti kasus polio terakhir dilaporkan pada tanggal 22 Februari 2006 di NAD.

KEAMANAN VAKSIN DIUTAMAKAN
Upaya imunisasi di Indonesia yg telah dilakukan sejak tahun 70-an pada bayi dan anak, merupakan program untuk memenuhi Konvensi Hak Anak yg diberlakukan sejak 2 September 1990 oleh PBB.
Konvensi Hak Anak meliputi hak atas kelangsungan hidup (survival), hak untuk berkembang (development), hak atas perlindungan (protection) dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat (participation).
Maka sebagai upaya nyata, pemerintah bersama orang tua mempunyai kewajiban memberikan upaya kesehatan terbaik demi tumbuh kembang anak, dan imunisasi merupakan upaya pencegahan yg efektif terhadap penyakit infeksi yg dapat menyebabkan kematian dan kecacatan.
Dengan makin banyaknya bayi/ anak yg mendapat imunisasi, penyakit yg dicegah tersebut makin arang terlihat lagi.
Di lain pihak, rasa ketakutan kepada efek samping vaksinasi menjadi lebih dominan dibandingkan dengan ketakutan terhadap penyakitnya.
Padahal akibat dari penyakit jelas lebih membahayakan dibandingkan dengan dampak imunisasi.
Misalnya anak yg terkena campak akan mengalami demam tinggi (terjadi pada 90%) sehingga anak dapat mengalami kejang untuk anak yg mempunyai riwayat kejang demam, dapat mengalami pneumonia 40% kasus, atau ensefalitis 2% sebagai komplikasi campak.
Sedangkan akibat imunisasi campak tidak seberapa apabila dibanding dengan penyakitnya, demam yg akan timbul satu minggu setelah imunisasi terjadi pada sekitar 10% dari anak yg diimunisasi dan dapat diobati dengan obat penurun panas.

Berbagai jenis vaksin yg beredar di masyarakat sejak 10 tahun terakhir, merupakan vaksin yg aman dan ampuh.
Berarti, vaksin yg dipergunakan di seluruh dunia mempunyai keamanan yg sama karena mempergunakan standar internasional.
Di samping itu, vaksin tersebut dapat menimbulkan kekebalan yg lebih baik dan lebih tinggi kadarnya, sehingga bertahan dalam jangka waktu yg lebih lama daripada vaksin terdahulu.
Vaksin adalah mikroorganisme atau toksoid yang diubah sedemikian rupa sehingga patogenitas atau toksisitasnya hilang tetapi masih dapat mengandung sifat antigenisitas.
Pada dasarnya vaksin dibagi menjadi vaksin dibagi menjadi vaksin hidup yg dilemahkan (live attenuated vaccine) dan vaksin mati (killed inactivated vaccine)
Vaksin hidup mempunyai kelebihan karena dapat menghasilkan kadar antibodi yg lebih tinggi dan pada umumnya bertahan lama.
Namun, dapat menimbulkan reaksi simpang yg berat, sesuai dengan infeksi alami.
Sedangkan vaksin mati, dapat berupa mikroorganisme utuh atau komponennya.
Komponen yg dipilih adalah komponen mikroorganisme (antigen) yg bersifat imunogen artinya yg bertanggung jawab terhadap respons antibodi yg diinginkan.
Keuntungan vaksin mati/ komponen pada umumnya tidak memberikan reaksi simpang yg berat (reaksi sistemik), namun menyebabkan reaksi simpang lokal (pada tempat suntikan).
Reaksi lokal tersebut disebabkan oleh zat lain yg terdapat di dalam vaksin seperti adjuvant, preservations, buffer, antibiotik, atau zat pelarut.
Zat-zat tersebut diperlukan untuk meningkatkan titer antibodi yg dibentuk, sebagai pengawet ataupun melindungi terhadap kontaminan pada vaksin yg dikemas sebagai multi dose vial.

Keinginan menghasilkan vaksin yg lebih aman dan dapat memberikan perlindungan selama mungkin, membuat para ahli berupaya mengurangi reaksi simpang yg dapat ditimbulkan, mencari antigen yg tepat, mencari adjuvant yg aman untuk meningkatkan kadar antibodi protektif sehingga bertahan lebih lama,memilih protein aktif yg dapat berkonyugasi dengan antigen polisakarida, serta mempergunakan DNA recombinant.
Maka dengan teknologi rekayasa genetik, dapat dihasilkan vaksin-vaksin dengan teknologi baru seperti vaksin rekombinan (vaksin rekombinan HepB), vaksin split (vaksin influenza), vaksin aselular pertusis, vaksin konjugasi (vaksin pneumokokus, meningokokus), vaksin kombinasi (vaksin DTP-Hib, DTP-hepatitis B, DTP-Hib-IPV), adjuvanted vaccine (vaksin HPV), dan vaksin DNA (vaksin dengue).

Keamanan vaksin tercermin dari kualitas dan kuantitas vaksin yg diberikan, yg akan menentukan keberhasilan vaksinasi seperti cara pemberian, dosis, interval pemberian, dan jenis vaksin.
Cara pemberian vaksin akan mempengaruhi respons imun yg timbul.
Misalnya vaksin polio oral (OPV) akan menimbulkan imunitas lokal di samping sistemik, sedang vaksin polio parenteral (IPV) akan memberikan imunitas sistemik yg lebih baik daripada lokal.
Hal lain mengenai dosis vaksin, dosis yg terlalu tinggi atau terlalu rendah akan mempengaruhi respons imun.
Dosis terlalu tinggi akan menghambat respons imun, sedang dosis terlalu rendah tidak merangsang sel imunokompeten.
Maka dosis yg tepat adalah dosis yg sesuai dengan dosis yg direkomendasikan.
Frekuensi pemberian juga mempengaruhi respons imun yg terjadi.
Respons imun sekunder menimbulkan sel efektor aktif lebih cepat, lebih tinggi produksinya, dan afinitasnya yg lebih tinggi.
Di samping frekuensi, jarak pemberian pun akan mempengaruhi respons imun yg terjadi.
Apabila pemberian vaksin berikutnya diberikan pada saat kadar antibodi spesifik masih tinggi, maka antigen yg masuk segera dinetralkan oleh antibodi spesifik yg masih tinggi tersebut sehingga tidak sempat merangsang sel imunokompeten.
Bahkan dapat terjadi apa yg dinamakan reaksi Arthus, yaitu bengkak kemerahan di daerah suntikan antigen akibat pembentukan kompleks antigen-antibodi lokal sehingga terjadi peradangan lokal.
Oleh karena itu jadwal pemberian ulang (booster) sebaiknya mengikuti apa yg dianjurkan.

Ajuvan adalah zat yg secara nonspesifik dapat meningkatkan respons imun terhadap antigen.
Ajuvan akan meningkatkan respons imun dengan mempertahankan antigen pada atau dekat dengan tempat suntikan, dan mengaktivasi sel APC (Antigen Presenting Cells) untuk memproses antigen secara efektif dan memproduksi interleukin yg akan mengaktifkan sel imunokompeten lainnya.
Namun adjuvan dapat menyebabkan reaksi lokal pasca imunisasi, walaupun pada umumnya ringan.
Keberhasilan imunisasi juga tergantung pada status imun pejamu dan faktor genetik maka untuk individu dengan defisiensi imun diperlukan panduan imunisasi khusus.

RISK AND BENEFITS OF IMMUNIZATION
INVESTASI KESEHATAN
Beberapa ahli memperkirakan bahwa vaksinasi mempunyai nilai di bawah keperluan esensial lain seperti pengobatan dan pendidikan, maka keluarga harus menabung untuk keperluan tersebut.
Tidak terpikirkan oleh mereka bahwa pencegahan penyakit akan mengurangi biaya pengobatan dan meningkatkan mutu pendidikan akan mengurangi biaya pengobatan dan meningkatkan mutu pendidikan apabila anak tetap sehat.
Oleh karena itu para ahli kesehatan masyarakat mengatakan program imunisasi sangat efektif dan murah apabila diberikan dalam cakupan yg luas, secara nasional.
Imunisasi berguna sebagai investasi untuk kesejahteraan anak masa depan, seperti yg dilaporkan dalam World Development Report tahun 1993 yaitu investing in health.
Untuk menghitung berapa nilai vaksinasi sebagai alat pencegahan penyakit, diperlukan perhitungan secara farmako-ekonomi, dengan memperhitungkan terlebih dahulu parameter yg akan dipergunakan.
Badan Kesehatan Dunia untuk Regional Asia Tenggara (WHOSEARO), mengatakan bahwa apabila suatu negara memerlukan vaksin sebagai upaya pencegahan penyakit secara nasional, harus melalui beberapa tahapan pemikiran dan strategi.

PERTAMA, tentukan besaran masalah penyakit yg akan dicegah dengan vaksinasi tersebut, disebut burden of disease.
Jadi kita harus tahu penyebab penyakit infeksi tersebut, data dari kelompok usia beberapa yg paling banyak terkena, bagaimana gejala penyakitnya, bagaimana cara penularannya, berapa besar kematian, bagaimana pengobatan dan bagaimana apabila terjadi komplikasi, apakah jika setelah anak sembuh akan menderita kecacatan seumur hidup?
Sehingga dengan demikian dapat dinilai berapa uang yg dapat diinvestasikan dibandingkan pengeluaran yg harus dikeluarkan apabila anak sakit.
Sebagai contoh, kematian anak di bawah umur 1 tahun di Indonesia 75% disebabkan karena infeksi saluran nafas akut, komplikasi perinatal (bayi umur 0-28 hari), dan diare.
Maka upaya untuk mengatasi ketiga penyebab kesakitan dan kematian utama tersebut harus diutamakan.
Cukup banyak vaksin yg dapat dicegah penyakit yg berhubungan dengan infeksi saluran nafas akut, yaitu vaksinasi campak dapat mencegah 20%, pertusis 15%, Hib 8%, dan pneumokokus 25%.
Mengingat hampir 50% dari diare disebabkan oleh rotavirus, maka vaksinasi rotavirus akan sangat bermanfaat dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian pada diare.

KEDUA, kajian terhadap vaksin yg akan dipergunakan secara masal.
Bagaimana keamanan vaksin, berapa lama menimbulkan kekebalan, bagaimana efek samping yg dapat terjadi setelah diimunisasi (kejadian ikutan pasca imunisasi/ KIPI), berapa besar vaccine efficacy dalam upaya mencegah penyakit (diketahui dari pemantauan jangka panjang).

KETIGA, keberadaan jumlah vaksin yg telah beredar harus senantiasa dijaga (sustainable), untuk hal ini produsen vaksin harus memperhatikan keadaan jumlah vaksin di pasaran tidak boleh sampai kekurangan.

KEEMPAT, menghitung keuntungan dan kerugian dalam menerima vaksin baru (cost benefit analysis).
Dalam penghitungan cost benefit, semua keuntungan, dan kerugian dihitung dalam bentuk uang.
Termasuk di dalamnya berapa biaya perawatan dan pengobatan apabila sakit, kerugian tidak sekolah, kerugian orang tua menunggu anaknya apabila sakit sehingga tidak bekerja, dan yg paling penting berapa kerugian apabila menjadi cacat seumur hidup.
Di pihak lain berapa keuntungan yg didapatkan termasuk peningkatan kualitas hidup naka sehingga tidak terkena penyakit, efektifitas dan efikasi vaksin untuk mencegah penyakit, dan peningkatan nilai kesehatan orang di sekitarnya (indirect impact/ herd immunity).
Analisis tersebut dihitung dengan DALY’s score.

EXTENDING LIFE EXPECTANCY
Melalui penilaian hal-hal yg telah disebutkan, akan dapat dirasakan bahwa dengan memberikan vaksinasi pada seorang bayi/ anak lebih banyak manfaatnya daripada kerugiannya.
Imunisasi dapat mencegah penyakit di masa depan.
Sebagai contoh hepatitis B, melalui imunisasi hepatitis B pada bayi dapat mencegah kejadian hepatocarcinoma pada umur produktif (30-40 tahun).
Oleh karena sekitar 90% bayi yg dilahirkan oleh ibu dengan infeksi hepatitis B aktif akan mengalami infeksi virus hepatitis B, 95% akan berkembang menjadi kronik dan menjadi kanker hati di kemudian hari.
Contoh lain, pemberian vaksinasi tetanus minimal harus diberikan 5 kali seumur hidup, untuk mencegah hampir 100% tetanus neonatorum pada bayi yg dilahirkan.
Demikian juga vaksinasi MMR pada anak di usia 15 bulan dan 5 tahun, akan mencegah cacat bawaan apabila di kemudian hari telah menjadi seorang ibu.
Ibu hamil yg menderita rubela akan melahirkan bayi dengan cacat bawaan disebut rubela kongenital (76%) dengan kelainan jantung bawaan, katarak, microcephal, sehingga keterlambatan perkembangan anak.
Dengan beberapa contoh tersebut, dapat dikatakan bahwa imunisasi merupakan investasi untuk mendapatkan kesejahteraan di masa depan dan akan memperpanjang usia harapan hidup.

MENCEGAH PERKEMBANGAN BAKTERI YG RESISTEN TERHADAP ANTIBIOTIK
Keuntungan lain dari pencegahan infeksi, adalah mencegah terjadinya resistensi antibiotik terhadap bakteri penyebab.
Melalui pencegahan penyakit, insiden penyakit akna menurun oleh karena transmisis penyakit menurun, termasuk menurunnya bakteri yg resisten terhadap antibiotik.
Tampak penurunan angka kejadian resistensi terhadap Streptococcus pneumonia mengikuti program vaksinasi pneumokokus konyugasi di Amerika Serikat sejak tahun 2000.

KEAMANAN MELAKUKAN PERJALANAN KE NEGERI ENDEMIK
Imunisasi sangat penting untuk keamanan perjalanan ke negara endemik suatu penyakit, misalnya calon haji harus mendapat vaksinasi meningitis meningokok.
Berkumpulnya begitu banyak orang dari segala penjuru dunia, terutama dari daerah meningitis belt di Afrika.
Oleh karena meningokokus tidak ada di Indonesia, maka orang Indonesia tidak mempunyai antibodi terhadap meningokok dan rentan terhadap penularan.
Penyakit lain yg diperlukan untuk berkunjung ke luar negeri adalah yellow fever dan Japanese encephalitis.

PENINGKATAN PERTUMBUHAN EKONOMI
Peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu negara tentunya akan lebih baik apabila masyarakatnya lebih sehat sehingga anggaran untuk pengobatan dapat dialihkan kepada keperluan lain yg membutuhkan.
Perhatian orang tua pun dapat terpusat pada peningkatan ekonomi dan tidak diganggu oleh kesakitan anak-anaknya.

PENINGKATAN PERDAMAIAN
World Health Organization membuat ilustrasi yg telah terjadi di Bangladesh saat akan dilakukan imunisasi masal (PIN polio) maka untuk sementara kedua organisasi yg sedang bertengkar, damai untuk sementara.
Jadi walaupun dalam keadaan perang, imunisasi dapat menjadi upaya perdamaian demi kesehatan masyarakatnya.

PENCEGAHAN TERHADAP BIOTERRORISM
Isu bioterrorism akhir-akhir ini muncul sebagai hal yg mengancam keamanan suatu negara.
Dengan pemberian vaksinasi lengkap, maka kita tidak perlu khawatir terhadap isu tersebut yg mungkin belum tentu benar.

HORMATI ORANG TUA UNTUK MEMILIH
Dalam dunia kedokteran modern, hak otonomi orang tua sebagai pengasuh anaknya tidak boleh dilupakan.
Dalam istilah etik kedokteran dikenal 3 pilar utama yaitu Beneficence, Nonmaleficence, dan Justice.
Hal tersebut mempunyai implikasi kepada dokter untuk selalu menghormati kehendak orang tua karena anak tidak dapta mengemukakan pendapatnya sendiri.
Orang tua akan memilih hal yg mereka “kehendaki” walaupun  sebenarnya hal tersebut salah.
Oleh karena itu, dalam menentukan pilihan orang tua untuk anaknya harus mendapat keterangan yg benar.
Penerangan yg tidak benar terutama mengenai keamanan vaksin akan menyebabkan pendapat negatif orang tua terhadap imunisasi secara keseluruhan.
Apalagi publikasi negatif terhadap imunisasi sangat mudah didapat baik di toko buku maupun di dunia maya (internet).
Penting harus dijelaskan bahwa memberikan vaksinasi kepada anaknya jauh lebih menguntungkan (secara individu dan sosial/ lingkungannya) daripada kerugiannya (kejadian ikutan pasca imunisasi).
Sehingga dapat dikatakan imunisasi adalah investasi untuk kesehatan manusia di masa depan.

Beneficence berarti berbuat baik untuk mendapat outcome yg lebih baik dan dalam aspek imunisasi pada umumnya terkenal istilah ‘common good’ atau ‘public good’.
Sedangkan non-maleficence berarti ‘to do no harm’ yg dalam aspek imunisasi berarti apakah pemberian vaksinasi dapat menimbulkan risiko negatif, misalnya vaksin pertusis dapat menimbulkan risiko kejadian ikutan pasca imunisasi ensefalopati.
Seorang anak mempunyai hak untuk tetap sehat yg merupakan salah satu keadilan dalam upaya kesehatan, termasuk imunisasi.
Jadi dalam keadilan termasuk hak asasi anak dan orang tuanya untuk mendapat imunisasi.
Dalam hal imunisasi termasuk pemberian vaksin baru, maka pemerintah mempunyai kewajiban untuk mengadakannya dan memberikan kepada anak untuk melawan penyakit yg berbahaya.
Apabila orang tua menolak anaknya diimunisasi, hal tersebut juga merupakan hak asasi orang tua untuk menolak.
Namun kita wajib memberikan informasi yg jelas dan mudah dimengerti.

Diharapkan pada era demokrasi terkait dengan pemberian imunisasi, kehendak orang tua harus dihormati dalam memilih imunisasi bagi anaknya.
Namun, penerangan nilai-nilai yg terkandung dalam upaya imunisasi harus diberikan secara baik dan bijaksana sehingga kemantapan program imunisasi di Indonesia akan tercapai.
Value dari vaksinasi perlu disebarluaskan dalam mengatasi negative campaign terhadap imunisasi yg akhir-akhir ini berkembang di negara kita.

PEDOMAN IMUNISASI di INDONESIA
Bersambung ...
=======================================================================

www.sahabat-wangi.com/index.php?id=drfreddy
WA 081808395318
BBM 5376DABF
Email: federicomahora@outlook.com
http://freddyfragrance.blogspot.co.id/

Jangan lupa "Like" www.facebook.com/federicomahoraindonesia#

Mau Beli Parfum atau Jualan Juga?


Minggu, 20 September 2015

PII.I.1 IMUNISASI UPAYA PENCEGAHAN PRIMER

Mau beli atau jualan parfum?


PII.I.1 IMUNISASI UPAYA PENCEGAHAN PRIMER

Diketik ulang dari PEDOMAN IMUNISASI DI INDONESIA BAB I.1 yang ditulis oleh I.G.N Gde Ranuh

Penduduk Indonesia pada tahun 2006 telah melampaui 220 juta dan ditengarai pula bahwa pertumbuhan penduduk bergerak lebih cepat, tidak sesuai dengan perhitungan semula.
Pengendalian pertumbuhan penduduk hanya difokuskan pada pasangan usia subur yg sangat miskin yg notabene jumlahnya kecil sekali yaitu 19% dari total jumlah pasangan usia subur di Indonesia.

Perhitungan terdahulu mengatakan bahwa laju pertumbuhan penduduk akan terus turun  bahkan pada tahun 2020-2025 dimungkinkan mencapai 0,92%!
Namun kenyataan dewasa ini laju pertumbuhan penduduk Indonesia telah mencapai angka yg cukup tinggi: 1,3%
Jumlah anak di bawah umur 15th masih merupakan golongan penduduk yang sangat besar, yaitu kurang lebih sebesar 70juta (30,26%) dan usia balita sebesar 23,7juta (10,4%).

Masalah lain yg penting dan memprihatinkan adalah meningkatnya kurang gizi di berbagai pelosok Indonesia.
Apabila gizi kurang sebesar 37,5% pada tahun 1998 berhasil ditekan mencapai 19,3% pada tahun 2002, gizi buruk sebesar 6,3% pada tahun 1989 tidak berhasil ditekan bahkan setelah tahun 2002 berprevalensi untuk menjadi lebih dari 10% yg dapat kita saksikan belakangan ini.
Penyebabnya adalah kurang berfungsinya posyandu di masyarakat di masa yg lalu, yaitu sejak krisis moneter 1997, bencana alam yg datang bertubi-tubi di tanah air kita ini dan situasi politik dan keamanan yang tidak kondusif.

Dengan revitalisasi posyandu dan program KB diharapkan situasi kesehatan masyarakat dan pertumbuhan penduduk dapat dikendalikan kembali.

Berkurangnya fungsi Posyandu, pemantauan anak kurang mendapatkan perhatian, yg tercermin dengan menurunnya kesehatan anak pada umumnya, khususnya adanya gizi kurang dan infeksi yg beberapa tahun yg lalu sudah reda, menyerang anak-anak kembali, seperti Demam dengue, Poliomielitis, Demam Tifoid, Difteri, Campak , dan lain-lain.

Pembangunan nasional jangka panjang menitikberatkan pada kualitas hidup sumber daya manusia yg prima.
Untuk itu kita bertumpu pada generasi muda yg memerlukan asuhan dan perlindungan thd penyakit yg dapat menghambat tumbuh kembangnya menuju dewasa yg berkualitas tinggi guna meneruskan pembangunan nasional jangaka panjang tersebut.

Profil epidemiologis di Indonesia sebagai gambaran tingkat kesehatan di masyarakat masih memerlukan perhatian khusus yaitu,
1.Angka kematian kasar (CMR): 7,51 per 1000/tahun.
2.Angka kematian bayi (IMR): 48 per 1000 lahir hidup/ tahun.
3.Angka kematian balita (U5MR): 56 per 1000 lahir hidup/ tahun.
4.Angka kematian ibu hamil (MMR): 470 per 100.000 lahir hidup/ tahun.
5.Cakupan imunisasi: BCG 85%, DTP 64%, Polio 74%, HB1 91%, HB2 84,4%, HB3 83,0%, TT ibu hamil: TT-1 84% dan TT-2 77% (WHO)

Angka kematian bayi (AKB atau IMR) dalam 2 dasawarsa terakhir ini menunjukkan penurunan yg bermakna, yaitu apabila pada th 1971 sampai 1980 memerlukan 10tahun untuk menurunkan AKB dari 142 menjadi 112 per 1000 kelahiran hidup dan hanya dalam kurun waktu 5 tahun, yaitu tahun 1985 sampai 1990 Indonesia berhasil menurunkan AKB dari 71 menjadi 54 dab bahkan dari data 2001 telah menunjukkan angka 48 per 1000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia 2001).
Penurunan tersebut diikuti dengan angka kematian balita atau AKABA yg telah mencapai 56 per 1000 kelahiran hidup.

Prestasi yang gemilang tersebut tidak lain disebabkan karena penggunaan teknologi tepat guna selama itu, yaitu memanfaatkan dengan baik Kartu Menuju Sehat untuk memantau secara akurat Tumbuh kembang anak, Peningkatan penggunaan ASI, Pemberian segera cairan oralit pada setiap kasus diare pada anak dan Pemberian imunisasi pada anak balita sesuai Program Pengembangan Imunisasi (PPI) yaitu BCG, Polio, Hepatitis B, DTP, dan Campak, bahkan pada tahun 1990 Indonesia telah mencapai “Universal Child Immunization (UCI)” dengan cakupan imunisasi sebesar 90% pada anak balita.
Ditambah lagi dengan gerakan PIN (Pekan Imunisasi Nasional) terhadap penyakit polio pada tahun 1995 – 1996 – 1997 secara berturut-turut dan serentak di seluruh tanah air.

Namun kemudian karena adanya “outbreak” polio yg dimulai di Jawa Barat dilakukan tindakan-tindakan khusus untuk mencegah menjalarnya lagi polio liar di Indonesia secara intensif dengan pengulangan PIN pada tahun 2005 yg mudah-mudahan berhasil kita kendalikan.
Pada kesempatan tersebut juga vaksinasi terhadap tetanus dan campak diberikan dengan harapan dapat mengurangi kesakitan dan kematian karena kedua penyakit tersebut.

VAKSINASI, SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PRIMER
Seiring dengan menurunnya angka kesakitan dan kematian anak pada umumnya kualitas hidup bangsa akan meningkat pula.
Di samping itu, dengan terjadinya transisi demografik mengakibatkan berkurangnya jumlah anak dalam satu keluarga (satu keluarga memiliki 3 orang anka) maka kelompok usia produktif akan meningkat.

Meskipun demikikan usia anak di bawah 15 tahun masih merupakan kelompok penduduk yng sangat besar dan memerlukan perhatian yang lebih besar lagi.
Hasil penelitian di dunia mengatakan bahwa angka kelahiran dan usia harapan hidup di suatu negara berkaitan, yaitu makin rendah angka kelahiran makin tinggi usia harapan hidup.
Untuk itu pencegahan terhadap penyakit infeksi maupun upaya yang menentukan situasi yg kondusif untuk itu mutlak harus dilakukan pada anak dalam tumbuh kembangnya sedini mungkin guna dapat mempertahankan kualitas hidup yg prima menuju dewasa.

Demikian pula perhitungan ekonomi mengatakan bahwa pencegahan adalah suatu cara perlindungan yg paling efektif dan jauh lebih murah daripada mengobati apabila sudah terserang penyakit dan memerlukan perawatan rumah sakit.

Secara konvensional, upaya pencegahan penyakit dan keadaan apa saja yg akan menghambat tumbuh kembang anak, seperti cedera dan keracunan karena kecelakaan, kekerasan pada anak (fisik, mental maupun seksual), konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang, dapat dilakukan dalam 3 tingkat, yaitu pencegahan primer, sekunder dan tersier yg dapat dilaksanakan selama masa tumbuh kembangnya sejak pra-konsepsi, prenatal, masa neonatal, bayi, masa sekolah, dan remaja menuju dewasa.

Pencegahan primer adalah semua upaya untuk menghindari terjadinya sakit atau kejadian yang mengakibatkan seseorang sakit atau menderita cedera dan cacat.

Memperhatikan gizi dengan sanitasi lingkungan yg baik, pengamanan terhadap segala macam cedera dan keracunan serta vaksinasi atau imunisasi terhadapa penyakit adalah rangkaian upaya pencegahan primer.

Pencegahan sekunder dengan deteksi dini, bila diketahui adanya penyimpangan kesehatan seorang bayi atau anak maka intervensi atau pengobatan perlu segera diberikan untuk koreksi secepatnya.
Memberi pengobatan perlu segera diberikan untuk koreksi secepatnya.
Memberi pengobatan sesuai diagnosis yg tepat adalah suatu upaya pencegahan sekunder agar tidak terjadi komplikasi yang tidak diinginkan, yaitu meninggal atau meninggalkan gejala sisa, cacat fisik maupun mental.

Sedangkan pencegahan tersier adalah membatasi berlanjutnya gejala sisa tersebut dengan upaya pemulihan seorang penderita agar dapat hidup mandiri tanpa bantuan orang lain, sperti contoh pada terapi rehabilitasi medik pada seorang anak dengan lumpuh layuh pada penyakit polio maupun cacat lainya karena cedera kecelakaan dan lain-lain sebab.

Vaksinasi atau imunisasi merupakan teknologi yg sangat berhasil di dunia kedokteran yg oleh Katz (1999) dikatakan sebagai “sumbangan ilmu pengetahuan yg terbaik yg pernah diberikan padara ilmuwan di dunia ini”, satu upaya kesehatan yg paling efektif dan efisien dibandingkan dengan upaya kesehatan lainnya.

Pada tahun 1974 cakupan imunisasi baru mencapai 5% dan setelah dilaksanakannya imunisasi global yg disebut dengan “Extended Program on Immunization (EPI)” cakupan terus meningkat dan hampir setiap tahun minimal sekitar 3 juta anak dapat terhindar dari kematian dan sekitar 750.000 anak terhindar dari kecacatan.
Namun demikian, masih ada satu dari empat orang anak yang belum mendapatkan vaksinasi dan 2 juta anak meninggal setiap tahunnya karena penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi.

Harapan akan hilangnya penyakit polio, campak dan lain-lainnya di dunia adalah sesuatu yg tidak mustahil sehingga setiap anak dapat tumbuh kembang secara optimal.
Perbaikan gizi anak disertai penyehatan lingkungan tidak cukup untuk mencegah tertularnya anak oleh kuman, virus maupun parasit.
Vaksinasi dapat menekan penyakit yang endemik dan erat hubungannya dengan lingkungan hidup.

WHO telah mencanangkan program imunisasi tersebut sejak 1974 dengan EPI dan kemudian lebih luas lagi dengan GPV (Global Programme fo Vaccines and Immunization), organisasi pemerintahan dari seluruh dunia bersama UNICEF, WHO, dan World Bank.
Ditambah lagi organisasi perorangan Bill dan Melinda Gates Children’s Vaccine Programme dan Rockefeller Foundation.

Kekebalan atau imunitas tubuh terhadap ancaman penyakit adalah tujuan utama dari pemberian vaksinasi.

Pada hakekatnya kekebalan tubuh dapat dimiliki secra pasif maupun aktif.
Keduanya dapat diperoleh secara alami maupun buatan.
Kekebalaan pasif yg didapatkan secara alami adalah kekebalan yg didapatkan transplasental, yaitu antibodi diberikan ibu kandungnya secara pasif melalui plasenta kepada janin yg dikandungnya.
Semua bayi yg dilahirkan telah memiliki sedikit atau banyak antibodi dari ibu kandungnya.

Sedangkan kekebalan pasif buatan adalah pemberian antibodi yg sudah disiapkan dan dimasukkan ke dalam tubuh anak.
Seperti pada bayi baru lahir dari ibu yg mempunyai HbsAg positif memerlukan imunoglobulin yg spesifik hepatitis B yg harus diberikan setelah lahir dengan segera.
Pada seorang penderita yg sakit dapat pula diberikan antibodi yg spesifik sesuai antigen sakitnya secara pasif.
Kekebalan aktif dapat diperoleh pula secara alami maupun buatan.

Secara alami kekebalan aktif didapatkan apabila anak terjangkit suatu penyakit, yg berarti masuknya antigen yg akan merangsang tubuh anak membentuk antibodi sendiri secara aktif dan menjadi kebal karenanya.
Mekanisme yg sama adalah pemberian vaksin yg merangsang tubuh manusia secara aktif membentuk antibodi dan kebal secara spesifik terhadap antigen yang diberikan.

IMUNISASI DAN VAKSINASI
Perlu diketahui bahwa istilah imunisasi dan vaksinasi seringkali diartikan sama.
Imunisasi pasif adalah suatu pemindahan atau transfer antibodi secara pasif.
Vaksinasi adalah imunisasi aktif dengan pemberian vaksin (antigen) yg dapat merangsang pembentukan imunitas (antibodi) dari sistem imun di dalam tubuh.

Imunitas secara pasif dapat diperoleh dari pemberian 2 macam imunoglobulin, yaitu imunoglobulin yg non-spesifik atau gammaglobulin dan imunoglobulin yg spesifik yg berasal dari plasma donor yg sudah sembuh atau baru saja mendapatkan vaksinasi penyakit tertentu.

Imunoglobulin yg non-spesifik digunakan pada anak dengan defisiensi imunoglobulin sehingga memberikan perlindungan secara segeradan cepat.
Namun perlindungan tersebut tidak berlangsung permanen melainkan hanya untuk beberapa minggu saja.
Demikian pula imunoglobulin yg non-spesifik mahal dan memungkinan anak justru menjadi sakit karena kebetulan atau karena suatu kecelakaan srum yg diberikan tidak bersih dan masih mengandung kuman yg aktif.

Sedangkan imunoglobuinn yg spesifik diberikan kepada anak yg belum terlindung karena belum pernah mendapatkan vaksinasi dan kemudian terserang misalnya penyakit difteri, tetanus, hepatitis A dan B.

Vaksinasi, merupakan suatu tindakan yg dengan sengaja memberikan paparan dengan antigen yg berasal dari suatu patogen.
Antigen yg diberikan telah dibuat demikian rupa sehingga tidak menimbulkan sakit namun mampu memproduksi limfosit yg peka sebagai antibodi dan sel memori.
Cara ini meniru infeksi alamiah yg tidak menimbulkan sakit namun cukup memberikan kekebalan.
Tujuannya adalah memberikan “infeksi ringan” yg tidak berbahaya namun cukup untuk menyiapkan respon imun sehingga apabila terjangkit penyakit yg sesungguhnya di kemudian hari anak tidak menjadi sakit karena tubuh dengan cepat membentuk antibodi dan mematikan antigen/ penyakit yg masuk tersebut.

Demikian pula vaksinasi mempunyai berbagai keuntungan, yaitu:
-Pertahanan tubuh yg terbentuk oleh beberapa vaksin akan dibawa seumur hidupnya.
-Vaksinasi adalah “cost-effective” karena murah dan efektif.
-Vaksinasi tidak berbahaya.
Reaksi yg serius sangat jarang terjadi, jauh lebih jarang daripada komplikasi yg timbul apabila terserang penyakit tersebut secara alami.

PEDOMAN IMUNISASI di INDONESIA
Bersambung ...
========================================================================

Mau tahu tentang FM Indonesia, buruan supaya ngak nyesel, segera klik
www.sahabat-wangi.com/index.php?id=drfreddy
WA 081808395318
BBM 5376DABF
Email federicomahora@outlook.com
http://freddyfragrance.blogspot.co.id/
Jangan lupa "Like" www.facebook.com/federicomahoraindonesia#

Mau beli atau jualan parfum?