BAB 8 Anak
dengan HIV/ AIDS
(Disadur dr. Freddy
Adiwinata dari Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit WHO
2005)
Mayoritas inf
berpatogen sama dg px HIV (-) tapi Lebih sering, Lebih parah, Berulang
Sebagian patogen
tidak biasa
Mayoritas kematian
karena py biasa
Sebagian kematian
dpt dicegah dg Dx dini dan Tx benar ATAU dg Imunisasi rutin & Perbaikan
gizi
Berisiko LEBIH
BESAR u/ mendapat inf Pneumokokus & Tuberkulosis paru
Pencegahan dg
Kotrimoksazol & ART dpt SANGAT mengurangi jumlah anak yg meninggal
dini
Penularan HIV dari
ibu ke anak (Tanpa pencegahan Antiretroviral) berkisar 15-45%
Menjadi <2%
bila:
~ART selama hamil & persalinan
~Pemberian makanan pengganti
~Bedah kaisar elektif
8.1 Anak
dengan tersangka inf HIV atau pasti mendapat inf HIV
8.1.1 Dx
klinis
Gambaran klinis
bervariasi
Bbrp anak
menunjukkan td & gx berat pd tahun pertama kehidupannya
Yg lain mungkin
tetap tanpa gx atau gx ringan lebih dari setahun dan bertahan hidup sampai
beberapa tahun
Disebut TERSANGKA
HIV BILA:
Gx umum
HIV yg juga tidak lazim pd non-HIV
#Inf
berulang: Dlm 12b terakhir >3 episode inf bakt yg lebih berat
(Pneumonia, Meningitis, Sepsis, Selulitis)
#Thrush:
Eritema pseudomembran putih di Langit2 mulut, Gusi, Mukosa pipi. Pasca masa
neonatal
ditemukan thrush tanpa tx AB, ATAU >30h walau sudah diobati, ATAU Kambuh,
ATAU Meluas > bagian lidah
JUGA KHAS bila meluas sampai bag belakang kerongkongan yg menunjukkan
kandidiasis esofagus
#Parotitis kronik: Pembengkakan parotid uni- atau bi-lateral
>14h, dg ATAU tanpa nyeri ATAU demam
#Limfadenopati generalisata: Pembesaran kgb pd >2
daerah ekstra inguinal tanpa sebab jelas
#Hepatomegali tanpa sebab jelas: tanpa adanya inf virus yg
bersamaan spt sitomegalovirus
#Demam yg menetap DAN/ ATAU
berulang: >38C >7h ATAU >1x/7h
#Disfungsi neurologis: Kerusakan neurologis progresif,
Mikrosefal, Perkembangan terlambat, Hipertonia atau
Bingung (Confusion)
#Herpes zoster
#Dermatitis
HIV: Ruam eritematus & papular. Ruam kulit yg khas meliputi Inf
jamur yg ekstensif pd kulit,
kuku, dan kulit kepala, dan Molluscum contagiosum yg ekstensif
#Penyakit paru supuratif kronik (Chronic suppurative lung
disease)
Gx umum HIV
yg juga lazim pd non-HIV
^Otitis media kronik: keluar cairan/ nanah dari telinga
>14h
^Diare persisten: >14h
^Gizi kurang atau buruk: berkurangnya berat badan atau
menurunnya pertambahan berat badan secara
perlahan tapi pasti dibandingkna dg pertumbuhan seharusnya, sebagaiman tercantum
dlm KMS
Tersangka HIV TERUTAMA pd bayi <b6 yg disusui dan gagal tumbuh
Gx SANGAT
SPESIFIK u/ HIV:
*Pneumocystis
pneumonia (PCP)
*Kandidiasis esofagus
*Lymphoid
interstitial pneumonia (LIP)
*ATAU Sarkoma kaposi
*Fistula
rekto-vaginal [SANGAT JARANG]
8.1.2
Konseling
Indikasi:
1.Anak
yg status HIV-nya tidak diketahui, yg menunjukkan tanda klinis inf HIV dan/ atau
faktor risiko (ibu atau saudaranya HIV)
-Tentukan apakah akan dilakukan konselilng atau merujuknya
-JIKA
tersedia, upayakan tes HIV, sesuai pedoman nasional, u/:
~Memastikan diagnosis klinis
~Mempersiapkan ibu ttg masalah yg berkaitan dg HIV
~Mencegah penularan dari ibu ke anak berikut
Catatan: JIKA tidak tersedia tes HIV, diskusikan ttg dx kemungkinan inf
HIV sehubungan dg gx & faktor risiko
-JIKA
konseling tidak dilakukan di RS, jelaskan pd orang tuanya alasan mereka dirujuk
ke tempat lain u/ konseling
2.Anak
dg HIV tapi kurang berespons thd tx ATAU butuh penyelidikan lebih lanjut
3.Anak
dg HIV berespons baik thd tx & akan dipulangkan (ATAU dirujuk ke program
perawatan di masyarakat u/ dukungan psikologis)
