Sabtu, 10 Oktober 2015

TINGKATKAN INGATAN ANDA BYM.6. INGAT DAFTAR 11 HAL


Artis saja pakai FM, masa Anda ngak?


BYM.6. INGAT DAFTAR 11 HAL

Butuh ingat daftar apa yg harus kerjakan atau daftar barang apa yang harus dibeli?

Ini adalah satu dari kemampuan dasar memori: bagaimana cepat mengingat daftar pendek untuk setiap hal.

Dalam kehidupan sehari-hari adalah sangat berguna untuk bisa menyimpan daftar sederhana dalam memori kita.
Ini adalah metode terbaik.
Satu dari hal yg kita bisa ingat dengan mudah adalah menghitung sampai 10.
Dengan menggunakan struktur memori yg telah ada dalam otak Anda, Anda dengan mudah mengingat daftar apa pun.
Ada 2 versi, keduanya akan menggunakan kekuatan imajinasi Anda ke struktur angka yang telah ada.
Anda dapat menggunakan salah satu atau keduanya.

Sistem pertama menciptakan gambar mental untuk sesuatu dengan rima yg sama untuk setiap angka. 
Saya menyiapkan daftar contoh, dengan lebih dari 1 pilihan berbeda untuk kebanyakan angka.
Cukup memilih kata yg kamu paling suka untuk ingat dan cari cara termudah untuk memvisualisasikan.
Kata yg kamu pilih harus bisa segera memunculkan gambar mental yg jelas.
Jangan yg abstrak.
Idealnya kata benda, ‘sesuatu’.
Nol à sol (sol sepatu), kol (kembang kol)
Satu à batu
Dua à gua
Tiga à singa
Empat à ketupat
Lima à lima (ibukota Peru)
Enam à godam
Tujuh à guruh
Delapan à lipan
Sembilan à bulan
Sepuluh à peluh

Anda dapat mengganti dengan kata-kata yang Anda ingini.
Pastikan Anda mudah mengingat gambar itu.
Tetap 1 gambar untuk mewakili 1 angka.
Buat gambar mental yg berani, dramatis, seemosi mungkin.
Lihatlah beberapa kali daftar tersebut dan uji diri sendiri.
Bila Anda kesulitan mengingat gambar tersebut, coba ubah dengan gambar lain yg lebih mudah diingat.
Yg terpenting bahwa gambarnya harus otomatis teringat saat Anda memikirkan angka.

Sekarang dalam rangka mengingat apa pun, Anda akan menghubungkan tiap hal yg akan diingat dengan angka tersebut (mulailah dengan nol).
Ciptakan gambar mental yg menghubungkan hal yang akan Anda ingat dengan benda yg mewakili tiap angka tersebut.
Misal bila Anda berusaha mengingat daftar belanja, hal pertama adalah susu, Anda dapat membayangkan sepatu yg ketumpahan susu. 
Semakin aneh dan berunsur humor/ emosi gambarannya semakin Anda mudah mengingatnya.

Sebagai alternatif, Anda dapat menggunakan sistem kedua, yg berdasarkan kata-kata yang mirip dengan figur.
0 à matahari
1 à pensil, lilin
2 à angsa
3 à borgol
4 à kapal layar
5 à pengait kain
6 à belalai gajah
7 à bumerang
8 à boneka salju
9 à balon dengan tali
10 à pisau dengan piring

Anda mungkin merasa sistem ini lebih sederhana karena telah mirip secara visual, tidak perlu dicari kemiripan suaranya dan diubah lagi ke gambar.
Seperti tadi, Anda cukup membuat gambaran mental tentang hubungan hal yang akan diingat dengan gambar tersebut.

Keterbatasan sistem ini adalah tidak ideal untuk menyimpan sejumlah besar informasi.
Secara teori, Anda dapat, memperluas itu untuk mencakup angka 11 sampai 20.
Mungkin lebih mudah menggunakan sistem visual daripada rima.
Juga sekali Anda menguasai sebuah sistem mengingat inforamasi, Anda akan menemukan cara Anda sendiri mengkombinasikan metode ini.

Ini idenya ...
Ahli-ahli produktivitas merekomendasikan agar Anda membuat daftar hal-hal yg harus dilakukan sespesifik mungkin.
Daripada hanya sekedar menulis, contohnya, ‘hubungi Bill’, akan lebih spesifik dengan cara apa Anda menghubungi Bill: ‘telepon Bill’ atau ‘email Bill’
Buat keputusan bagaimana sebuah tugas dilaksanakan saat Anda menuliskannya dan dengan begitu Anda akan membuat lebih mudah memenuhi daftar hal yg harus dikerjakan, karena berkurangnya proses pengambilan keputusan saat proses memenuhinya.

Ide yg menjabarkan ...
“MEMORI ADALAH DIARI YG SELALU KITA BAWA DI DALAM KITA” Oscar Wilde

T: Bila saya berencana membuat daftar hal-hal yg harus dilakukan atau daftar belanja, saya hanya menuliskan di kertas.
Apakah ada cara lain sehingga sistem ini bisa menguntungkan saya?
J: Kadang ide besar muncul saat Anda berada dalam kondisi tidak bisa menulis, seperti ketika Anda menyetir atau berjalan dengan anjing.
Sistem ini seperti buku catatan dalam diri Anda yg siap mencatat ide tersebut sampai Anda berada di depan buku catatan yg sebenarnya.

T: Bila saya menggunakan sistem ini secara teratur, bagaimana saya dapat mencegah daftar lama bercampur dengan daftar baru?
J: Memang ini risikonya meskipun ada cara untuk meminimalisirnya.
Pertama, bila Anda menggunakannya untuk daftar belanja, Anda cukup hanya membuat daftar belanja sepanjang waktu di mana Anda selalu membutuhkannya, yang mana selalu Anda harapkan muncul saat Anda di toko.
Dengan begitu, daftarnya selalu sama.
Kedua, Anda dapat menggunakan sistem bentuk untuk 1 daerah kehidupan (daftar belanja) dan sistem rima untuk yg lain (mengingat ide).
Juga sistem-sistem ini terutama untuk mengingat informasi hanya untuk beberapa jam, setelahnya mungkin Anda akan lupa.

Darren Bridger, BOOSTING YOUR MEMORY

Bersambung ...

Mau Beli Parfum atau Jualan Juga?


TINGKATKAN MEMORI ANDA BYM.5. KAPAN UNTUK TIDAK MENGINGAT


Artis saja pakai, masa Anda ngak?

BYM.5. KAPAN UNTUK TIDAK MENGINGAT


MENGAPA PERFECT RECALL TIDAK TERLALU DIPERLUKAN.

 Bukankah sangat hebat bila mempunyai ingatan fotografik?
Bayangkan: hanya memandang sebentar dan ‘klik’ – secara instan Anda dapat mengingatnya sempurna.

Anda dapat kembali melalui memori Anda dan memanggilnya setiap detilnya, tidak peduli sekecil apa pun.

Hal ini memang terdengar fantastik, tapi kita tahu bahw otak manusia sanggup melakukannya.
Kabar buruknya bahwa hal itu hanya tampak terjadi pada orang-orang dengan abnormalitas otak.
Teknik memori yg dapat dipelajari setiap orang, meningkatkan secara masif kekuatan memori Anda.

Sedikit orang autis juga memiliki sesuatu yg mirip memori fotografi.
Contoh paling terkenal adalah orang Amerika, Kim Peek, yg merupakan inspirasi film ‘Rainman’ dibintangi oleh Dustin Hoffman.
Ia mengingat hampir 12.000 buku dan hanya butuh 8-10 detik untuk membaca dan mengingat tiap halaman.
Memori autistik lain, Stephen Wiltshire, ia dapat melihat pemandangan kota sekali dan menggambarkannya secara akurat.
Orang lain lahir tanpa gangguan mental yg jelas tapi dengan tendensi otomatis untuk mengingat hampir semua kehidupan kesehariannya.
Seorang wanita ‘AJ’ terobsesi untuk mengingat semuanya setelah sebuah relokasi di masa kecil menjadi kebutuhan emosional kuat untuk memegang masa lalu.
Meskipun, mungkin ia dilahirkan dengan kemampuan ini, seperti katanya dia tidak secara sadar meluang waktu mengingat sesuatu.
Sebutkan sebuah tanggal dalam masa lampaunya dan ia akan mengingat dengan mudah dan detil, apa yg ia lakukan hari itu.

