MALARIA
Penanggulangan
secara komprehensif dg upaya promotif, preventif, kuratif
Tujuan: Menurunkan
angka kesakitan & kematian
Mencegah KLB
Komitment Kemenkes
Eliminasi Malaria 2010 - 2030
STANDAR
TATALAKSANA MALARIA
STANDAR
DIAGNOSIS
1.Tinggal di daerah
endemik malaria yg: Demam
ATAU
riw Demam 48j terakhir
ATAU tampak Anemi
2.Demam ATAU riw
Demam 7h terakhir DAN Risiko tertular malaria: Riw bepergian ke daerah endemik
malaria
Kunjungan individu dari daerah endemik malaria ke lingkungan tempat tinggal
pasien
3.Harus diperiksa
darah malaria dg mikroskop atau RDT
4.U/ dptkan tx
cepat maka hasil dx malaria HARUS didptkan <1h sejak px memeriksakan
diri
STANDAR
TX
1.Ikut kebijakan
nasional pengendalian malaria di Indonesia
2.Tx dg ACT HANYA
u/ darah malaria (+)
3.Tx kombinasi
berbasis artemisinin (ACT) + Primakuin u/ Px tanpa komplikasi
4.Konseling u/
pastikan kepatuhan minum obat [cegah resistensi Plasmodium]
5.Malaria berat:
Artesunate iv ATAU Artemeter im dilanjutkan ACT oral + primakuin
6.JIKA px malaria
berat akan dirujuk, berikan dosis awal Artesunate iv/im ATAU Artemeter im
STANDAR
PEMANTAUAN PENGOBATAN
1.Evaluasi tx dg
pemeriksaan: Klinis
Mikroskopis
2.Rwt jalan:
evaluasi stlh tx selesai: h4, h7, h14, h21, h28
3.Rwt inap:
evaluasi: Tiap hari sd tdk ditemukan parasit dlm sediaan darah 3h
berturut2
DAN stlhnya dievaluasi spt pd px rwt jln
STANDAR
TANGGUNG JAWAB KESEHATAN MASYARAKAT
1.Petugas kesehatan
hrs tahu tingkat endemisitas malaria di wilayah kerjanya dg berkoordinasi dg
Dinkes setempat
2.Bangun jejaring
layanan & kemitraan bersama dg fasilitas layanan lain (Pemerintah &
Swasta) u/ tingkatkan akses layanan yg bermutu bagi setiap px malaria
3.Petugas kesehatan
memantau px malaria dg pastikan bahwa dilakukan penanganan yg sesuai pedoman
tatalaksana malaria
4.Petugas HARUS
melaporkan SEMUA kasus malaria yg ditemukan dan Hasil pengobatannya kpd Dinkes
setempat
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar
belakang
Peraturan Presiden
No 5 tahun 2010 ttg Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional th 2010-2014 di
mana malaria termasuk penyakit prioritas yg perlu ditanggulangi
Tantangan TERBESAR:
Penurunan efikasi pd penggunaan bbrp obat anti malaria
Resistensi thd klorokuin
Sejak 2004: Obat
pilihan UTAMA: ACT (Artemisinin-based Combination Therapy/ Kombinasi derivat
Artemisinin)
Kombinasi
artemisinin [efek terapeutik lebih baik] u/ tingkatkan mutu tx malaria
BAB 2
MALARIA
A. Penyebab
Malaria
O/ parasit
Plasmodium via gigitan nyamuk Anopheles betina
5 Spesies
Plasmodium: falciparum
vivax
ovale
malariae
knowlesi
B.Jenis
Malaria
1.Malaria
falsiparum
Plasmodium
falsiparum
Demam intermiten
DAN dpt kontinyu
PALING SERING mjd
BERAT yg sebabkan mati
2.Malaria
vivaks
Plasmodium
vivax
Demam berulang dg
interval bebas demam 2 hari
Kadang jadi
BERAT
3.Malaria
ovale
Plasmodium
ovale
Gx ringan
Pola demam =
vivax
4.Malaria
malariae
Plasmodium
malariae
Demam berulang dg
interval bebas demam 3h
5.Malaria
knowlesi
Plasmodium
knowlesi
Gx demam =
falsiparum
C. Gejala
Malaria
Gx
klasik
Pd px non imun,
berasal dari daerah non endemis
Demam akut
(paroksismal) didahului stadium Dingin (menggigil) kemudian keringat
banyak
Gx
lain
Px imun, di daerah
endemis: Nyeri kepala
Mual
Diare
Pegal2
Nyeri otot
D. Bahaya
Malaria
1. Potensi mjd
BERAT JIKA tidak segera ditangani
2. Anemia
3. JIKA hamil, dpt:
Abortus
Prematur
BBLR
Lahir mati
E.