8.1.3 Tes
& dx inf HIV pd anak
SANGAT SULIT
menentukan Dx inf HIV pd bayi terpajan pd masa perinatal dan anak kecil
[antibodi maternal thd HIV yg didpt pasif mungkin masih ada pd drh anak sd umur
b9-18]
Tes HIV
harus:
~Informed
consent sblm tes HIV (Sukarela, bebas dari paksaan, persetujuan)
~Rahasia
~Diikuti konseling
Tes antibodi (Ab)
HIV (ELISA atau Rapid Test)
Deteksi: Bayi
terpajan HIV & Singkirkan dx HIV pd anak yg tidak mendapat ASI
Dx HIV berdasar
Strategi III tes HIV
Menggunakan 3 tes
berbeda berurutan tertentu sesuai rekomendasi atau dg pemeriksaan virus
(PCR)
Tes cepat HIV u/
singkirkan dx inf HIV pd anak dg malnutrisi atau keadaan klinis berat lain di
daerah prevalensi tinggi HIV
<b18: SEMUA tes
ab HIV (+) HARUS dipastikan dg tes virologis secepatnya
JIKA tidak
tersedia, ulangi tes ab umur b18
Tes
virologis
U/ RNA atau DNA
spesifik HIV
Mrpk metode PALING
TERPERCAYA u/ dx HIV pd <b18
JIKA pernah dapat
pencegahan dg ZDV (zidovudine) sela atau sesudah persalinan, tes virologis tidak
dianjurkan sd 4-8m stlh lahir [ZDV pengaruhi tingkat kepercayaan tes]
1 tes virologis (+)
cukup sbg u/ dx HIV
JIKA masih mendapat
ASI & tes virologis RNA (-), ulang 6m stlh disapih [pemastian tidak terkena
HIV]
8.1.4
Tahapan klinis
Sistem stadium
klinis u/:
~Mengetahui derajat kerusakan sistem kekebalan
~Merencanakan pilihan tx
~Kemungkinan prognosis HIV (makin tinggi makin buruk)
~Panduan kapan mulai, stop, ATAU ganti ART
~Bantu kenali respons thd ART [JIKA tidak ada akses mudah murah u/ tes CD4 ATAU
tes virologi]
Diadapatasi dari
WHO
U/ <t13
terkonfirmasi lab [ >b18: HIV ab; <b18: tes virologi DNA/ RNA]
U/ keperluan
klasifikasi, bila didapatkan kondisi klinis st 3, prognosis anak tetap pd st 3
dan tidak membaik jadi st 2, WALAU kondisi membaik ATAU timbul kejadian klinis
st 2 yg baru
ART akan perbaiki
prognosis
Stadium
1
Tanpa gx
(asimtomatik)
PGL (Limfadenopati
generalisata persisten/ Persistent generalized lymphadenopathy)
Stadium
2
Hepatosplenomegali
persisten yg tidak dpt dijelaskan
Erupsi pruritik
papular
Dermatitis
seboroik
Inf Jamur pd
kuku
Keilitis
angularis
LGE (Lineal
gingival erytema/ eritema gingiva linea)
Inf virus human
papilloma (wart) yg luas ATAU moluskum kontagiosum (>5% area tubuh)
Luka di mulut ATAU
sariawan yg berulang (>2x/ 6b)
Pembesaran kelenjar
parotis yg tidak dapat dijelaskan
Herpes zoster
Infeksi
respiratorik bagian atas kronik ATAU berulang (Otitis media, Otorrhoea,
Sinusitis, >2x/6b)
Stadium
3
Gizi kurang yg
tidak dpt dijelaskan & tidak bereaksi thd pengobatan baku
Diare persisten yg
tidak dpt dijelaskan (<14h)
Demam persisten yg
tidak dpt dijelaskan (Intermiten ATAU konstan, >1b)
Kandidiasis oral
(>m6-8)
Oral hairy
leukoplakia
Tuberkulosis
paru
Pneumonia bakteria
berat berulang (>2x/6b)
Gingivitis ATAU
stomatitis ulseratif nekrotikans akut
LIP (Lymphoid
interstitial pneumonia) simtomatik
Anemia yg tidak dpt
dijelaskan (<8g/dL), Neutropenia (<500/mm3), ATAU Trombositopenia
(<30.000/mm3) >1b
Stadium
4
Sangat kurus
(wasting) yg tidak dpt dijelaskan ATAU gizi buruk yg tidak bereaksi thd
pengobatan baku
Pneumonia
pneumosistis
Dicurigai inf
bakteri berat atau berulang (>2x/1t, misalnya Empiema, Piomiositis,
Inf tl atau sendi, Meningitis, tidak termasuk pneumonia)
Inf herpes simplek
kronik (orolabial atau kutaneous selama >1b atau viseralis di lokasi
manapun)
Tuberkulosis
ekstrapulmonal atau diseminata
Sarkoma
kaposi
Kandidiasis
esofagus
<b18 dg
simtomatik HIV, seropositif dg >2 hal:
*Oral thrush
*Pneumonia berat
*Ggl tumbuh
*Sepsis berat
Inf
CMV (sitomegalovirus) retinitis atau pd organ lain dg onset >1b
Toksoplasmosis SSP
(di luar masa neonatus)
Kriptokokosis
termasuk meningitis
Mikosis endemik
diseminata (Histoplasmosis, Koksidiomikosis, Penisiliosis)
Inf sitomegalovirus
(Onset >b1 pd organ selain hati, limpa, atau kel. limfe)
Py mikobakterial
diseminata selain tuberkulosis
Kandida pd trakea,
bronkus atau paru
Acquired
HIV-related recto-vesico fistula
Limfoma sel B
non-Hodgkin's ATAU limfoma serebral
PML (Progressive
Multifocal Leukoencephalopathy)
Ensefalopati
HIV
HIV-related
cardiomyopathy
HIV-related
nephropathy
1.TB bisa terjadi
pd hitungan CD4 BERAPAPUN dan CD4 % perlu dipertimbangkan bila mungkin
2.Dx presumtif dai
py stadium 4 pd <b18 seropositif butuh konfirmasi tes virologis HIV atau tes
ab HIV pd >b18
8.2
Pengobatan ART (Antiretroviral tx)
ARV u/: ~Menurunkan
kesakitan & kematian
~Memperbaiki kualitas hidup
Kriteria memulai
berdasar kriteria klinis & imunologis
Rejimen obat
tunggal mrpk kontraindikasi [resistensi thd obat tunggal atau ganda bisa cepat
terjadi]
Anak terinfeksi HIV
umumnya mrpk bagian dari keluarga dg dws terinfeksi HIV, maka seharusnya tdp
jaminan akses thd tx & obat ARV bagi anggota keluarga yg lain, dan jika
mungkin menggunakan rejimen obat yg sama
ARV kombinasi dg
dosis tetap, akan: ^Mendukung kepatuhan
^Mengurangi biaya tx
Tablet yg tersedia
biasanya tidak dpt dipecah mjd dosis yg kecil u/ <10kg, sehingga dibutuhkan
dlm bentuk sirup/ cairan/ suspensi
Pertimbangkan:
#Ketersediaan
formula yg cocok yg dpt diminum dlm dosis tepat
#Daftar dosis
sederhana
#Rasa enak
[kepatuhan anak]
#Rejimen ART yg
akan/ sedang diminum ortu
Sebagian ARV tidak
tersedia dlm formula yg cocok u/ anak, terutama gol obat Protease
inhibitor
8.2.1 Obat
antiretroviral
3 golongan UTAMA:
*NRTI (Nucleoside analogue Reverse Transcriptase Inhibitors)
*NNRTI
(Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors)
*PI (Protease Inhibitors)
Baku pengobatan a/
TRIPLE THERAPY
WHO: -Lini pertama:
~2 NRTI + 1 NNRTI
~3 NRTI (alternatif kedua)
-Lini
kedua: Protease inhibitor sbg bagiannya [Mayoritas fasilitas bersumber daya
terbatas]
EFV (Efavirenz) a/
pililhan NNRTI u/ anak yg diberi Rifampisin, dimulai sblm pengobatan anti
tuberkulosis tuntas diberikan
Menghitung
dosis obat
U/ capai tingkat
kecukupan obat dibutuhkan dosis ekuivalen dws lebih besar [PI & NNRTI lebih
cepat dimetabolisme drpd dws]
Dosis obat
ditambahkan seiring BB [Risiko dosis kurang & resistensi]
Formulasi
Formulasi cair
Sulit didapat, Lebih mahal, & Mungkin percepat masa kedaluarsa
>10kg
berikan sediaan dws yg dibagi ATAU sediaan kombinasi [seiring umur, jumlah sirup
yg hrs diminum bertambah banyak]
Penggolongan
obat ARV yg direkomendasikan u/ anak di fasilitas bersumber daya
terbatas
NRTI: -ZDV
(Zidovudine) (AZT)
-3TC
(Lamivudine)
-d4T
(Stavudine)
-ddl
(Didanosine)
-ABC
(Abacavir)
NNRTI: *NVP
(Nevirapine)
*EFV
(Efavirenz)
PI:~NFV
(Nelfinavir)
~LPV/r
(Lopinavir/ ritonavir)
~SQV
(Saquinavir)
Kemungkinan
rejimen pengobatan lini pertama untuk anak
ZDV + 3TC + NVP/
EFV
d4T + 3TC + NVP/
EFV
ABC + #TC + NVP/
EFV
Berikan Efavirenz
hanya u/ >t3
Efavirenz a/ obat
pilihan u/ anak yg mendapat rifampisin
8.2.2 Kapan
mulai pemberian ART
20% bayi HIV di
negara berkembang jadi AIDS ATAU mati <b12 (inf PCP pd <b6 yg tidak dpt
kotri)
Keuntungan tx dini
ARV diimbangi Ketaatan berobat, Resistensi, dan Kesulitan dx
B12-18 HIV ab (+)
dg dugaan klinis kuat --> BISA dimulai ART
Asimtomatik -->
tidak dianjurkan [peningkatan terjadinya resistensi seiring waktu]
Tx ditunda sd
selesai obati inf akut
Tx ditunda sd
minimal 2b stlh OAT dimulai & lebih baik stlh OAT tuntas [interaksi
rifampisin & kepatuhan karena makan banyak obat]
8.2.3 Efek
samping pengobatan ARV & pemantauan
Pantau respons thd
ART & efek samping dg:
Hitung sel CD4 tiap
3-6b
Pemantauan respons
stlh inisiasi ART:
#Sesudah inisiasi
ARV atau perubahan ARV (2-4m)
#Harus diperiksa
JIKA tdp masalah yg membuat pengasuh kuatir ATAU ada py terjadi pd saat
sama
Tindak
lanjut jk pj
^Periksa anak min
tiap 3b
^Petugas non medis
min tiap (yg ideal a/ Pemberi obat ARV, spt ahli farmasi, menilai Kepatuhan tx
& Memberi konseling agar patuh)
^JIKA klinis tidak
stabil, harus lebih sering diperiksa, lebih baik o/ petugas klinis
Respons
Pemantauan:
*BB & TB tiap
bulan
*Perkembangan
syaraf tiap bulan
*Kepatuhan tiap
bulan
*CD4 % tiap 3-6b
JIKA tersedia
*Hb pd awal ATAU Ht
(JIKA d ZDV/ AZT), ALT JIKA tersedia
Catatan:
Pd <b18 dg HIV ab (+) (ELISA or Rapid Test)
Dugaan dx stadium
klinis 4: JIKA >2 gx:
~Thrush
di mulut
~Pneumonia berat
~Sangat kurus/ gizi buruk
~Sepsis
berat
CD4< 25% -->
butuh ART
Faktor lain yg
mendukung dx stadium klinis tahap 4:
^Kematian ibu terkait HIV yg baru terjadi
^Ibu berpy HIV lanjut
Konfirmasi dx HIV
harus secepatnya
Efek samping ARV
umum & jangka panjang: Distrofi lemak
8.2.4 Kapan
mengubah pengobatan
Ganti JIKA:
~Keadaan toksik:
^Sind Stevens Johnson
^Keracunan
hati berat
^Perdarahan hebat
~Interaksi obat (Rifampisin mengganggu NVP ATAU PI)
~Potensi ketidakpatuhan pasien JIKA tidak dpt toleransi rejimen obat
Tidak tersedia CD4
rutin ATAU pemeriksaan virologi; keputusan ttg ggl ART berdsrkan:
-Kemajuan klinis
-Penurunan
CD4
Umumnya ART
>6b
Masalah kepatuhan
HARUS diatasi sblm menentukan kegagalan tx & ubah rejimen ARV
Keadaan memburuk
karena IRIS (Immune Reconstitution Syndrome, BUKAN alasan mengubah
pengobatan
Rejimen
pengobatan lini ke-2
ABC + ddl + PI:
LPV/r ATAU NFV ATAU SQV/r JIKA BB >25kg
8.3
Penanganan lainnya u/ anak dg HIV (+)
8.3.1
Imunisasi
HARUS diberi SEMUA
vaksin sesuai jadwal imunisasi nasional sedini mungkin [Mayoritas respons imun
efektif pd tahun pertama kehidupan]
JANGAN beri BCG u/
HIV yg tlh menunjukkan gx
Berikan pd SEMUA,
tambahan imunisasi Campak pd b6 selain yg dianjurkan pd b9
8.3.2
Pencegahan dg kotrimoksazol
SANGAT efektif u/
turunkan kematian karena pneumonia berat
PCP SANGAT JARANG
di negara yg memberikan pencegahan rutin
Siapa yg
harus memperoleh kotrimoksazol
#SEMUA yg terpapar
HIV (Lahir dari ibu HIV) sejak m4-6
Dpt mrpk bagian
maupun tidak dari PMTCT/ Prevention of Mother-to-Child Transmission/ program
pencegahan transmisi ibu ke anak)
#Terinfeksi HIV dg
gx ATAU keluhan mengarah HIV, TANPA memandang umur ATAU hitung CD4
Berapa lama
kotrimoksazol
~Terpapar HIV: Sd
inf HIV benar2 dpt disingkirkan & ibu tidak lagi menyusui
~Anak terinfeksi
HIV: Terbatas bila ARV tidak tersedia
~JIKA diberi ART:
Kotri HANYA boleh dihentikan saat indikator klinis & imunologis MEMASTIKAN
perbaikan sistem kekebalan >6b
HARUS stop
kotri:
#Rx kulit BERAT:
Sind Stevens Johnson, Insuf ginjal ATAU hati ATAU keracunan hematologis
berat
#Anak terpajan HIV:
HANYA stlh DIPASTIKAN tidak ada inf HIV:
^<b18 tidak mendapat ASI: tes virologi HIV DNA/ RNA (-)
^<b18 mendapat ASI: tes virologi (-) stlh 6m disapih
^>b18 mendapat ASI: tes ab HIV (-) stlh 6m disapih
#Anak terinfeksi
HIV:
*JIKA mendpt ART: terdapat bukti perbaikan sistem kekebalan [Melanjutkan
pemberian kotri memberikan keuntungan bahkan stlh perbaikan klinis]
*JIKA
ART tidak tersedia: tidak boleh stop
Bagaimana
dosis pemberian kotri?
Trimetoprim 6-8mkD
1x/h
<b6: 1 tab
pediatrik (1/4 tab dws, 20mg trimetoprim 100mg sulfametoksazol)
b6-t5: 2 tab
pediatrik (1/2 tab dws)
t6-14: 1 tab
dws
>t14: 1 tab dws
forte
JIKA alergi kotri
--> berikan Dapson
Apakah
langkah tindak lanjut yg dibutuhkan?
-Nilai toleransi
& ketaatan
Kunjungan rutin ke
klinik atau kunjungan tindak lanjut o/ tenaga kesehatan &/ anggota lain dari
tim pelayanan multidisiplin.
Awal: tiap bulan
--> JIKA kotri ditoleransi baik --> tiap 3b
8.3.3
Nutrisi
Makan makanan kaya
energi
Makan makanan
bervariasi u/ asupan mikronutrien
8.4
Tatalaksana kondisi yg terkait dg HIV
Tx mayoritas inf
sama dg anak tanpa HIV
JIKA ggl tx,
gunakan AB lini ke-2
Tx inf berulang
juga sama, tanpa pandang frekuensi kambuh
Bbrp kondisi
terkait HIV butuh tx spesifik:
8.4.1
Tuberkulosis
Dx Tb pd anak HIV:
sulit
Pd inf HIV dini
[kekebalan belum terganggu]: gx TB sama dg non HIV
Seiring
perkembangan HIV, penyebaran TB makin sering terjadi: ~Meningitis Tb
~Tb
Milier
~Tb kelenjar yg menyebar
Ganti tioasetazon
dg AB lain [Risiko tinggi rx kulit hebat, kadang fatal pd inf HIV]
8.4.2 PCP
(Pneumocystis jiroveci (dahulu carinii) pneumonia)
Pneumonia berat yg
tidak bereaksi thd tx biasa
CXR: infiltrat
interstisial bilateral
Typical 'ground glass' appearance
SERING pd bayi
(b4-6)
SERING hipoksia
Napas cepat
Ggn respiratorik
tidak proporsional dg tanda klinis
Demam ringan
#SEGERA beri kotri
po/ iv dosis tinggi TMP 8mkd 3x/h 3m
#JIKA terjadi rx
obat parah, ganti dg pentamidin 4mkd infus 3m
#Lanjutkan
pencegahan saat mulai membaik & mulai beri ART sesuai indikasi
8.4.3 LIP
(Lymphoid interstitial pneumonitis)
CXR: interstisial
retikulo-nodular bilateral
Typical hilar
lymphadenopathy & lace-like infiltrates
(Bedakan dg Tb paru
& adenopati hilar bilateral)
Fase awal: tanpa
gx
Selanjutnya: *Batuk
persisten
*Dg/ tanpa kesulitan bernafas
*Pembengkakan parotis bilateral
*Limfadenopati persisten generalisata
*Hepatomegali
*Jari tabuh
*Tanda lain ggl jtg
-Beri percobaan tx
AB u/ pneumonia bakterial sblm mulai dg tx prednisolon
Tx steroid HANYA
JIKA CXR (+) LIP ditambah 1 gx: -Napas cepat ATAU sukar bernapas
-Sianosis
-Pulse oxymetri <90%
-Prednison po
1-2mkD 2m, lalu tappering off 2-4m tgt respons thd tx
-Mulai tx HANYA
JIKA mampu menyelesaikan SELURUH rencana tx (bbrp bulan tgt hilangnya gx
hipoksia) [tx tidak tuntas: tidak efektif & bahaya]
Hati-hati
reaktivasi tuberkulosis
8.4.4
Infeksi Jamur
Kandidiasis
Oral dan Esofagus
~Obati bercak putih di mulut (thrush) dg lar. nistatin 100.000
unit/ml
~Olesi 1-2ml di dlm mulut 4x/h 7h
~JIKA tidak tersedia, olesi dg lar gentian violet 1%
~JIKA masih tidak efektif, beri gel mikonazol 2% 5ml 2x/h
TERSANGKA Kandidiasis esofagus JIKA:
^Sulit atau
nyeri saat muntah atau menelan
^Tidak mau
makan
^Saliva
berlebihan
^Menangis saat
makan
Kondisi ini bisa terjadi dg/ tanpa oral thrush
JIKA tidak ditemukan thrush, beri pengobatan percobaan flukonazol 3-6mkD
1x/h
ELIMINASI penyebab lain nyeri menelan: Sitomegalovirus, Herpes simpleks,
Limfoma, & yg agak jarang: Sarkoma Kaposi
JIKA PERLU rujuk ke RS
Flukonazol po 3-6mkD 1x/h 7h [kecuali ber-py hati akut]
Infus amfoterisin B 0,5mkD 1x/h 10-14h, JIKA: *Tidak respons tx po
*Tidak toleran tx po
*Risiko meluasnya kandidiasis (px leukopenia)
Meningitis Kriptokokus
Diduga kriptokokus sbg penyebab JIKA tdp gx meningitis; seringkali subakut
dg sakit kepala kronik ATAU perubahan status mental
Dx pasti via pewarnaan tinta India pd CSS (Cairan Serebro Spinal)
Amfoterisin 0,5-1,5mkD 14h lalu Flukonazol 8m
Mulai pencegahan dg flukonazol stlh pengobatan
8.4.5 Sarkoma Kaposi
Tx: -Luka kulit nodular
-Limfadenopati tifus
-Lesi palatum & konjungtiva
-Memar periorbital
Gx: #Diare persisten
#Berkurangnya BB
#Obstruksi usus
#Nyeri perut
#Efusi pleura luas
Dx BIASAnya scr klinis
Dpt diPASTIkan dg biopsi
Rujuk ke RS yg lebih besar
8.5 Transmisi HIV dan menyusui
Transmisi HIV bisa terjadi selama: ~Kehamilan
~Melahirkan
~Menyusui
Cara TERBAIK cegah penularan a/ pencegahan HIV scr umum, TERUTAMA pd ibu
hamil & cegah hamil tidak terencana pd ibu HIV
Ibu HIV JIKA hamil, HARUS diberikan: ^Pencegahan dg ARV
^Pengobatan BILA
ada indikasi klinis
^Praktek
obstetrik yg lebih aman
^Konseling serta
dukungan ttg pemberian makanan bayi
Risiko tambahan penularan HIV melalui pemberian ASI: 5-20%
HIV dpt ditularkan via ASI selama proses laktasi sehingga tingkat inf
meningkat seiring lama menyusu
Tunda konseling ttg penularan HIV sd keadaan anak stabil
JIKA tlh dibuat keputusan melanjutkan pemberian ASI karena anak sudah
terinfeksi, pilihan ttg pemberian makan pd bayi harus didiskusikan u/ kehamilan
berikutnya
HARUS dilakukan o/ konselor terlatih dan berpengalaman
*JIKA anak diketahui terinfeksi HIV dan sedang mendapat ASI, semangati ibu
u/ melanjutkan menyusui
*JIKA ibu diketahui HIV (+) & status HIV anak tidak diketahui, harus
dilakukan konseling bagi ibu mengenai keuntungan dari menyusui DAN begitu juga
ttg risiko penularan HIV via pemberian ASI.
Dapat direkomendasikan u/ tidak melanjutkan pemberian ASI JIKA susu
pengganti: AFASS:
-Acceptable/ dpt diterima
-Feasible/ layak diberikan
-Affordable/ mampu dibeli
-Sustainable/ berkelanjutan
-Safe/ aman
Pemberian ASI eksklusif HARUS diberikan JIKA <b6 DAN menyusui HARUS
dihentikan segera stlh kondisi di atas terpenuhi
Bayi yg dilahirkan dari ibu HIV yg terbebas dari inf perinatal, mempunyai
risiko yg lebih rendah u/ mendapat HIV jika tidak mendapat ASI
Walaupun demikian, risiko kematian akan meningkat JIKA tidak mendapat ASI
pd situasi yg tidak menjamin ketersediaan susu formula
Mintalah nasihat dari orang lokal yg berpengalaman dlm konseling sehingga
setiap nasihat yg diberikan selalu konsisten dg nasihat yg akan diperoleh ibu
dari konselor profesional pd tahap selanjutnya
JIKA ibu menentukan u/ memberi susu formula, beri konseling pd ibu ttg cara
pemberian yg benar & peragakan cara penyiapan yg aman
8.6 Tindak lanjut
8.6.1 Pemulangan dari RS
Anak HIV mungkin memberi respons lambat atau tidak lengkap thd pengobatan
yg biasa
Anak mungkin menderita: Demam persisten, Diare persisten, ATAU Batuk
kronik
BILA keadaan umumnya baik, anak ini tidak perlu tetap tinggal di RS tapi
dpt diperiksa teratur sbg pasien rawat jalan
8.6.2 Rujukan
JIKA RS tidak mempunyai fasilitas, pertimbangkan u/ merujuk anak tersangka
inf HIV:
~U/ tes HIV dg konseling pra- maupun pasca-tes
~Ke RS lain u/ pemeriksaan lebih lanjut ATAU pengobatan dini ke-2, JIKA
respons thd pengobatan sangat minimal ATAU tidak ada
~Ke konselor terlatih u/ HIV & konseling pemberian makan bayi jika
petugas kesehatan lokal tidak dpt melakukan hal ini
~Ke program pelayanan komunitas/ keluarga atau ke pusat konseling dan tes
sukarela yg berbasis masyarakat/ institusi, atau Program dukungan sosial
berbasis masyarakat u/ konseling lebih lanjut ATAU melanjutkan dukungan
psikososial
Harus dilakukan upaya khusus u/ merujuk anak yatim/ piatu ke tempat
pelayanan esensial termasuk pendidikan, perawatan kesehatan dan pembuatan surat
kelahiran
8.6.3 Tindak lanjut klinis
Anak yg diketahui atau tersangka inf HIV yg tidak sakit harus mengunjungi
klinik bayi sehat spt anak lain
Sbg tambahan, mereka juga membutuhkan tindak lanjut klinis scr teratur di
fasilita kesehatan tingkat pertama min 2x/t u/ pantau:
#Kondisi klinis
#Pertumbuhan
#Asupan Gizi
#Status imunisasi
#Dukungan psikososial (JIKA mungkin, hal ini harus diberikan melalui
program berbasis masyarakat)
8.7 Perawatan paliatif & fase terminal
Anak HIV sering merasa tidak nyaman sehingga perawatan paliatif mjd sangat
penting
Buatlah semua keputusan bersama ibunya & komunikasikan secara jelas kpd
petugas yg lain (termasuk yg dinas malam)
Pertimbangkan perawatan paliatif di rumah sbg alternatif dari perawatn di
RS
Bbrp pengobatan u/ atasi rasa nyeri & hilangkan kondisi sulit (spt
kandidiasis esofagus ATAU kejang) dpt scr signifikan memperbaiki kualitas sisa
hidup anak
Beri perawatan fase terminal JIKA:
#Memburuk progresif
#SEMUA hal yg memungkin
tlh diberikan u/ obati py nya
Perlu dijamin bahwa keluarga mendapat dukungan yg tepat u/ menghadapi
kemungkinan kematian anak karena hal ini sangat penting sebagai bagian dari
perawatan fase terminal dari HIV/ AIDS
Ortu harus didukung dlm upaya mereka memberi perawatan paliatif di rumah
sehingga anak tidak perlu lagi dirawat di RS
8.7.1 Mengatasi nyeri
Tatalaksana nyeri pd anak
dg infeksi HIV mengikuti prinsip yg sama dg py kronis lainnya spt kanker
Perhatian khusus perlu
diberikan dg menjamin bahwa perawatannya tepat dan sesuai dg budaya pasien, yg
pd prinsipnya adalah:
^JIKA mungkin beri
analgesik melalui mulut [im menimbulkan nyeri]
^Berikan teratur shg anak
tidak sampai alami kekambuhan nyeri yg sangat
^Memberi dosis yg makin
meningkat ATAU mulai dengan analgetik ringan DAN berlanjut ke analgetik yg kuat
karena kebutuhan u/ atasi nyeri meningkat ATAU terjadi toleransi
^Atur dosis u/ tiap anak
karena anak mempunyai kebutuhan dosis berbeda u/ mendapatkan efek yg sama
Gunakan obat berikut u/
atasi nyeri secara efektif:
1.Anestesi
lokal:
U/ luka kulit ATAU mukosa
yg nyeri ATAU pd saat melakukan prosedur yg menimbulkan rasa sakit
*Lidokain: bubuhkan pd kain
kasa dan oleskan ke luka di mulut yg nyeri sblm makan (gunakan sarung tangan,
kecuali jika anggota keluarga atau petugas kesehatan sudah (+) HIV dan tidak
membutuhkan pencegahan thd infeksi) DAN akan mulai memberikan reaksi stlh
2-5'
*TAC (Tetracaine,
Adrenalin, Cocaine): bubuhkan pd kain kasa & letakkan di atas lukan yg
terbuka, hal in terutama berguna saat menjahit luka
2.Analgetik:
U/ nyeri ringan dan sedang
(spt Sakit kepala, Nyeri pasca trauma, dan Nyeri akibat kekakuan/ spastik
-Parasetamol
-Obat anti-inflamasi
nonsteroid, seperti ibuprofen
3.Analgetik yg kuat
spt opium: nyeri yg sedang dan berat yg tidak memberikan respons thd
pengobatan dg analgeik
~Morfin mrpk analgetik
murah & kuat: beri scr oral atau iv 4-6x/h ATAU melalui infus
~Petidin po 4-6x/h
~Kodein po 2-4x/h
dikombinasikan dg obat non opioid u/ tambah efek analgetik
Catatan: Pantau
hati-hati adanya depresi pernapasan. Jika terjadi toleransi, dosis perlu
ditingkatkan u/ mempertahankan bebas nyeri
4.Obat
lain: u/ masalah nyeri yg spesifik. Termasuk di sini Diazepam u/
spasme otot, Karbamazepin atau amitriptilin u/ nyeri saraf, dan Kortikosteroid
(spt deksametason) u/ nyeri karena penekanan syaraf o/ pembengkakan akibat
infeksi
8.7.2 Tatalaksana
anoreksia, mual, dan muntah
Hilangnya nafsu makan pd
fase terminal dari py
Sulit ditangani
Doronglah agar pengasuh
dapat terus memberi makan & mencoba:
*Memberi makan dalam jumlah
kecil dan lebih sering terutama pd pagi hari ketika nafsu makan anak mungkin
lebih baik
*Makanan dingin lebih baik
daripada makanan panas
*Menghindari makanan yg
asin atau berbumbu
JIKA terjadi mual dan
muntah yg SANGAT, beri metoklopramid po 1-2mkd 6-12x/h, sesuai kebutuhan
8.7.3 Pencegahan
dan pengobatan dari luka akibat dekubitus
Ajari pengasuh u/ membalik
badan anak minimal 1x/2 jam
Jika timbul luka tekan,
upayakan agar tetap bersih & kering
Gunakan anestesi lokal spt
TAC u/ hilangkan nyeri
8.7.4. Perawatan
mulut
Ajari pengasuh u/
membersihkan mulut setiap kali sesudah makan
JIKA timbul luka di mulut,
bersihkan mulut minimal 4x/h dg kain bersih yg digulung spt sumbu & dibasahi
dg air bersih/ lar. grm
Bubuhi gentian violet
0,25-0,5% pd setiap luka
Beri parasetamol jika anak
demam tinggi atau rewel atau merasa sakit
Potongan es dibungkus kain
kasa dan diberikan kpd anak u/ diisap, mungkin bisa mengurangi rasa nyeri
Jika anak diberi minum dg
botol, nasihati pengasuh u/ ganti dg sendok dan cangkir
Jika botol terus digunakan,
nasihati pengasuh u/ mencuci dot dg air setiap kali akan diminumkan
JIKA timbul thrush, bubuhi
gel mikonazol pd daerah yg sakit min 3x/h5h ATAU 1ml lar nistatin 4x/h 7h,
dituang pelan2 ke dalam ujung mulut shg dpt mengenai bagian yg sakit
JIKA tdp nanah akibat inf
bakt sekunder, beri salep tetrasiklin atau kloramfenikol
JIKA ada bau busuk dari
mulut, beri Benzilpenisilin 50.000 unit/kg 4x/h im DITAMBAH metronidazol po
7,5mkd 3x/h 7h
8.7.5 Tatalaksana
jalan napas
JIKA ortu menghendaki
anaknya meninggal di rumah, tunjukkan mereka, cara merawat anak yg tidak sadar
dan cara menjaga agar jalan napas tetap lancar
JIKA terjadi ggn napas saat
anak mendekati kematian, letakkan anak pd posisi duduk yg nyaman dan lakukan
tatalaksana jalan napas bila perlu
Memprioritaskan agar anak
tetap nyaman, lebih baik drpd memperpanjang hidupnya
8.7.6 Dukungan
psikososial
Membantu ortu dan
saudaranya melewati reaksi emosional mereka thd anak yg menjelang ajal,
merupakan salah satu aspek yg paling penting dlm perawatan fase terminal py
HIV
Cara melakukannya
bergantung pd apakah perawatan diberikan di rumah, di RS, atau di rumah singgah/
penampungan.
Di rumah, sebagian besar
dukungan dapat diberikan o/ keluarga dekat, keluarga dan teman
Mereka perlu tahu cara
menghubungi kelompok konseling HIV/ AIDS dan program lokal perawan rumah yg
berbasis masyarakat
Pastikan apakah pengasuh
mendapat dukungan dari kelompok ini
Jika tidak, diskusikan
sikap keluarga thd kelompok tsb dan kemungkinan menghubungkan keluarga ini dg
mereka
dr. Freddy Adiwinata,
Baung, Palembang, 25 April 2018