Meskipun demikian, ada harga yg dibayar untuk kekuatan memori sehebat itu.
AJ menganggap ingatan hebatnya sebagai kutukan bukan anugerah.
‘Saya ingat yg baik,’ ia berkata ‘tapi saya juga ingat yg buruk dan setiap pilihan buruk, dan saya tidak dapat istirahat.  Memori Anda adalah mekanisme perlindungan Anda.  Saya merasa memori tidak melindungi saya.  Saya ingin meski hanya untuk 5 menit saja menjadi orang biasa dan tidak mempunyai semua ini di otak saya.  Banyak orang menganggap yg saya miliki adalah anugerah,” ia menambahkan, “tapi saya menganggapnya beban.”
Hal ini memperlihatkan pentingnya tidak terlalu memikirkan pengalaman buruk.

Seiring sisi emosi negatif dari memori sempurna, dapat juga kehilangan kemampuan mengambil makna dari sesuatu.
Ketika Anda mengingat semua, Anda mengambil semuanya secara literal.
Hal ini melawan menyimpulkan informasi dalam cara yg abstrak dan bermakna.
Seseorang bernama Shereshevshy mengingat segala sesuatu yg pernah terjadi padanya, mempunyai kemampuan wajah secara detail yg secara konstan berubah.
Wajah yg selalu terlihat berbeda dengan kondisi cahaya, sudut pandang, dan lain-lain dan dengan ekspresi berbeda.
Yg secara literal, adalah mustahil untuk dikenali.
Mengingat secara total tampaknya mencegah mengerti makna tersembunyi dan metafora.
Secara sangat literal menerima dunia.
Jadi di saat memori fotografi terdengar baik secara teori, realitanya kebanyakan kita tidak menginginkannya.

Alasan lain mengapa kita tidak mau mengingat semuanya karena hal itu tidak perlu.
Untuk hampir sepanjang sejarah manusia sampai penemuan alat cetak, satu-satunya jalan kebanyakan orang dapat memiliki informasi adalah dengan mengingatnya.
Jaman dahulu, memori lebih penting daripada jaman sekarang.
Hari ini kita tidak hanya memiliki buku tapi semua hal untuk menyimpan dan mengambil data secara elektronik.
Internet, telepon cerdas, digital personal organisers telah menjadi memori eksternal kita, melepaskan otak kita dari beban untuk mengingat semua informasi penting kita.

Penelitian terakhir memperlihatkan bahwa dibandingkan orang tua maka orang muda secara bermakna lebih kurang mengingat informasi pribadi dasar seperti tanggal lahir saudara bahkan no hp mereka sendiri.
Ini terlihat bukan karena umur tetapi perubahan budaya, dibawa oleh meningkatnya sikap mengandalkan alat digital.
Mengapa susah-susah meluangkan waktu dan tenaga untuk menghafal fakta yg dapat secara instan diakses via hp atau komputer.

Ini sebuah ide untuk Anda:
Buatlah daftar informasi yg lebih baik diingat daripada disimpan dalam bentuk tertulis atau elektronik.
Contohnya, lebih baik mengingat nomor telepon semua teman dan keluarga, dalam dunia nyata di mana kita memiliki perhatian dan waktu terbatas, meski hal ini bukan penggunaan terbaik dari memori Anda.

Darren Bridger, BOOSTING YOUR MEMORY

Bersambung ...

Mau Beli Parfum atau Jualan Juga?


PII.II.3. JADWAL IMUNISASI TIDAK TERATUR

Artis saja pakai FM, masa Anda ngak?


PII.II.3. JADWAL IMUNISASI TIDAK TERATUR


Diketik ulang oleh Federico Mahora dari PANDUAN IMUNISASI DI INDONESIA bab II.3 karya dr. DAHLAN ALI MUSA, SpA (K)

Pada keadaan tertentu imunisasi tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal yg sudah disepakati.
Keadaan ini bukan merupakan hambatan untuk melanjutkan imunisasi.
Vaksin yg sudah diterima tidak menjadi hilang manfaatnya tapi  tetap sudah menghasilkan respons imunologis sebagaimana yg diharapkan tapi belum mencapai hasil yg optimal.
Dengan perkataan lain, anak belum mempunyai antibodi yg optimal karena belum mendapat imunisasi yg lengkap sehingga kadar antibodi yg dihasilkan masih di bawah ambang kadar yg memberi perlindungan (protective level) atau belum mencapai kadar antibodi yg bisa memberikan perlindungan untuk kurun waktu yg panjang (life long immunity) sebagaimana bila imunisasinya lengkap.
Dengan demikian kita harus menyelesaikan jadwal imunisasi dengan melengkapi imunisasi yg belum selesai tadi.

VAKSIN SATU KALI ATAU VAKSIN DENGAN DAYA LINDUNG PANJANG
Untuk vaksin yg diberikan hanya satu kali saja atau vaksin yg daya perlindungannya panjang seperti vaksin BCG, campak, MMR, varisela, maka keterlambatan dari jadwal imunisasi yg sudah disepakati akan mengakibatkan meningkatnya risiko tertular oleh penyakit yg ingin dihindari.
Setelah vaksin diberikan maka risiko terkena penyakit yg dapat dicegah dg imunisasi tersebut akan rendah sekali.
Usia yg lebih tua pada saat menerima vaksin dapat menghasilkan kadar antibodi yg cukup tinggi karena sistem imunitas sudah lebih matang.

BELUM PERNAH MENDAPAT IMUNISASI
Anak yg belum pernah mendapat imunisasi terhadap penyakit tertentu, tidak mempunyai antibodi yg cukup untuk menghadapi penyakit tersebut.
Apabila usia anak sudah berada di luar usia yg tertera pada jadwal imunisasi dan dia belum pernah diimunisasi harus diberikan kapan saja, pada umur berapa saja sebelum anak terkena penyakit tersebut, karena seperti dikatakan tadi, dia sangat sedikit atau sama sekali belum mempunyai antibodi terhadap penyakit yg ingin dicegah tersebut.

IMUNISASI MULTIDOSIS DENGAN INTERVAL TERTENTU
Untuk imunisasi yg harus diberikan beberapa kali dengan interval waktu tertentu agar kadar antibodi yg diinginkan tercapai (di atas ambang perlindungan), contohnya seperti vaksin DPT, Polio, Hib, Pneumokok konjungasi, Hepatitis A atau Hepatitis B, keterlambatan atau memanjangnya interval tidak bermakna mempengaruhi respons imunologis dalam membentuk antibodi.
Jumlah pemberian imunisasi tetap harus dilengkapi supaya kadar ambang perlindungan bisa dicapai dan anak terlindung dari penyakit.
Keterlambatan akan menunda tercapainya ambang kadar antibodi yg memberikan perlindungan tersebut sehingga resiko tertular atau terkena penyakit yg ingin dicegah masih tetap tinggi.

Terdapat beberapa jenis vaksin (umumnya vaksin inaktif) yg daya perlindungannya terbatas hingga kurun waktu tertentu saja (setelah itu kadar antibodinya akan berada di bawah ambang perlindungan), sehingga membutuhkan imunisasi ulang untuk meningkatkan kembali kadar antibodinya (booster).
Bila imunisasi ulang terlambat atau tidak dilakukan, maka kadar antibodi yg sudah rendah itu (terutama pada anak-anak yg tidak pernah mendapat infeksi alamiah) akan meningkatkan risiko untuk tertular penyakit tersebut.

STATUS IMUNISASI TIDAK DIKETAHUI ATAU MERAGUKAN
Anak dengan status imunisasi yg tidak diketahui atau meragukan, misalnya dokumentasi imunisasi yg buruk atau hilang menyebabkan ketidakpastian tentang imunisasi yg sudah dan belum diberikan.
Pada keadaan ini, anak harus dianggap rentan (susceptible) dan harus diberikan imunisasi yg diperkirakan belum didapat tadi.
Tidak ada bukti yg menunjukkan bahwa pemberian vaksin MMR, Varisela, Hib, Hepatitis B, Campak, DPT atau polio yg berlebih akan merugikan penerima yg sudah imun.

Serial vaksin tidak memerlukan ulangan dari awal apabila terlambat, tidak perduli berapa waktu keterlambatan antar dosis pemberian vaksin.
Pergunakan petunjuk di bawah ini untuk melanjutkan imunisasi kapan saja anak bertemu vaksinator.
JADWAL IMUNISASI CATCH-UP UNTUK ANAK UMUR 4 BULAN – 18 TAHUN YG TERLAMBAT MEMULAI IMUNISASI ATAU YG TERTINGGAL DARI JADWAL LEBIH DARI 1 BULAN
4-18 BULAN
BCG
Umur minimal: 0-3 bulan.
Hanya 1x.
Bila umur <12 bulan, BCG boleh diberikan kapan saja.
Bila umur >12 bulan, boleh diberikan kapan saja, namun sebaiknya dilakukan dahulu uji tuberkulin.
Bila negatif berikan BCG 0,1ml intrakutan.

HepB
Umur minimal vaksinasi 1: Lahir – 12 jam
Vaksinasi 1à2: 4-8 minggu
Vaksinasi 2à3: 6-18 bulan atau kapan saja setelah umur 18 bulan.
Bila terlambat, jangan mengulang vaksinasi dari awal tetapi lanjutkan dan lengkapi vaksinasi seperti jadwal, tidak peduli berapapun jarak waktu/ interval dari pemberian sebelumnya.
Anak dan remaja yg belum pernah vaksinasi HepB pada masa bayi, bisa mendapat serial vaksinasi HepB kapan saja saat berkunjung.

DPT (DPwT/ DpaT)
Umur minimal vaksinasi1: 6 minggu.
Vaksinasi 1à2: 4 minggu.
Vaksinasi 2à3: 4 minggu.
Vaksinasi 3à4: 1 tahun.
Vaksinasi 4à5: 4½ tahun.
Bila vaksinasi sebelumnya dimulai dengan DPwT maka vaksinasi berikutnya boleh dilanjutkan dengan DPaT dan sebaliknya.
Bila pada umur < 12 bulan belum pernah imunisasi dasar, maka vaksinasi diberikan sesuai imunisasi dasar baik jumlah maupun intervalnya.
Bila vaks4 sebelum ulang tahun ke-4, maka vaks5 secepat-cepatnya 6 bulan sesudahnya.
Bila vaks4 setelah berumur 4 tahun, maka vaks-5 tidak perlu lagi, selanjutnya nanti diberikan vaks6 (dT) pada umur 10 tahun.
Pada anak umur >7 tahun yg belum pernah mendapat DPT diberikan Td 2x dengan inverval 1-2 bulan, Td ke-3 diberikan dengan interval 6-12bulan.
Jangan diberikan DPwT atau DpaT walaupun vaksin tersedia.
Jika terlambat, jangan mengulangi vaksin dari awal tetapi lanjutkan dan lengkapi vaksinasi seperti jadwal, tidak peduli berapapun jarak waktu/ interval keterlambatan dari pemberian sebelumnya.

Campak/ MMR
Umur minimal vaks1: >9 bulan.
Bila anak berumur antara 9-12 bulan, vaksinasi Campak kapan saja saat bertemu.
Bila anak berumur >1 tahun, berikan vaksin MMR/ Campak.
Bila booster belum didapat setelah umur 6 tahun, maka vaksin MMR/ Campak diberikan kapan saja saat bertemu melengkapi jadwal.

Hib
Umur minimal vaks1: 2 bulan.

Vaks1 à 2:
-4 minggu bila vaks1 <12 bulan.
-8 minggu sebagai vaksinasi terakhir bila vaks1 diberikan pada umur 12-14 bulan
-Tidak vaksinasi lagi apabila vaks1 diberikan pada umur >15 bulan.

Vaks2 à 3:
-4 minggu bila umur saat ini <12 bulan.
-8 minggu sebagai vaksinasi terakhir, bila umur saat ini >12 bulan dan vaks1 pada <12 bulan dan vaks2 pada <15 bulan.
-Tidak vaksinasi lagi apabila vaksinasi sebelumnya diberikan pada umur >15 bulan.

Vaks3 à 4: 8 minggu
Hanya diperlukan untuk anak-anak umur 12-59 bulan yang sudah dapat vaksinasi 3x pada umur <12 bulan.

Hib tidak direkomendasikan untuk anak umur 5 tahun/ lebih.
Bila sudah dapat 2 vaksinasi sebelum umur 11 bulan, maka vaks3 adalah yg terakhir (final) dan diberikan pada umur 12-15 dengan jarak setidak-tidaknya 8 minggu setelah vaks2.
Bila umur 7-11 bulan baru dapat vaks1, maka vaks2 diberikan setidak-tidaknya 4 minggu setelah vaks1 dan vaksinasi terakhir pada umur 12-15 bulan.

PNEUMOKOKUS
Umur minimal vaks1: 6 minggu.

Vaks1 à 2:
-4 minggu bila vaks1 diberikan pada umur <12 bulan.
-8 minggu sebagai vaksinasi terakhir, bila vaks1 diberikan pada umur >12 bulan, atau umur saat ini 24-59 bulan.
-TIDAK ADA VAKSINASI LAGI UNTUK ANAK SEHAT apabila vaks1 diberikan pada umur >24 bulan.

Vaks2 à 3:
-4 minggu bila umur saat ini <12 bulan.
-8 minggu sebagai vaksinasi terakhir, bila umur saat ini >12 bulan.
-TIDAK ADA VAKSINASI LAGI UNTUK ANAK SEHAT apabila vaks1 diberikan pada umur >24 bulan.

Vaks3 à 4: 8 minggu sebagai vaksinasi terakhir.
Diperlukan hanya untuk anak berumur 12-59 bulan yg sudah dapat vaksinasi 3x pada umur <12 bulan.

INFLUENZA
Umur minimal vaks1: 2 tahun.
Tiap tahun sekali.

VARISELA
Umur minimal vaks1: 1 tahun.
Vaks1 à 2: 3 bulan.
Rutin pada umur 4-6 tahun.
Boleh diberikan pada umur 12 bulan – 12 tahun dengan interval minimal 3 bulan.

HepA
Umur minimal vaks1: 2 tahun.

Vaks1 à 2: 6-12 bulan
Kapan saja setelah berumur 2 tahun
CUKUP 2X PEMBERIAN

HPV
Umur minimal vaks1: 10 tahun.
Vaks1 à 2: minimal 4 minggu.
Vaks2 à 3: minimal 12 minggu.
Vaks3 à 4: minimal 24 minggu.


=============================================

Mau Beli Parfum atau Jualan Juga?


Senin, 05 Oktober 2015

PII.II.2. JADWAL IMUNISASI

Parfumnya para Artis, kalau Anda bagaimana?


PII.II.2. JADWAL IMUNISASI


Diketik ulang oleh Federico Mahora dari PEDOMAN IMUNISASI DI INDONESIA 2011, yg ditulis oleh Prof. DR. Dr. SRI REZEKI HADINEGORO, SpA (K)

Jadwal Imunisasi IDAI secara berkala dievaluasi, berdasarkan perubahan epidemiologi penyakit, kebijakan Kementerian Kesehatan/ WHO, kebijakan global, dan pengadaan vaksin di Indonesia.
-Terdapat beberapa perbedaan antara jadwal imunisasi tahun 2011 dengan jadwal imunisasi rekomendasi IDAI tahun 2008.
a.Pada jadwal imunisasi 2011, tidak dibedakan lagi antara vaksinasi Program Pengembangan Imunisasi (PPI, wajid) dan Program Imunisasi Non-PPI (dianjurkan).
Mengingat semua vaksinasi untuk mencegah kematian dan kecacatan harus diberikan pada bayi dan anak.
b.Vaksinasi varisela dapat diberikan sejak usia 12 bulan.
c.Progam BIAS, mulai tahun 2011 memberikan vaksinasi Td untuk menggantikan vaksin TD
d.Penambahan dalam foot-note.
e.Memasukan vaksin rotavirus dalam jadwal imunisasi.
-Pemberian hepatitis B saat lahir sangat dianjurkan untuk mengurangi penularan hepatitis B dari ibu ke bayinya sedini mungkin.
-Pemberian vaksin kombinasi, dengan maksud untuk mempersingkat jadwal, mengurangi jumlah suntikan, dan mengurangi kunjungan tetap dianjurkan.
Selain vaksin kombinasi DTP dengan Hib (baik DTwP/ Hib maupun DtaP/ Hib, atau DtaP/ Hib/ IPV), Kementerian Kesehatan memberikan vaksin kombinasi DTwP dengan Hepatitis B (DTwP/ HepB) dalam Program Imunisasi Nasional.
-Imunisasi campak yg hanya diberikan satu kali pada usia 9 bulan, dalam kajian Badan Penelitian & Pengembangan Depkes ternyata kurang memberikan perlindungan jangka panjang.
Oleh karena itu, diberikan suntikan penguat pada saat masuk sekolah dasar melalui program BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah).
-Mengacu pada ketentuan WHO 2005 mengenai program eradikasi polio, apabila di Indonesia tidak terdapat lagi virus polio liar (wild polio virus) selama 3 tahun berturut-turut, besaran cakupan imunisasi polio cukup tinggi (>90%), serta survailans AFP yg baik; maka untuk imunisasi rutin (PPI) dapat diberikan eIPV (Enhanced Inactivated Polio Vaccine, injectable polio vaccine)
-Jadwal imunisasi Program Imunisasi Nasional Kementrian Kesehatan yg baru tetap dipergunakan, bersama jadwal imunisasi IDAI.

IMUNISASI PROGRAM NASIONAL
Imunisasi program nasional meliputi BCG, Polio, Hepatitis B, DTP dan campak.

BCG
-Imunisasi BCG optimal diberikan pada umur 2 sampai 3 bulan.
Namun untuk mencapai cakupan yg lebih luas, Kementerian Kesehatan menganjurkan pemberian imunisasi BCG pada umur antara 0-12 bulan.
-Dosis 0,05ml untuk bayi kurang dari 1 tahun dan 0,1ml untuk anak (>1 tahun).
Vaksin BCG diberikan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas pada insersio M. Deltoideus sesuai anjuran WHO, tidak di tempat lain (misalnya bokong, paha).
Hal ini mengingat penyuntikan di tempat secara intradermal di daerah deltoid lebih mudah dilakukan (jaringan lemak subkutis tipis), ulkus yg terbentuk  tidak mengganggu struktur otot setempat (dibandingkan pemberian di daerah gluteal lateral atau paha anterior, dan sebagai tanda baku untuk keperluan diagnosis apabila diperlukan.
-Imunisasi BCG ulangan tidak dianjurkan.
-Vaksin BCG tidak dapat mencegah infeksi tuberkulosis, namun dapat mencegah komplikasinya.
Para pakar menyatakan bahwa:
1.Efektivitas vaksin untuk perlindungan penyakit hanya 40%
2.Sekitar 70% kasus TB berat (meningitis) ternyata mempunyai parut BCG
3.Kasus dewasa dengan BTA (bakteri tahan asam) positif di Indonesia cukup tinggi (25-36%) walaupun mereka telah mendapat BCG pada masa kanak-kanak.
Oleh karena itu, saat ini WHO sedang mengembangkan  vaksin BCG baru yg lebih efektif.
-Vaksin BCG merupakan vaksin hidup maka tidak diberikan pada pasien imunokompromais (leukemia, anak yg sedang mendapat pengobatan steroid jangka panjang, atau bayi yg telah diketahui atau dicurigai menderita infeksi HIV).
-Apabila BCG diberikan setelah umur 3 bulan, perlu dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu.
Vaksin BCG diberikan apabila uji tuberkulin negatif.
Apabila uji tuberkulin tidak memungkinkan, BCG dapat diberikan namun perlu diobservasi dalam waktu 7 hari.
Apabila terdapat reaksi lokal cepat di tempat suntikan (Accelerated Local Reaction), perlu tindakan lebih lanjut (tanda diagnostik tuberkulosis).

HEPATITIS B
Vaksin hepatitis B (Hep B) harus segera diberikan setelah lahir, mengingat vaksinasi HepB merupakan upaya pencegahan yg sangat efektif untuk memutuskan rantai penularan melalui transmisi maternal dari ibu ke bayinya.
-Jadwal imunisasi hepatitis B
-Imunisasi Hep B-1 diberikan sedini mungkin (dalam waktu 12 jam) setelah lahir, mengingat paling tidak 3,9% ibu hamil mengidap hepatitis B aktif dengan risiko penularan kepada bayinya sebesar 45%.
-Imunisasi Hep B2 diberikan setelah 1 bulan (4 minggu) dari imunisasi HepB1 yaitu saat bayi berumur 1 bulan.
Untuk mendapat respons imun optimal, interval imunisasi HepB2 dengan HepB3 minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan.
Maka imunisasi HepB3 diberikan pada umur 3-6 bulan.

-Jadwal dan dosis HepB1 saat bayi lahir dibuat berdasarkan status HbsAg ibu saat melahirkan yaitu:
1.Ibu dengan status HBsAg yg tidak diketahui.
2.Ibu HBsAg positif
3.Ibu HBsAg negatif

-Kementerian Kesehatan mulai tahun 2005 memberikan vaksin HepB0 monovalen (dalam kemasan uniject) saat lahir dilanjutkan dengan vaksin kombinasi DTwP/HepB pada umur 2-3-4 bulan.
Tujuan vaksin Hep B diberikan dalam kombinasi dengan DTwP untuk mempermudah pemberian dan meningkatkan cakupan HepB3 yg masih rendah.

PEMBERIAN VAKSINASI HEP B SAAT BAYI LAHIR, TERGANTUNG STATUS HBsAg IBU
-Bayi lahir dari ibu dengan status HBsAg yg tidak diketahui, HepB1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir dan dilanjutkan pada umur 1 bulan dan 3-6 bulan.
Apabila semula status HBsAg ibu tidak diketahui dan ternyata dalam perjalanan selanjutnya diketahui bahwa ibu HBsAg + maka ditambahkan hep B imunoglobulin (HBIg) 0,5ml sebelum bayi berumur 7 hari.
-Bayi lahir dari ibu dengan status HBsAg +: diberikan vaksin HepB1 dan HBIg 0,5ml secara bersamaan dalam waktu 12 jam setelah lahir.

ULANGAN IMUNISASI HEPATITIS B
-Telah dilakukan penelitian multisenter di Thailand dan Taiwan terhadap anak dari ibu pengidap Hep B, yg telah memperoleh imunisasi dasar 3x pada masa bayi.
Pada umur 5 tahun, 90,7% di antaranya masih memiliki titer antibodi anti HBs protektif (kadar anti HBs >10ug/ml).
Mengingat pola epidemiologi di Thailand, maka dapat disimpulkan bahwa imunisasi ulang (booster) pada usia 5 tahun tidak diperlukan.
Idealnya, pada usia 5 tahun ini dilakukan pemeriksaan kadar anti HBs.
-Apabila sampai dengan usia 5 tahun anak belum pernah memperoleh imunisasi hep B maka secepatnya diberikan imunisasi Hep B dengan jadwal 3x pemberian (catch-up vaccination).
-Ulangan imunisasi hepB (HepB4) dapat dipertimbangkan pada umur 10-12 tahun, apabila kadar pencegahan belum tercapai (anti HBs <10ug/ml).

Cakupan imunisasi hepB3 di Indonesia sangat rendah apabila dibandingkan dengan DTP3.
Untuk mengatasi hal tersebut, sejak tahun 2006 imunisasi HepB pada jadwal Kementerian Kesehatan dikombinasikan dengan DTwP.
Jadwal Kemkes dapat dipergunakan bersama jadwal imunisasi rekomendasi IDAI.

DTwP (WHOLE-CELL PERTUSSIS) DAN DtaP (ACELLULAR PERTUSSIS)
Saat ini telah ada vaksin DtaP (DTP dengan komponen acellular pertusis) di samping vaksin DTwP (DTP dengan komponen whole cell pertusis) yg telah dipakai selama ini.
Kedua vaksin DTP tersebut dapat dipergunakan secara bersamaan dalam jadwal imunisasi.

JADWAL IMUNISASI
Imunisasi dasar DTP (primary immunization) diberikaqn 3x sejak umur 2 bulan (DTP tidak boleh diberikan sebelum umur 6 minggu) dengan interval 4-8 minggu.
Interval terbaik diberikan 8 minggu, jadi DTP1 diberkan pada umur 2 bulan, DTP2 pada umur 4 bulan dan DTP3 pada umur 6 bulan.
Ulangan booster DTP selanjutnya (DTP4) diberikan 1 tahun setelah DTP3 yaitu pada umur 18-24 bulan dan DTP5 pada saat masuk sekolah umur 5 tahun.

VAKSINASI PENGUAT (BOOSTER)
-Imunisasi DTP booster ke 2 (DTP5) pada umur 5 tahun harus tetap diberikan vaksin dengan komponen pertusis (sebaiknya diberikan DtaP) untuk mengurangi demam pasca imunisasi) mengingat kejadian pertusis pada dewasa muda meningkat akibat ambang proteksi yg sangat rendah sehingga dapat menjadi sumber penularan pada bayi dan anak.

-Program imunisasi nasional
a.Tidak ada vaksinasi ulangan pada usia 18-24 bulan (sesuai ketentuan WHO).
b.Apabila pada umur 5 tahun belum diberikan DTP5 maka vaksinasi penguat diberikan Td sesuai program BIAS (SD kelas 1, umur 7 tahun).
c.Vaksinasi penguat Td diberikan sesuai program BIAS (SD kelas 6, umur 12-13 tahun).

DOSIS VAKSINASI DTP
-DTwP, DTaP, DT atau dT adalah 0,5 ml, diberikan secara intramuskular, baik untuk imunisasi dasar maupun ulangan.
-Pemberian DTP kombinasi
Vaksin DTP dapat diberikan secara kombinasi dengna vaksin lain yaitu DTwP/HepB, DtaP/Hib, DTwP/Hib, DtaP/IPV, DTaP/Hib/IPV.

TETANUS
Upaya Kementrian Kesehatan melaksanakan Program Eliminasi Tetanus Neonatorum (ETN) tahun 2000 belum terlaksana sepenuhnya.
Maka pada pemberian vaksin tetanus beberapa hal perlu mendapat perhatian:
-Jadwal imunisasi tetanus, sesuai dengan imunisasi DTP.
-Perkiraan lama waktu perlindungan antibodi tetanus.

Program imunisasi mengharuskan seorang anak minimal mendapat vaksin tetanus toksoid sebanyak 5x untuk mendapatkan perlindungan seumur hidup.
Dengan demikian, setiap wanita usia subur (WUS) telah mendapat perlindungan untuk bayi yg akan dilahirkannya terhadap bahaya tetanus neonatorum (pemberian vaksin TT WUS dan TT ibu hamil).
Perlindungan tersebut dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut:
-Imunisasi DTP primer pada bayi 3x akan memberikan imunitas selama 1-3 tahun.
3 dosis toksoid tetanus pada bayi tersebut, setara dengan 2 dosis toksoid pada dewasa.
-Ulangan DTP pada umur 18-24 bulan (DTP4) akan memperpanjang imunitas 5 tahun yaitu sampai dengan umur 6-7 tahun pada umur dewasa dihitung setara 3 dosis toksoid.
-Dosis toksoid tetanus kelima (DTP/Td5) bila diberikan pada usia masuk sekolah akan memperpanjang imunitas 10 tahun lagi yaitu pada sampai umur 17-18 tahun, pada umur dewasa dihitung setara 4 dosis toksoid.
-Dosis toksoid tetanus tambahan yg diberikan pada tahun berikutnya di sekolah (DT6 atau Td) akan memperpanjang imunitas 20 tahun lagi, pada umur dewasa dihitung setara 5 dosis toksoid.
-Upaya ETN dengan target sasaran TT 5x juga dilakukan pada anak usia sekolah dengan melalui kegiatan BIAS.
-Dosis vaksin DTP atau TT diberikan dengan dosis 0,5ml secara intramuskular.

POLIO
Terdapat 2 kemasan vaksin polio yg berisi virus polio1, 2 dan 3:
-OPV (Oral Polio Vaccine), hidup dilemahkan , tetes, oral.
-IPV (Inactivated Polio Vaccine), in-aktif, suntikan.

Kedua vaksin polio tersebut dapat dipakai secara bergantian.
Vaksin IPV dapat diberikan pada anak sehat maupun anak yg menderita imunokompomais, dan dapat diberikan bersamaan dengan vaksin DTP, secara terpisah atau kombinasi.

JADWAL
Polio0 diberikan saat bayi lahir sesuai pedoman PPI atau pada kunjungan pertama sebagai tambahan  untuk mendapatkan cakupan imunisasi yg tinggi.
Hal ini diperlukan karena Indonesia cukup rentan terhadap transmisi virus polio liar dari daerah endemik polio (India, Pakistan, Afganistan, Nigeria).
Mengingat OPV berisi virus polio hidup maka diberikan  saat bayi dipulang dari rumah sakit/ rumah bersalin  untuk menghindari transmis virus vaksin kepada bayi lain karena virus polio vaksin dapat diekskresi melalui tinja.
Selanjutnya dapat diberikan vaksin OPV atau IPV.
-Untuk imunisasi dasar (Polio 2, 3, 4) diberikan pada umur 2, 4 dan 6 bulan, interval antara 2 imunisasi tidak kurang dari 4 minggu.
-Dalam rangka eradikasi polio (Erapo), masih diperlukan  Pekan Imunisasi Nasional (PIN) yg dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan.
Pada PIN semua balita harus mendapat imunisasi OPV tanpa memandang status imunisasinya (kecuali pasien imunokompromais diberikan IPV) untuk memperkuat kekebalan di mukosa saluran cerna dan memutuskan transmisi virus polio liar.

DOSIS
-OPV diberikan 2 tetes per-oral
-IPV dalam kemasan 0,5ml, intramuskular.
Vaksin IPV dapat diberikan tersendiri atau dalam kemasan kombinasi (DTaP/ IPV), DTaP/ Hib/ IPV)
-Imunisasi polio ulangan diberikan 1 tahun sejak imunisasi polio4, selanjutnya saat masuk sekolah (5-6 tahun).

CAMPAK
Vaksin campak rutin dianjurkan diberikan dalam satu dosis 0,5ml secara sub-kutan dalam, pada umur 9 bulan.
Dari hasil studi Badan Penelitian & Pengembangan dan Dirjen PPM&PL Kementerian Kesehatan mengenai campak didapatkan,
-Survei di 4 propinsi, 18,6% - 32,6% anak sekolah mempunyai kadar campak di bawah batas perlindungan.
-Dijumpai kasus campak pada anak usia sekolah (data 2009).
-Beberapa propinsi masih melaporkan kejadian luar biasa (KLB) campak.

Departemen Kesehatan mengubah strategi reduksi dan eliminasi campak, sebagai berikut:
Di samping imunisasi umur 9 bulan, diberikan juga imunisasi campak, sebagai berikut kesempatan kedua (second opportunity pada crash program campak) pada umur 6-59 bulan dan SD kelas 1-6.
Crash program campak ini telah dilakukan secara bertahap (5 tahap) di semua provinsi pada tahun 2006 dan 2007.
Selanjutnya imunisasi campak dosis kedua diberikan pada program school based catch-up campaign yaitu secara rutin pada anak sekolah SD kelas 1 dalam program BIAS.

Apabila telah mendapat imunisasi MMR pada usia 15-18 bulan dan ulangan umur 6 tahun; ulangan campak SD kelas 1 tidak diperlukan.

HAEMOPHILLUS INFLUENZAE TIPE B (HIB)
Terdapat 2 jenis vaksin HIB konjugat yg beredar di Indonesia yaitu vaksin Hib yg berisi PRP-T (capsular polysaccharide Polyribosyl Ribitol Phosphate – konjugasi dengan protein Tetanus) dan PRP-OMP (PRP berkonjugasi dengan Outer Membrane Protein complex)

Jadwal imunisasi
-Vaksin Hib yg berisi PRP-T diberikan pada umur 2, 4 dan 6 bulan.
-Vaksin Hib yg berisi PRP-OMP diberikan pada umur 2 dan 4 bulan, dosis ketiga tidak diperlukan.
-Vaksin Hib dapat diberikan dalam bentuk vaksin kombinasi (DTwP/ Hib, DTaP/ Hib, DTaP/ Hib/ IPV)

Dosis
-1 dosis vaksin Hib berisi 0,5ml, diberikan secara intramuskular.
-Tersedia vaksin kombinasi DTwP/ Hib, DTaP/ Hib, DTaP/ Hib/ IPV (vaksin kombinasi yg beredar berisi vaksin Hib PRP-T) dalam kemasan prefilled syringe 0,5ml.

-Ulangan
Vaksin Hib baik PRP-T ataupun PRP-OMP perlu diulang pada umur 18 bulan.
Apabila anak datang pada umur 1-5 tahun, Hib hanya diberikan 1x.


PNEUMOKOKUS
Pada jadwal imunisasi edisi tahun 2007, vaksin pneumokokus dimasukkan dalam kelompok imunisasi yg dianjurkan sesuai dengan Rekomendasi Satgas Imunisasi IDAI tanggal 30 April 2006.

Terdapat 2 jenis vaksin pneumokokus yg beredar di Indonesia, yaitu pneumokokus polisakarida berisi polisakarida murni, 23 serotipe disebut pneumococcus polysaccharide vaccine (PPV23).
Vaksin pneumokokus generasi kedua berisi vaksin polisakarida konjugasi, 7 serotipe disebut pneumococcal conjugate vaccine (PCV7) dan PCV10 untuk 10 serotipe.

Tabel 2.5 Perbedaan PPV dan PCV
Vaksin Polisakarida (PPV)
1.T cell independent.
2.Tidak imunogenik pada umur <2 tahun.
3.Indikasi: umur >2 tahun, risiko tinggi.
4.Mempunyai imunitas jangka pendek.
5.Nama: Pneumo-23 (Sanofi Pasteur)

Vaksin polisakarida konjugasi (PCV)
1.T cell dependent (memory cell).
2.Imunogenik pada umur <2 tahun.
3.Indikasi: anak sehat & anak risiko tinggi, umur 2 bulan – 5 tahun.
4.Mempunyai imunitas jangka panjang.
5.Nama: Prevenar (Pfizer), Synflorix (GSK).

JADWAL DAN DOSIS PCV
Vaksin PCV diberikan sejak usia 2 bulan sampai 9 tahun.
Dosis dan interval pemberian sesuai umur.

CARA PEMBERIAN
 Vaksin PCV dikemas dalam prefilled syringe 5ml diberikan secara intramuskular.
-Dosis pertama tidak diberikan sebelum umur 6 minggu.
-Untuk bayi BBLR (<1500 g) vaksin diberikan setelah umur kronologik 6-8 minggu, tanpa memperhatikan umur kehamilan.
-Dapat diberikan bersama vaksin lain misalnya DTwP, DTaP, TT, Hib, HepB, IPV, MMR, atau varisela dengan mempergunakan syringe terpisah.
Untuk setiap vaksin diberikan pada sisi badan yg berbeda.

KELOMPOK RISIKO TINGGI
Untuk anak risiko tinggi berumur 24 – 59 bulan, vaksin PCV diberikan bersama vaksin PPV23 karena kelompok ini rentan terhadap semua serotipe pneumokokus.
Kelompok risiko tinggi adalah anak yg menderita penyakit kronik seperti Penyakit sickle cell, Asplenia kongenital/ didapat, Disfungsi limpa, Infeksi HIV, Defisiensi imun kongenital, Penyakit jantung bawaan, dan Gagal jantung, Penyakit paru kronik termasuk asma yg diobati dengan kortikosteroid oral dosis tinggi, Cerebrospinal fluid leaks, Insufisiensi ginjal kronik termasuk sindrom nefrotik, Penyakit yg berhubungan dengan pengobatan imunosupresif atau radiasi termasuk penyakit keganasan dan transplantasi organ solid, dan Diabetes melitus.

INFLUENZA
Imunisasi influenza telah direkomendasikan oleh Satgas Imunisasi IDAI sejak April 2006 dan telah dimasukkan dalam kelompok vaksin yg dianjurkan sesuai jadwal Satgas Imunisasi IDAI periode 2006.

VAKSIN INFLUENZA
-Vaksin trivalen influenza yg terdiri dari 2 virus influenza subtipe A yaitu H3N2 dan H1N1 (strain California), serta virus influenza tipe B.
Vaksin influenza diproduksi 2x setahun berdasarkan perubahan galur virus influenza yg bersirkulasi di masyarakat.
-WHO Global Influenza Program merekomendasikan komposisi vaksin influenza yg berlaku untuk tahun berikutnya pada bulan September dan Februari.
Musim influenza terjadi pada bulan Mei-Juni di belahan bumi Selatan (Southern hemisphere) dan November-Desember untuk belahan bumi Utara (Northern hemisphere).
-Untuk Indonesia dipilih vaksin formulasi dari belahan utara atau selatan yg diproduksi oleh produsen vaksin sesuai dengan waktu yg tepat (perhatiakan tanggal kadaluarsa vaksin tersebut).

JADWAL
-Rekomendasi WHO untuk tahun 2010/2011 komposisi vaksin belahan utara adalah A/ New Caledonia/ 20/ 99 (H1N1)-like virus; A/ Wisconsin/ 67/ 2005 (H3N2)-like virus; dan B/ Malaysia/ 2506/ 2004 like virus
-Vaksin influenza diberikan pada anak umur 6-23 bulan, baik anak sehat maupun dengan risiko (asma, penyakit jantung, penyakit sel sickle, HIV, dan diabetes)
-Imunisasi influenza diberikan setiap tahun, mengingat tiap tahun terjadi pergantian jenis galur virus yg beredar di masyarakat.
Vaksin tahun sebelumnya tidak boleh diberikan untuk tahun sekarang.
-Indikasi lain: anak yg tinggal dengan kelompok risiko tinggi atau pekerja sosial yg berhubungan dengan kelompok risiko tinggi.

DOSIS DAN CARA PEMBERIAN
-Dosis tergantung umur anak,
6-35 bulan: 0,25ml
>3 tahun: 0,5ml
<8 tahun: untuk pemberian pertama kali diperlukan 2 dosis dengan interval minimal 4-6minggu, pada tahun berikutnya hanya diberikan 1 dosis.
-Vaksin influenza diberikan secara intramuskular pada paha anterolateral atau deltoid.


MMR
Vaksin MMR diberikan pada umur 15-18 bulan, minimal interval 6 bulan antara imunisasi campak (umur 9 bulan) dan MMR.
Dosis 1x 0,5ml secara subkutan.
MMR diberikan minimal 1 bulan sebelum atau setelah penyuntikan imunisasi lain.
Apabila seorang anak telah mendapat imunisasi MMR pada umur 12-18 bulan dan 6 tahun, imunisasi campak (monovalen) pada umur 5-6 tahun tidak perlu diberikan.
Ulangan imunisasi MMR diberikan pada umur 6 tahun.


TIFOID
Di Indonesia tersedia 2 jenis vaksin yaitu vaksin suntikan (polisakarida) dan oral (bakteri hidup yg dilemahkan).
-Vaksin capsular Vi polysaccharide
Diberikan pada umur lebih dari 2 tahun, ulangan dilakukan setiap 3 tahun
Kemasan dalam prefilled syringe 0,5ml, pemberian secara intramuskular.

-Tifoid oral Ty21a
Diberikan  pada umur lebih dari 6 tahun
Dikemas dalam kapsul, diberikan 3 dosis dengan interval selang sehari (hari 1, 3, dan 5)
Imunisasi ulangan dilakukan setiap 3-5 tahun.
Vaksin oral pada umumnya diperlukan untuk turis yg akan berkunjung ke daerah endemis tifoid.

HEPATITIS A
Vaksin hepatitis A diberikan pada daerah yg kurang terpajan (under exposure).
Di samping vaksin Hep A monovalen yg telah kita kenal, saat ini telah beredar vaksin kombinasi HepB/ HepA.
Jadwal imunisasi
Vaksin Hep A diberikan pada umur >2 tahun.
Vaksin kombinasi HepB/ HepA tidak diberikan pada bayi <12 bulan.
Maka vaksin kombinasi diindikasikan pada anak umur lebih dari 12 bulan, terutama untuk catch-up immunization yaitu mengejar imunisasi pada anak yg belum pernah mendapat imunisasi HepB sebelumnya atau imunisasi HepB yg tidak lengkap.

-Dosis pemberian
Kemasan liquid 1 dosis/ vial prefilled syringe 0,5ml.
Dosis pediatrik 720 ELISA units diberikan 2x dengan interval 6-12 bulan , intramuskular di daerah deltoid.
Kombinasi HepB/ HepA (berisi HepB 10ug dan HepA 720 ELISA units) dalam kemasan prefilled syringe 0,5ml intramuskular.
Dosis HepA untuk dewasa (> 19 tahun) 1440 ELISA units dosis 1ml, 2 dosis, interval 6-12 bulan.


VARISELA
Kesepakatan pd rapat Satgas Imunisasi IDAI Juni 2010, telah ditentukan perubahan umur pemberian vaksin varisela dari umur 5 tahun menjadi 1 tahun.
Hal ini berdasarkan pada:
1.Efektifitas vaksin varisela tidak diragukan lagi, namun apabila cakupan imunisasi belum tinggi dapat mengubah epidemiologi penyakit dari masa anak ke dewasa (pubertas).
Akibatnya angka kejadian varisela orang dewasa akan meningkat dibandingkan anak.
2.Dampak varisela pada dewasa lebih berat daripada anak, apalagi bila terjadi pada masa kehamilan dapat mengakibatkan sindrom varisela kongenital dengan angka kematian yg tinggi.
3.Penularan terbanyak terjadi di sekolah Taman Kanak-kanak dan Sekolah Bermain (Play group)
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka imunisasi varisela diberikan sebelum masuk sekolah bermain.

JADWAL
-Imunisasi varisela diberikan pada anak umur >1 tahun.
-Untuk anak yg mengalami kontak dengan pasien varisela, imunisasi dapat mencegah apabila diberikan dalam kurun waktu 72 jam setelah kontak (catatan: kontak harus dipisahkan).

DOSIS
-Dosis 0,5ml, subkutan, satu kali.
-Untuk umur lebih dari 13 tahun atau dewasa, diberikan 2 kali dengan jarak 4-8 minggu


ROTAVIRUS
Vaksin rotavirus terdiri dari 2 jenis yaitu: monovalen dan pentavalen.
Vaksin rotavirus monovalen mengandung rotavirus tipe G1P(8) mempunyai neutralizing epitop yg sama dengan rotavirus tipe G1, G3, G4, dan G5.
Sedangkan vaksin rotavirus pentavalen terdiri dari 5 strain yaitu G1, G2, G3, G4, G5, P1A(8)

DOSIS
Vaksin rotavirus monovalen diberikan secara oral 2x, sedangkan vaksin rotavirus pentavalen diberikan 3x.
-Monovalen
Dari pertama diberikan pada umur 6-14 minggu, dosis ke-2 dengan interval minimal 4 minggu.
Sehingga imunisasi selesai sebelum umur 16 minggu dan tidak melampaui umur 24 minggu.
-Pentavalen
Dosis pertama diberikan umur 6-12 minggu, interval dari ke-2 dan ke-3 adalah 4-10 minggu, dari ke-3 diberikan pada umur <32 minggu (interval minimal 4 minggu).


HUMAN PAPILLOMA VIRUS
Vaksin HPV terdiri dari 2 jenis yaitu bivalen dan quadrivalen.
Vaksin bivalen terdiri dari HPV serotipe 16 dan 18, sedangkan vaksin HPV quadrivalen terdiri dari HPV serotipe 6, 11, 16, dan 18.

DOSIS
Vaksin HPV diberikan pada umur 9-25 tahun dan 26-45 tahun.
-Vaksin bivalen: dosis diberikan pada 0-1-6 bulan.
-Vaksin quadrivalen: dosis diberikan pada 0-2-6 bulan.
Cara pemberian intramuskular.

RINGKASAN JADWAL IMUNISASI BERDASARKAN UMUR PEMBERIAN
SAAT LAHIR: HepB1 & Polio0
HepB1, harus diberikan dalam 12 jam setelah lahir, dilanjutkan pada umur 1 dan 6 bulan.
Apabila status HBsAg ibu positif, dalam waktu 12 jam setelah lahir diberikan HBIg 0,5ml bersamaan dengan vaksin HepB1.
Apabila semula status HBsAg itu tidak diketahui dan ternyata dalam perjalanan selanjutnya diketahui bahwa ibu HBsAg positif maka masih dapat diberikan HBIg 0,5ml sebelum bayi berumur 7 hari.

Polio0, diberikan saat kunjungan pertama.
Untuk bayi yg lahir di RB/ RS polio oral diberikan saat bayi dipulangkan untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain).

1 BULAN: HepB2
HepB2 diberikan pada umur 1 bulan, interval HepB1 dan HepB2 adalah 1 bulan.

0-2 BULAN: BCG
BCG dapat diberikan sejak lahir.
Apabila BCG akan diberikan pada umur >3 bulan sebaiknya dilakukan uji tuberkulin terlebih dulu dan BCG diberikan apabila uji tuberkulin negatif.

2 BULAN: DTP1, Hib1, Polio1, PCV1, Rota Virus
DTP diberikan pada umur >6 minggu, dapat dipergunakan DTwP atau DTaP atau diberikan secara kombinasi dengan Hib (PRP-T).
Hib diberikan mulai umur 2 bulan dengan interval 2 bulan.
Hib dapat diberikan secara terpisah atau dikombinasikan dengan DTP.
Polio1 dapat diberikan bersamaan dengan DTP1.
PCV1 diberikan pada umur 2 bulan.
Vaksin rotavirus 1 diberikan umur 6-14 minggu, oral.

4 BULAN: DTP2, Hib2, Polio2, PCV2, Rotavirus
DTP2 (DTwP atau DTaP) dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan Hib2 (PRP-T)
Polio2 diberikan bersamaan dengan DTP2.
PCV2 diberikan pada umur 4 bulan.
Vaksin rotavirus ke2 diberikan umur 4 bulan

6 BULAN: DTP3, Hib3, Polio3, PCV3, Rotavirus
DTP3 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan Hib3 (PRP-T)
Apabila mempergunakan Hib-OMP, Hib3 pada umur 6 bulan tidak perlu diberikan.
Polio3 diberikan bersamaan dengan DTP3.
PCV3 diberikan pada umur 6 bulan.
Vaksin rotavirus pentavalen diberikan umur 6 bulan.

6 BULAN: HepB3
HepB3 diberikan umur 3-6 bulan.
Untuk mendapat imun optimal interval HB2 dan HB3 minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan.

6-23 BULAN: Influenza
Influenza dapat diberikan sejak umur 6 bulan.

9 BULAN: Campak
Campak1 diberikan pd umur 9 bulan.
Campak2 merupakan program BIAS pada SD kelas 1, umur 6 tahun.
Apabila telah mendapat MMR pada umur 15 bulan, Campak2 tidak perlu diberikan.

12-15 BULAN: PCV4, Varisela
Ulangan PCV4 diberikan 1 dosis, 12-15 bulan
Varisela diberikan umur 1 tahun atau lebih, untuk umur >13 tahun diberikan 2x
15-18 BULAN: MMR, Hib4
Apabila sampai umur 12 bulan belum mendapat imunisasi campak, MMR dapat diberikan pada umur 12 bulan.
Hib4 diberikan pada 15 bulan (PRP-T atau PRP-OMP)

18 BULAN: DTP4, POLIO4
DTP4 (DTwP atau DTaP) diberikan 1 tahun setelah DTP3.
Polio4 diberikan bersamaan dengan DTP4.

2 TAHUN: HepA
Vaksin HepA direkomendasikan pada umur >2 tahun, diberikan 2x dengan interval 6-12bulan.

2-3 TAHUN: TIFOID
Vaksin tifoid polisakarida injeksi direkomendasikan untuk umur >2 tahun
Imunisasi tifoid polisakarida injeksi perlu diulang setiap 3 tahun.

5 TAHUN: DTP5, Polio5
DTP5 diberikan pada umur 5 tahun (DTwP/ DTaP).
Polio5 diberikan bersamaan dengan DTP5.

6 TAHUN: MMR
Diberikan untuk catch-up immunisasi pada anak yg belum mendapat MMR.

10 TAHUN: Td/ TT
Menjelang pubertas vaksin tetanus ke5 (Td/ TT) diberikan untuk mendapat imunitas selama 25 tahun.


====================================================

www.sahabat-wangi.com/index.php?id=drfreddy
WA 081808395318
BBM 5376DABF
Email: federicomahora@outlook.com
http://freddyfragrance.blogspot.co.id/

Jangan lupa "Like" www.facebook.com/federicomahoraindonesia#

Mau Beli Parfum atau Jualan Juga?


Minggu, 04 Oktober 2015

TINGKATKAN MEMORI ANDA BYM.4. RUANG DAN TEMPAT

Mau Beli Parfum atau Jualan Juga?

BYM.4. RUANG DAN TEMPAT


Ambillah tempat dalam memori otak Anda yang mengagumkan untuk mengingat sesuatu.

Perhatikanlah, ini adalah ibu dari semua metode peningkatan memori.
Sama seperti fakta bahwa Anda mungkin kehilangan sebuah perabot dapur, tapi Anda tidak pernah kehilangan dapur.

Lokasi tertentu, seperti bangunan atau tanah yang familiar, umumnya mudah diingat kembali.
Tidak hanya detail mereka gampang diingat kembali tetapi juga sangat tersusun rapi – 2 komponen sempurna untuk sebuah sistem penyimpanan informasi.
Kenyataannya, otak kita tampaknya terlatih untuk mengingat lokasi.
Contohnya, bagian-bagian otak yg paling banyak berhubungan dengan memori, hipokampus, juga merupakan bagian untuk mengingat lokasi.
Faktanya, supir taksi London yg mengingat ribuan lokasi dan rute memiliki hipokampus yang lebih besar dari rerata.
Hal yg sama terjadi pada tikus yang dilatih menghafal rute labirin.
Orang Yunani dan Romawi kuno mengetahui metode memori ini dan menggunakannya untuk mempelajari pidato yg panjang.
Bapak metode perbaikan memori adalah seorang penyair Yunani bernama Simonides yg hidup 2500 tahun yg lalu dipercaya adalah penemu metode ini.
Sebuah gedung pertemuan di mana dia baru saja membacakan puisi runtuh, banyak orang tertimbun di dalamnya.
Esoknya Simonides dapat mengingat semua nama para tamu, dengan secara mental berjalan di sekitar meja-meja dalam gedung itu, mengingat siapa saja yang duduk di situ.
Selanjutnya, Simonides menggunakan metode ‘loci’ atau lokasi untuk mengingat puisinya.
Untuk melakukan metode ini, Anda harus memilih lokasi dengan banyak gambar yg dapat dihubungkan dengan informasi Anda seperti sebuah spatial filling cabinet bahwa Anda berjalan dalam imajinasi Anda.
Contohnya, bila Anda mengingat 10 benda yg akan dibeli, cukup berpikir tentang 10 lokasi di rumah Anda.
Hal ini dapat kamar atau perabotan rumah, yg kemudian masing-masing dihubungkan dengan  masing-masing benda dalam daftar Anda.
Kemudian Anda ke supermarket, cukup berjalan secara mental melalui rute ini dalam rumah Anda dan tiba-tiba tiap benda yang Anda mau beli dengan mudahnya bermunculan dalam pikiran Anda.

Ambilah contoh yang lebih rumit: bawa pikiran Anda kembali ke saat Anda sekolah dulu.
Bahkan walau sudah bertahun-tahun Anda meninggalkannya, ada kemungkinan Anda masih mengingat bentuk dasar sekolah Anda, dan bahkan mungkin Anda masih mengingat sedikit detail tiap ruangannya.
Ambil waktu sejenak dan bawalah pikiran Anda kembali ke tempat itu.
Bayangkan Anda berjalan melalui pintu masuk utama dan menyusuri rute dalam gedung sampai Anda menemukan banyak ruangan yang dapat Anda ingat.
Cari sebanyak mungkin detail yang mungkin Anda ingat.
Anda mungkin heran dengan begitu banyaknya hal yang bisa Anda ingat.
Sekarang, berapa banyak ruangan yang dapat Anda ingat?
Dan berapa banyak tempat dalam tiap ruangan (papan tulis, jendela, lemari, dan lain-lain) yg dapat Anda ingat?
Anda bahkan ingat beberapa detail yg tidak Anda sangka-sangka.
Mengagumkan bukan, mengingat betapa banyak informasi yg tersimpan dalam sel otak kita?
Tiap ruang dan area dalam otak mempunyai potensi ‘kait” dengan gambar memori lain.
Cukup ubah hal yg Anda ingin ingat ke dalam gambar yg jelas dan hubungkan dengan gambar lokasi Anda.

Anda bahkan dapat menggunakan lokasi mental untuk menciptakan area-area dengan tema berbeda.
Contohnya, Anda dapat menggunakan gambar mental dari perpustakaan sekolah Anda untuk mengingat informasi tentang buku yang Anda ingin baca, Ruang belajar ekonomi untuk mengingat daftar belanja, dan tempat bermain untuk mengingat orang-orang yg Anda temui.
Anda dapat menyimpan beberapa lokasi untuk memori permanen (fakta yg ingin Anda ingat) dan beberapa untuk memori jangka pendek seperti daftar belanja.

Anda dapat meningkatkan pengulangan lokas untuk memberikan lebih banyak tempat penyimpanan memori mental.
Faktanya, mungkin tidak ada batasnya sebanyak apa Anda dapat mengingat menggunakan sistem ini.
Biasanya, untuk kebanyakan, semakin banyak detail yg Anda harus ingat, semakin sukar.
Tapi saat berhubungan dengan ruang dan tempat, semakin detail yg Anda miliki, semakin mudah untuk mengingatnya.

Ini ide untuk Anda ...
Carilah beberapa foto tempat yg Anda akan gunakan atau lebih baik yg masih Anda gunakan, pergi dan berjalanlah melaluinya (bila mungkin).
Coba untuk perhatikan sebanyak mungkin detail tentangnya.
Apa yg unik dari tiap area dari lokasi Anda.
Gunakan semua indera Anda.
Pelajari tiap area dari lokasi itu sampai Anda mengetahuinya luar dan dalam.
Menginvestasikan persiapan kerja ini akan terbayar saat Anda ingin mengingat sesuatu dengan cepat.

Ide yg menjabarkan ...
“SEKALI TEMPAT-TEMPAT ANDA SUDAH TERATUR DENGAN PASTI, KEMUDIAN ANDA DAPAT MULAI BERJALAN MELALUI PINTU.  BILA ANDA AKAN MENGGUNAKAN BANYAK GAMBAR, BUATLAH GEDUNG ITU DIPERLUAS RATUSAN ATAU RIBUAN UNIT; BILA ANDA HANYA INGIN BEBERAPA, AMBILAH SATU RUANG RESEPSI DAN BAGILAH MENURUT SUDUT RUANGANNYA.”  Matteo Ricci, Ahli memori Italia (1552 – 1610)
Sejauh apakah kebenaran pernyataan ini?

T: Saya hanya tidak dapat memvisualisasikan tempat itu, sekalipun saya sangat mengetahuinya.  Apakah hal itu sangat penting?
J: Meski hal terbaik sebenarnya adalah memvisualisasikan tempat itu dalam pikiran Anda, hal ini tidak amat sangat harus. 
Selama Anda dapat dengann mudah mengingat detail lokasi, itu sudah cukup.

T: Saya kesulitan mengingat urutan lokasi; saya kadang melupakan 1 atau 2!  Apa yg harus saya lakukan?
J: Cobalah menambah penanda gambar pada setiap posisi ke 5 dalam rute Anda.
Atau, apakah alasan Anda mengalami kesukaran mengingat urutan karena Anda terus berpikir tentang urutan yg lain?  Bila ya, cukup terima urutan yg Anda inginkan.  Tujuan di sini adalah menciptakan sebuah sistem yg mudah diingat dan bukan menantang seseorang untuk sesuatu yg sulit.

Darren Bridger, BOOSTING YOUR MEMORY
Bersambung


www.sahabat-wangi.com/index.php?id=drfreddy
WA 081808395318
BBM 5376DABF
Email: federicomahora@outlook.com
http://freddyfragrance.blogspot.co.id/

Jangan lupa "Like" www.facebook.com/federicomahoraindonesia#

Mau Beli Parfum atau Jualan Juga?