Pencegahan Malaria
#Tingkatkan
kewaspadaan thd risiko malaria
#Pengendalian
vektor
#Kemoprofilaksis:
Doksisiklin 100mg/h: 1-2h sblm bepergian
Saat
di daerah tsb
sd 4m stlh kembali
TDK boleh u/: hamil
<t8
TDK boleh diberikan >6b
#Cegah gigitan
nyamuk: Kelambu berinsektisida
Repelen
Kawat kasa nyamuk
BAB 3
DIAGNOSIS MALARIA
Manifestasi klinis:
Malaria TANPA komplikasi
Malaria BERAT
Dx pasti dg
pemeriksaan sediaan drh scr: Mikroskopis
RDT (uji diagnostik tepat/ Rapid Diagnostic Test)
A.
Anamnesis
Keluhan:
Demam
Menggigil
Berkeringat
Dpt
disertai: Sakit kepala
Mual
Muntah
Diare
Nyeri otot atau pegal2
Riw: Sakit
malaria
Minum obat
malaria
Riw: Tinggal di
daerah endemis
Berkunjung
ke daerah endemis
B.
Pemeriksaan Fisik
~Suhu aksiler
>37,5C
~Konjungtiva ATAU
Telapak tangan pucat
~Sklera
ikterik
~Pembesaran limpa
(Splenomegali)
~Pembesaran hati
(Hepatomegali)
C.
Pemeriksaan laboratorium
a.Sediaan darah
tebal & tipis: Plasmodium: Ada/ tidak
Spesies
Stadium
Kepadatan
b.RDT: Deteksi
antigen plasmodium
BAB 4
MALARIA BERAT
JIKA: (+)
Plasmodium falciparum atau vivax, stadium aseksual
ATAU RDT
(+)
DITAMBAH
min 1: 1.Ggn kesadaran ATAU koma
2.Kelemahan otot (TDK bisa duduk/ berjalan tanpa bantuan)
3.TDK bisa makan dan minum
4.Kejang berulang dlm 24j
5.Sesak napas dan distres pernafasan (pernafasan asidosis)
6.Ggl sirkulasi atau syok: Tekanan sistolik <70mmHg (pd anak
<50mmHg)
7.Ikterus disertai disfungsi organ vital
8.Black Water Fever
9.Perdarahan spontan
10.Edema
paru (CXR)
Lab: 1.hipoGlikemi
(<40mg%)
2.Asidemia
(pH <7,25) ATAU Asidosis (HCO3 <15mmol/L)
3.Anemia
berat (Hb <5g% ATAU Ht <15%)
4.Hemoglobinuri
5.Hiperparasitemia daerah endemis: Rendah: >2% atau >100.000
parasit/uL
Tinggi: >5% atau >250.000 parasit/uL
6.Hiperlaktatemia (laktat >5ug/L)
7.Ggl gjl
akut (urin <0,5ml/kg/j dlm 6j)
Catatan: Pd susp
Malaria berat, tx dpt segera diberikan berdsrkan RDT
BAB 5
PENGOBATAN MALARIA TANPA KOMPLIKASI
Kombinasi ACT:
Meningkatkan efektifitas
Mencegah resistensi
Oral u/ malaria
tanpa komplikasi
Malaria BERAT dg
Injeksi (Artesunat ATAU Artemeter dilanjutkan dg ACT oral)
Ditambah Primakuin
sbg: Gametosidal
Hipnozoidal
A.PENGOBATAN
MALARIA TANPA KOMPLIKASI
1.M.falsiparum
dan vivaks
DHP
(Dihidroartemisinin - Piperakuin) ATAU Artesunat-Amodiakuin + Primakuin
ACT 1x/h 3h
Primakuin:
falsiparum: h1 SAJA 0,75mkD
vivaks: 0,25mkD 14h
2.
Pengobatan M. vivaks yg relaps
Regimen ACT sama
TAPI dosis ditingkatkan mjd 0,5mkD
3.
Pengobatan M. ovale
= M. vivax
4.
Pengobatan M. malariae
Tanpa
primakuin
5.
Pengobatan INF CAMPUR P. falciparum + P. vivax/ ovale
= M. vivax
Catatan:
a. Dosis berdsrkan BB
b. BILA BB tidak bisa ditimbang, pakailah
kelompok umur
c. BILA tdk sesuai BB dg kel. umur,
pakailah BB
d. BILA Obesitas, pakailah BB
ideal
e. ACT TDK boleh u/ hamil trimester
1
f. Primakuin TDK boleh u/
HAMIL
SEMUA obat anti malaria HARUS sesudah
makan [iritasi lambung]
BAB 6
PENGOBATAN MALARIA BERAT
HARUS di RS/
Puskesmas perawatan
Prognosis tgt
Kecepatan & Ketepatan dx & tx
Sblm dirujuk,
berikan Artemeter im dosis awal 3,2mkd
Pilihan UTAMA:
Artesunat iv: Vial 60mg serbuk kering Asam artesunik + Ampul Pelarut Nabik 5%
--> 1ml lar. Na-artesunat
Diencerkan dg D5 atau NS 5ml --> 60mg/6ml (10mg/ml) bolus perlahan
2,4mkd pd: H1: j0, j12, j24
Selanjutnya 1x/h sd px mampu minum obat
JIKA TDK tersedia:
Artemeter im
ATAU
Kina drip
Contoh perhitungan
dosis:
BB 50kg
Dosis yg diperlukan
2,4mg x 50 = 120mg
Px tsb butuh 2 vial
artesunat perkali pemberian
BILA px sudah dpt
minum obat maka tx dilanjutkan dg regimen ACT 3h + Primakuin sesuai
plasmodium
Kemasan dan
cara pemberian Artemeter
Ampul 80mg
Artemeter dlm lar. minyak
Im: h1 3,2mkd
Selanjutnya
1,6mkd 1x/h sd px mampu minum obat
BILA px sudah
dpt minum obat maka tx dilanjutkan dg regimen ACT 3h + Primakuin sesuai
plasmodium
Kemasan dan
cara pemberian Kina drip
Diberikan JIKA: TDK
tersedia Artesunat iv/ Artemeter im
HAMIL trimester 1
Ampul Kina
dihidroklorida 25%, 500mg/ 2ml
Dws: 1.Loading dose
20mkd dlm 500ml D5/ NS diberikan 4j pertama
2.4j kedua
D5/ NS SAJA
3.4j
berikutnya dosis rumatan 10mkd dlm 500ml D5/ NS
4.4j
selanjutnya D5/ NS SAJA
5.Stlh itu
diberikan lagi dosis rumatan sd px dpt minum po
6.BILA
sudah dpt minum po, Kina iv diganti tablet 10mkd 3x/h
7.Diberikan
bersama Doksisiklin atau Tetrasiklin
8.Pd HAMIL
bersama Klindamisin
9.Dosis
total kina selama 7h dihitung sejak pemberian Kina perinfus yg pertama
Anak: Kina HCl 25%
10mkd [<b2 6-8mkd] dlm D5/ NS 5-10cc/kg 4j 3x/h sd px dpt minum po
Catatan:
1.Kina TDK boleh bolus iv [toksik jtg --> mati]
2.Max
dws: 2000mg/h
BAB 7
PEMANTAUAN PENGOBATAN
A. Rawat
Jalan
Evaluasi h4, 7, 14,
21, dan 28 dg: Pemeriksaan Klinis
Sediaan darah scr mikroskopis
B. Rawat Inap
Evaluasi tiap hari
sd: Klinis membaik
Hasil mikrokopis (-)
Evaluasi
dilanjutkan h7, 14, 21, dan 28
Penatalaksanaan Malaria
Serebral
Singkirkan penyebab lain dari ggn
kesadaran: 1.hipoGlikemi
2.Meningitis/ Ensefalitis (lumbal pungsi BILA TDK ada kontraindikasi)
3.Asidosis Metabolik
Berikan
O2
Pertahankan jalan
nafas
Monitor tanda
vital
Pasang infus
Teruskan Artesunat
iv
Beri Antikonvulsan
BILA kejang
Pasang NGT, kateter
urin
Ubah posisi px tiap
2j u/ cegah dekubitus
Monitor masukan dan luaran
cairan
Monitor GD
berkala
Penatalaksanaan Malaria Berat dg
Ggl Napas
Ggl nafas: ARDS
(Acute Respiratory Distress Syndrome)
Edema paru
ARDS: Pasang
ventilator/ O2 sungkup
Posisi
kepala px ditinggikan 45 derajat
Pertahankan cairan dg pemasangan kateter vena perifer atau vena sentral
Teruskan
Artesunat iv
BILA ada
indikasi transf, berikan PRC
Pasang
NGT, kateter urin
Observasi masukan dan luaran cairan
AGD
CXR
Edema paru: Berikan
O2 sungkup
Posisi
kepala px ditinggikan 45 derajat
Teruskan Artesunat
iv
Berikan diuretik
BILA TDK respon dg
diuretik, lakukan hemodialisis
Beri transf BILA ada indikasi
Observasi masukan
& luaran cairan
AGD
Penatalaksanaan
Malaria Berat dg Ggl Ginjal Akut
Nilai status
dehidrasi
BILA ada dehidrasi,
rehidrasi dg kristaloid
Catat masukan dan
luaran cairan/ 6j
Evaluasi produksi
urin
Berikan diuretik
BILA: Stlh rehidrasi, produksi urin <0,5cc/kg/j
ATAU sejak awal didptkan tanda2 overload
Teruskan Artesunat
iv
Cek Ureum &
Kreatinin
BILA: Perbaikan:
Urin >0,5cc/kg/j
Penurunan Ureum/ Kreatinin
Lanjutkan pemberian cairan sd perbaikan fungsi ginjal
TDK
perbaikan, lakukan Hemodialisis
Penatalaksanaan
Malaria Berat dg Ikterus
Singkirkan adanya
kemungkinan penyebab lain ikterus: Hepatitis virus akut (cek seromarker virus
hepatitis)
Leptospirosis (cek Ag/ Ab leptospira)
Sepsis
Kolangitis
Kolesistitis
Kolestasis
BILA TDK didptkan
penyebab lain dari ikterus, teruskan Artesunat iv
Monitor: Hb,
Sediaan apus darah tepi, Protrombin time
Fungsi
hati: SGOT, SGPT, Bil Direk & Indirek, Gamma GT, Albumin
GDS
Transfusi BILA
penyebab ikterus a/
Tx suportif BILA
penyebab ikterus a/ ggn fungsi hati
BILA didptkan sebab
lain, berikan tatalaksana sesuai sebab SAMBIL teruskan OAM (Obat Anti
Malaria)
Penatalaksanaan
Malaria Berat dg Anemia
Transfusi dg PRC
bila Hb <7g%, perlahan
BILA edema paru,
berikan diuretik
Monitor masukan dan
luaran cairan
Periksa drh lengkap
(Hb, L, Ht, Tr)
Terus Artesunat
iv
Penatalaksanaan
Malaria Berat dg Black Water Fever (Hemoglobinuri)
Transfusi drh BILA
ada indikasi dg PRC
Teruskan Artesunat
iv
Pertahankan
kebutuhan cairan
Monitor masukan dan
luaran cairan
Periksa: Hb, L, Ht,
Tr, Sediaan apus darah tepi
Urinalisis lengkap
Ureum,
kreatinin
Elektrolit
Enzim
G6PD
BILA disertai dg
Ggl Gjl Akut, lakukan tatalaksana GGA
Penatalaksanaan
Malaria Berat dg hipoGlikemia
GDS <40mg%
Teruskan Artesunat
iv
Nilai kesadaran:
Asimtomatik, berikan rumatan D5-10
Ggn kesadaran: Bolus D40 50cc iv (Anak D10 2cc/kg)
Lanjut
rumatan D5-10
Monitor GDS
berkala
Penatalaksanaan
Malaria Berat dg Koagulasi Intravaskular Diseminata
Teruskan Artesunat
iv
Evaluasi td
perdarahan: Subkonjungtiva
Epistaksis
Gusi
berdarah
Petekie
Perdarahan di tp pengambilan darah
Hematemesis
Melena
Cek: Hb, L, Ht,
T
Faktor
koagulasi: PT
APTT
Fibrinogen
D-dimer
Transfusi BILA ada
indikasi dg PRC atau FWB (Fresh Whole Blood) atau FFP (Fresh Frozen Plasma) atau
Suspensi trombosit
Evaluasi kecukupan
cairan (masukan dan luaran)
Tinjauan
Pustaka
1. Buku Saku
Penatalaksanaan Kasus Malaria. Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan. Kementerian Kesehatan RI tahun 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar