Kamis, 12 April 2018

Keracunan Klorin

Keracunan Klorin
 
 
 
Gas klorin adalah iritan paru dg daya larut dlm air yg sedang, menyebabkan kerusakan akut pd saluran pernapasan atas dan bawah
Paparan kerja adalah risiko TERTINGGI untuk toksisitas serius dari klorin dosis tinggi
Penyebab umum paparan rumah tangga adalah dari pencampuran pemutih klorin (sodium hypochlorite) dg amonia atau asam agen pembersih
Toksisitas tergantung dosis
Paparan thd konsentrasi rendah untuk jangka waktu lama dapat memiliki efek perusakan sama seperti paparan singkat thd konsentrasi tinggi
 
 
Tx Gx
Tergantung derajat paparan:
~Level rendah, akut
~Level tinggi, akut
~Level rendah, kronik
 
Paparan level rendah (3-5%, 1-15ppm), akut
MAYORITAS kasus kategori ini & ec paparan rumah tangga thd produk pembersih berkandungan rendah
Tx Gx:
^Mata berair, iritasi hidung & tenggorok
^Bersin
^Liur berlebihan
^Tidak tenang
 
Paparan level tinggi (20%, >30ppm), akut
Selain tx gx paparan tingkat rendah:
*Dyspnea: dapat terjadi pembengkakan & obstruksi saluran nafas atas
*Batuk hebat
*Mual dan Muntah (dg bau klorin)
*Kepala terasa ringan
*Sakit kepala
*Nyeri dada atau rasa terbakar di belakang tulang dada
*Kelemahan otot
*Tidak nyaman perut
*Dermatitis (paparan cairan klorin): luka bakar dan ulserasi kornea (percikan konsentrasi tinggi)
*Perforasi esofagus
 
Paparan kronis
#Jerawat (chloracne)
#Nyeri dada
#Batuk
#Nyeri tenggorok
#Batuk berdarah
 
 
PF:
^Takipnea
^Sianosis
^Takikardi
^Mengi
^Retraksi interkostal
^Suara nafas yg berkurang
^Rales (edema paru)
^Napas cuping hidung
^Afonia, Stridor, atau Edema laring
^Ulserasi atau perdarahan sal. napas
^Rinorea
^Lakrimasi, Salivasi, dan Blepharospasm
^Chloracne atau korosi enamel gigi (paparan kronik)
^Kulit kemerahan, eritem, luka bakar kimia (tergantung dosis paparan cairan)
 
 
Diferensial diagnosis
~Sind distres respirasi akut
~Keracunan amonia
~Asma
~PPOK & emfisema
~Sind distres respirasi akut pd anak
~Emboli paru
~Cedera inhalasi asap
~Keracunan karbon monoksida
~Keracunan hidrogen sulfida
~Pneumonia virus
 
 
Pemeriksaan penunjang:
-Pulse oximetry
-Elektrolit serum, BUN (Urea nitrogen drh), Kreatinin
-AGD
-CXR
-EKG
-CT scan dada
-Scan ventilasi - perfusi
-Tes fungsi paru
-Laringoskopi atau bronkoskopi
 
Abnormalitas:
Hipoxia (bronkospasm atau edema paru) dan As-met (dapat hiperkloremik [nonanion gap])
CXR: sering awalnya Normal, lalu kemudian abnormalitas non spesifik: Edema paru, Pneumonitis, Udara bebas mediastinum, Depresi miokard, Tanda ARDS
 
 
Tatalaksana:
TERPENTING: Suportif, seperti:
~O2 (jika mungkin dilembabkan) bila perlu
~Pembatasan cairan & diuretik bila ada ancaman edema paru
~PEEP pd edema paru nonkardiogenik
~Beta 2 agonis dan bronkodilator lain pd bronkospasme
~Nebulisasi lidokain untuk analgesik dan mengurangi batuk
~Pertimbangkan nebulisasi sodium bikarbonat
~Pertimbangkan nebulisasi kortikosteroid/ iv
~Irigasi kulit atau mata dengan larutan salin yg banyak
 
 
Pertimbangkan rawat inap (meski awalnya asimtomatik) karena peningkatan risiko progresivitas ke gagal nafas, bila:
^Paparan thd konsentrasi tinggi dalam ruang tertutup
^Px dengan riw py jantung atau pernapasan
^Anak
 
 
Patofisiologi
Batas bau: 0,3-0,5 ppm (parts per million)
Batas keamanan: IDHL (Immediately Dangerous to Health or Life): 10ppm
Batas fatal: 400ppm
 
Chlorine + air --> asam hipoklor (HOCl) & asam hidroklor (HCl)
Penyebab kerusakan biologis: Klorin elemental & turunannya (HOCl & HCl)
 
Gas klorin + amonia --> gas chloramine (lebih cepat larut dlm air)
 
 
Mekanisme aktivitas
Klorin elemental terutama merusak akut sal pernapasan
 
Target utama asam: epitel konjungtiva okuler & membran mukosa sal. respiratori atas
Asam hipoklor a/ penyebab UTAMA efek toksik pd manusia
 
 
Respon fisiologik
Respon awal tergantung:
1.Konsentrasi gas klorin
2.Lama paparan
3.Kandungan air pd jaringan yg terpapar
4.Tingkat penerimaan individual
 
Efek segera muncul akibat inflamasi akut dari konjungtiva, hidung, faring, laring, trakhea, bronkus
Iritasi mukosa pernapasan menimbulkan edema (hiperemis arteri & kapiler)
Eksudasi plasma ke alveoli menimbulkan kongesti dan edema paru
 
 
Pendekatan:
Staf UGD berisiko rendah u/ kontaminasi silang kasus paparan gas klorin
Lepaskan baju pasien yg terkontaminasi cairan klorin
Gunakan APD selama dekontaminasi, terutama bila belum teridentifikasi racunnya
 
Evaluasi ABC
Suplementasi O2 terhumidifikasi
Distres respirasi berat menunjukkan butuh diintubasi
Karena risiko laringospasme, saat intubasi harus siap juga laringoskop fiberoptic dan set cricothyrotomy
 
PEEP 5-10mmHg:
~Memperbaiki oksigenasi px edema paru nonkardiak
~Memungkinkan FiO2 lebih rendah (FiO2 >50% >24j dpt menimbulkan toksisitas O2)
Monitor ketat asupan dan keluaran cairan (potensi edema paru)
U/ mengatasi ancaman edema paru dilakukan: restriksi cairan dan diuretik
 
Bronkospasme
Awali dg beta 2 agonis (albuterol). Dpt ditambah Ipratropium
Bila responnya kurang baik, ganti dg Terbutalin atau Aminofilin
Nebulisasi lidokain (4% topical solution) u/ analgetik & kurangi batuk
 
 
Tatalaksana sebelum ke RS
Gunakan Chemical cartridge respirator atau Self-contained breathing apparatus dg full face mask (cegah efek gas klorin pd sal nafas atas & bawah)
APD (PPE [Personal Protective Equipment]) OSHA (Occupational Safety and Health Administration) level A atau B
Dg Positive pressure self-contained breathing apparatuses dg full face plates dan protective overgarments
 
Pakai Chemical-protective clothing --> gas klorin dpt berkondensasi pd kulit (iritasi & luka bakar)
 
Tatalaksana tempat:
^Jauhkan px dari lingkungan toksik
^Bawa kontainer (double-bagged & sealed) atau MSDS (material safety data sheets) u/ identifikasi agen toksik.
Foto label produk (lebih baik daripada membawa produknya sendiri, potensi kontaminasi thd staf medis)
^Dekontaminasi primer thd kulit & mata
^Pengukuran real time gas klorin (kuantitatif & kualitatif)
Gas klorin lebih padat dan berakumulasi dekat permukaan tanah --> saat ada kecelakaan yg berhubungan dengan klorin, instruksikan u/ mencari tempat tinggi (menghindari paparan berlebihan)
 
 
Rawat inap
Px yg asimtomatik awalnya & tetap asimtomatik stlh 6j paparan dpt dipulangkan
Edukasi bahwa edema paru dpt terjadi terlambat
 
Px simtom >6j hrs RI u/ observasi >24j
 
 
Paparan kulit & mata
Irigasi dg salin banyak 3-5'
Bila paparan ke kulit bermakna --> gunakan sabun lunak & air
 
Kecurigaan paparan mata, ukur pH dg reagent strip
Irigasi mata sd pH kembali 7,4
Lepaskan lensa kontak sebelum irigasi
Anestesi topikal mengurangi nyeri & meningkatkan kerjasama pasien selama evaluasi dan tatalaksana
 
 
Nebulisasi NaOH
Menetralkan HCl yg terbentuk di sal. nafas
Pd hewan, menyebabkan pneumonitis kimia
Kurang bukti klinis
 
 
Kortikosteroid
Steroid inhalasi & parenteral u/ eksaserbasi py sal nafas reaktif
Steroid parenteral u/ cegah reaksi jangka pendek & sekuele jangka panjang
 
 
Pencegahan
*Label secara benar
*Hindari pencampuran bahan2 kimia
*Produk pembersih rumah tangga jangan dicampur
*Gunakan APD saat menggunakan bahan kimia kolam renang
*Ventilasi adekuat
*Disiplin menerapkan aturan keselamatan kerja
*Batas paparan pekerjaan thd gas klorin (OSHA/ Occupational Safety & Health Administration): 0,5ppm/ 10j
 
 
 
Tinjauan Pustaka:
1.Chlorine Toxicity, O'Malley GF, Dembek ZF, Dec 11, 2015. https://emedicine.medscape.com/article/832336-overview
2.Chlorine - Emergency Department/ Hospital Management.  https://chemm.nlm.nih.gov/chlorine_hospital_mmg.htm
3.Chlorine Gas Inhalation. Human Clinical Evidence of Toxicity and Experience in Animal Models, White CW, Martin JG. Proc Am Thorac Soc. 2010 Jul 1; 7(4): 257-263. Doi: 10.1513/pats201001-008SM.  PMCID: PMC3136961.  PMID: 20601629. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3136961/
4.Toxic Subtances Portal - Hydrogen Chloride. https://www.atsdr.cdc.gov/MMG/MMG.asp?id=758&tid=147
 
 

dr. Freddy Adiwinata, Baung, Palembang, 12 April 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar