Minggu, 20 September 2015

BAB 9 NEONATUS (Nelson 20th edition)

www.sahabat-wangi.com/index.php?id=drfreddy
Mau beli atau jualan parfum?

BAB 9 NEONATUS (Nelson 20th edition)

Tidak memandang usia gestasi, periode neonatus dimulai saat kelahiran dan sampai bulan pertama kehidupan.
Selama masa ini, transisi fisiologik bermakna terjadi di semua sistem organ dan infant belajar untuk berespon terhadap berbagai bentuk stimulus ekternal.
Karena infant bertumbuh secara fisik dan psikologis dalam hubungan sosialnya.

PERAN ORANG TUA DALAM MOTHER – INFANT ATTACHEMENT
Menjadi orang tua neonatus membutuhkan dedikasi karena kebutuhan neonatus urgent, terus-menerus, dan kadang tidak jelas.
Orang tua harus memperhatikan signal infant dan berespon secara empati.
Banyak faktor yg mempengaruhi kemampuan orang tua dalam hal ini.

FAKTOR PRENATAL
Kehamilan adalah periode persiapan psikologis untuk profound demands of parenting.
Wanita dapat mengalami ambivalence, khususnya bila kehamilan tidak direncanakan.
Bila financial worries, penyakit fisik, prior miscarriages atau stillbirths, atau krisis lain yg interfere dengan persiapan psikologis, the neonate may not be welcomed.
Untuk ibu remaja, the demand that they relinquish their own developmental agenda, seperti kehidupan sosial aktif, may be especially burdensome.

The early experience of being mothered may establish unconsciously held expectation about nurturing relationship that permit mothers to “tune in” to their infants.
Pengharapan ini berhubungan dengan kualitas later infant-parent interactions.
Ibu yg early childhoods ditandai dengan traumatic separations, abuse, atau neglect may find it especially sukar untuk provide consistent, responsive care.
Instead, mereka mungkin reenact pengalaman masa kecil mereka dengan infant mereka sendiri, as if unable to conceive of the mother-child relationship in any other way.
Ikatan tersebut dapat adversely dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko selama kehamilan dan periode postpartum yg melandasi mother-child relationship dan dapat mengancam the infant’s cognitive and emotional development.

PRENATAL RISK FACTORS FOR ATTACHMENT
1.Recent death of a loved one.
2.Previous loss of or serious illness in another child.
3.Prior removal of a child.
4.History of depression or serious mental illness.
5.History of infertility or pregnancy loss
6.Troubled relationship with parents.
7.Financial stress or job loss.
8.Marital discord or poor relationship with the other parent.
9.Recent move or no community ties.
10.No friends or social network.
11.Unwanted pregnancy.
12.No good parenting model.
13.Experience of poor parenting.
14.Drug and/ or alcohol abuse.
15.Extreme immaturity.

DUKUNGAN SOSIAL selama kehamilan, khususnya dukungan ayah dan anggota keluarga dekat, juga penting.
Sebaliknya, konflik dengan atau abandonment oleh ayah selama kehamilan dapat mengurangi kemampuan ibu to become absorbed with her infant.
Antisipasi of an early return to work dapat membuat beberapa wanita reluctant untuk mencintai bayi mereka karena anticipated separation.
Kembali ke kerja harus ditunda minimal 6 minggu, by which time feeding dan basic behavioral adjustments telah terbentuk.

Banyak keputusan harus dibuat orang tua mengantisipasi kelahiran anak mereka.
Satu pilihan penting adalah bagaimana infant dapat diberikan nutrisi.
Di antara keuntungan-keuntungan penting dari ASI adalah kemampuannya untuk promotion of bonding.
Menyediakan pendidikan menyusui untuk orang tua saat kunjugan prenatal oleh spesialis anak dan spesialis kandungan meningkatkan kepercayaan diri ibu dalam menyusui setelah melahirkan dan mengurangi stress selama periode neonatus.

PERIPARTUM DAN POSTPARTUM INFLUENCES
The continuous presence selama labor of seorang wanita dilatih to offer friendly support dan encouragement (a DOULA) menghasilkan shorter labor, komplikasi obstetric yang lebih sedikit (termasuk cesarean section) dan berkurangnya postpartum hospital stays.
Early skin-to-skin contact antara ibu dan bayi segera setelah kelahiran dapat berhubungan dengan meningkatnya rate dan longer duration of breastfeeding.
Kebanyakan orang tua baru value even a brief period  of uninterrupted time in which to get to know anak mereka, dan meningkatnya mother-infant contact over the 1st days of life dapat meningkatkan interaksi ibu-anak jangka panjang.
Nonetheless, early separaton, meski dapat diprediksi very stressful, does not inevitably mengganggu kemampuan ibu untuk bond dengan bayinya.
Early discharge home dari maternity ward dapat undermine bonding, khususnya bila ibu baru is required to resume tanggungjawab penuh dari tugas rumahtangga yg sibuk.

Depresi postpartum dapat terjadi pada minggu pertama kehamilan sampai 6 bulan setelah kelahiran dan dapat adversely affect pertumbuhan dan perkembangan neonatus.
Metode skrining digunakan selama kunjungan neonatus dan bayi ke spesialis anak.
Referral for care akan sangat mempercepat penyembuhan.

PERAN BAYI DALAM MOTHER-INFANT ATTACHMENT
The in utero environment contributes besar tetapi not completely ke future growth and development dari bayi.
Abnormalitas pada sirkulasi plasenta maternal-feal dan metabolisme glukosa ibu atau adanya infeksi ibu yg dapat mengakibatkan pertumbuhan fetal tidak normal.
Sebagai hasilnya bayi dapat kecil atau besar untuk masa kehamilan.
Abnormalitas pola pertumbuhan tidak hanya predispose infant to an increased requirement untuk intervensi medis tapi dapat mempengaruhi kemampuan mereka berespon behaviorally terhadap orang tuanya.

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan neonatus harus mencakup evaluasi pertumbuhan dan observasi kelakuan.
Rata-rataberat badan term newborn adalah 3.4kg, laki sedikit lebih berat daripada wanita.
Rerata berat bervariasi tergantung etnik dan status sosioekonomi.
Spesifik growth charts untuk kondisi yang dihubungkan dengan variasi pola pertumbuhan sudah dibuat.
Respon bayi berguna saat diperiksa berguna untuk menilai vigor, alertness, dan tonenya.
Mengamati bagaimana orang tua menangani bayinya, their comfort dan affection juga penting.
Urutkan pemeriksaan fisik mulai dari yang paling sedikit ke yang paling banyak intrusive maneuver.
Menilai visual tracking dan respon terhadap suara dan memperhatikan perubahan tone dengan level aktivitas dan alertness sangat membantu.
Lakukan pemeriksaan ini dan bagikan impression dengan orang tua sangat penting untuk memfasilitasi bonding.

KEMAMPUAN INTERAKSI
Segera setelah kelahiran, neonatus are alert dan siap untuk berinteraksi dan nurse.
This first alert-awake period dapat dipengaruhi oleh analgesik ibu dan anestetik dan fetal hypoxia.
Neonatus are nearsighted, fixed focal length of 8-12 inches, kira-kira jarak dari payudara ke muka ibu, as well as an inborn visual preference for faces.
Pendengaran juga well developed, dan bayi preferentially turn toward a female voice.
These innate abilities dan predileksi meningkatkan likelihood bila ibu gazes kepada bayinya, bayi pun akan gaze back.
Periode awal dari interaksi sosial, biasanya sekitar 40 menit, diikuti periode somnolence.
Setelah itu, periode singkat alertness atau excitation alternate with sleep.
Bila ibu misses her baby’s first alert-awake period, ia may not experience as long a period of social interaction untuk beberapa hari.
Hypothalamic – Midbrain – Limbic – Paralimbic – Cortical circuit of the parents interact to support responses to the infants that are critical for effective parenting (e.g., emotion, attention, motivation, empathy, and decision making).

MODULATION OF AROUSAL
Adaptasi ke extrauterine life memerlukan rapid and profound physiologic changes, termasuk Aeration of the lungs, Rerouting of the circulation, and Activation of the intestinal tract.
Untuk Mendapatkan nourishment, untuk Menghindari hypo dan hyperthermia, dan untuk Menjamin keamanan, neonatus harus bereaksi sesuai to an expanded range of sensory stimuli.
Neonatus harus menjadi aroused dalam respon terhadap stimulus, tapi tidak terlalu overaroused sehingga tingkah bayi menjadi disorganized.
Underaroused infants tidak dapat makan dan interaksi; Overaroused infants menandakan INSTABILITAS OTONOM termasuk Flushing atau Mottling, Perioral pallor, Hiccupping, Vomiting, Uncontrolled limb movements, dan Inconsolable crying.

BEHAVIORAL STATES
The organization dari kelakuan bayi menjadi discrete behavioral states dapat merefleksikan infant’s inborn ability to regulate arousal.
Six states telah described: Quiet sleep, Active Sleep, Drowsy, Alert, Fussy, dan Crying.
Pada Alert state, bayi visually fixate pada objek atau muka dan follow them horizontally dan dalam waktu sebulan vertikal; mereka juga reliably turn toward a novel sound, as if searching for its source.
Ketika Overstimulated, mereka menenangkandiri sendiri dengan melihat ke bawah, menguap, dan mengisap bibir dan tangannya, sehingga meningkatkan aktivitas parasimpatik dan mengurangi sympathetic nervous activity.
Behavioral state menentukan tonus otot bayi, gerakan spontan, pola elektroensefalogram, dan respon terhadap stimulus.
Active sleep, bayi menunjukkan progressively less reaction to a repeated heel stick (habituation) sedangkan Drowsy state, stimulus yg sama dapat membuat bayi fussing or crying.

MUTUAL REGULATION
Orang tua berpartisipasi aktif dalam infant’s state regulation, bergantian stimulating and soothing.
Pada gilirannya, mereka diatur oleh signal dari bayi, berespon terhadap tangis kelaparan dengan letdown of milk (atau dengan botol).
Interaksi seperti ini contitute sebuah sistem directed toward furthering the infant’s physiologic homeostasis dan pertumbuhan fisik.
Pada waktu yg bersamaan, mereka membentuk dasar untuk emerging hubungan psikologik antara orang tua dan anak.
Bayi come untuk menghubungkan kehadiran orang tua dengan pleasurable pengurangan ketegangan (seperti dalam proses feeding) dan menunjukkan preferensi ini dengan lebih mudah tenang bila ada ibunya daripada orang asing.
Response ini pada gilirannya, memperkuat mother’s sense of efficacy dan hubungannya dengan bayinya.

IMPLIKASI UNTUK SPESIALIS ANAK
Spesialis anak dapat mendukung perkembangan sehat bayi dalam beberapa cara.

PRAKTEK OPTIMAL
Kunjungan prenatal ke spesialis anak mengijinkan spesialis anak menilai potensial ancaman terhadap bonding (a tense spousal relationship) dan sumber dukungan sosial.
Kebijaksanaan Rumah Sakit yang mendukung termasuk Penggunaan birthing rooms daripada kamar operasi dan delivery rooms; Encouragement untuk ayah atau saudara atau teman yang dipercaya untuk menemani ibu selama persalinan atau Penyediaan professional doula; the practice memberikan neonatus ke ibu segera setelah dikeringkan dan a brief assessment; Penempatan neonatus di ruang ibu daripada central nursery; dan Menghindari distribusi formula bayi di RS.
Kebijakan “Baby Friendly Hospital” telah bermakna meningkatkan angka breastfeeding.
Setelah pulang, kunjungan rumah oleh perawat dan konselor laktasi dapat mengurangi masalah early feeding dan mengidentifikasi kondisi medis yang muncul padaibu maupun bayi.
Bayi yg memerlukan transport ke rumah sakit lain, harus dibawa untuk melihat ibu dahulu, kalau semua itu mungkin.
Pada saat pulang ke rumah, ayah dapat melindungi ibu dari kunjungan-kunjungan dan telepon yang tidak perlu dan mengambil alih tugas rumah tangga, allowing ibu dan bayi time to get to know each other without distractions.
Kunjungan pertama sebaiknya dalam 2 minggu pertama setelah pulang dari RS untuk menentukan kelancaran ibu dan anak membuat transisi ke kehidupan di rumah.
Bayi yang dipulangkan dini, Mereka yang ASI, dan Mereka yang berisiko jaundice harus dilihat dalam 1-3 hari setelah pulang.

MENILAI INTERAKSI ORANG TUA – BAYI
Selama a feeding atau bila bayi alert atau face-to-face dengan orang tuanya, adalah normal untuk dyad  to appear absorbed in one another.
Bayi yg menjadi overstimulated oleh suara ibunya atau aktivitas may turn away atau menutup matanya, mengakibatkan terminasi prematur dari encounter.
Alternatively, bayi sudah siap untuk berinteraksi, tapi ibu tampat preoccupied.
Tanyakan ibu baru tentang keadaan emosionalnya dan khususnya riwayat depresi, Fasilitasi untuk rujukan untuk terapi, sehingga menyediakan keuntungan jangka panjang bagi bayi.
Spesialis anak dapat mendeteksi depresi postparum menggunakan EDINBURGH POSTNATAL DEPRESSION SCALE at wellchild visits during the 1st yr.

PENGAJARAN TENTANG KOMPETENSI INDIVIDUAL
The NEWBORN BEHAVIOR ASSESSMENT SCALE (NBAS) menyediakan pengukuran formal tentang kompetensi neurodevelopmental bayi, termasuk State control, Autonomic reactivity, Reflexes, Habituation, and Orientation toward auditory and visual stimuli.
Pemeriksaan ini dapat juga digunakan untuk memperlihatkan kepada orang tua tentang infant’s capabilities and vulnerabilities.
Orang tua dapat belajar bahwa mereka perlu menelanjangi bayi mereka untuk meningkatkan level arousal atau untuk swaddle bayi untuk mengurangi over-stimulation by containing random arm movements.
NBAS digunakan untuk mendukung perkembangan early parent-infant relationships yg positif.
Demonstrasi NBAS ke orang tua pada minggu pertama kehidupan telah memperlihatkan perbaikan dalam caretaking environment bulan-bulan berikutnya.


========================================================================

Mau tahu tentang FM Indonesia, buruan supaya ngak nyesel, segera klik
www.sahabat-wangi.com/index.php?id=drfreddy
WA 081808395318
BBM 5376DABF
Email federicomahora@outlook.com
http://freddyfragrance.blogspot.co.id/
Jangan lupa "Like" www.facebook.com/federicomahoraindonesia#

Mau beli atau jualan parfum juga?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar