BAB 7 Gizi
Buruk
(Disadur dr. Freddy
Adiwinata dari Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit WHO
2005)
Yg dimaksud dg gizi
buruk pd buku ini adalah terdapatnya:
~Edema
kedua kaki
~ATAU Severe wasting BB/TB<70% ATAU <-3SD
~ATAU gx gizi buruk: Kwashiorkor, Marasmus, ATAU Marasmik-kwashiorkor
SD = Skor Standard
Deviasi atau Z-score
Berat badan menurut
tinggi/ panjang badan (BB/ TB-PB) -2SD menunjukkan bahwa naka berada pada batas
terendah dari kisaran normal
Dan < -3SD
menunjukkan sangat kurus (severe wasting)
Nilai BB/ TB atau
BB/ PB sebesar -3SD hampir sama dengan 70% BB/TB atau BB/PB median anak
7.1
Dx
Berdasarkan td
& gx SERTA pengukuran antropometri
Dx Gizi buruk
BILA:
~BB/TB < -3SD ATAU <70% dari median (Marasmus)
~Edema
pd ke-2 punggung kaki sampai seluruh tubuh
(Kwashiorkor: BB/TB > -3SD ATAU Marasmik-kwashiorkor: BB/TB < -3SD)
Jika BB/TB atau
BB/PB tidak dapat diukur, gunakan td klinis berupa:
^Anak
tampak sangat kurus (Visible severe wasting)
^DAN
tidak mempunyai jar. lemak bawah kulit, terutama pada:
*Kedua bahu
*Lengan
*Pantat
*Paha
^Tl iga terlihat jelas, dengan atau tanpa adanya edema
Anak dg BB/U <
60% BELUM TENTU gizi buruk, karena mungkin anak tsb pendek sehingga tidak
terlihat sangat kurus
Tidak butuh rawat
inap KECUALI jika ditemukan penyakit lain yg berat
7.2
Penilaian awal anak gizi buruk
Anamnesis
awal (u/ kedaruratan)
*Kejadian mata
cekung yg BARU saja muncul
*Diare &
muntah:
-Lama & frekuensi
-Tampilan (encer/ drh/ lendir)
*Kapan terakhir
berkemih
*Sejak kapan tangan
& kaki terasa dingin
Bila didapatkan hal
di atas, sangat mungkin anak mengalami dehidrasi &/ syok
Anamnesis
lanjutan (u/ mencari penyebab dan rencana tatalaksana selanjutnya,
dilakukan stlh kedaruratan ditangani):
~Diet (pola makan)/
kebiasaan makan sblm sakit
~Riw pemberian
ASI
~Asupan makanan
& minuman yg dikonsumsi bbrp hari terakhir
~Hilangnya nafsu
makan
~Kontak dg px
campak atau tuberkulosis paru
~Pernah sakit
campak dlm 3b terakhir
~Batuk kronik
~Kejadian &
penyebab kematian saudara kandung
~Berat badan
lahir
~Riw tumbuh
kembang: duduk, berdiri, bicara, dll
~Riw
imunisasi
~Apakah ditimbang
setiap bulan
~Lingkungan
keluarga (u/ memahami latar belakang sosial anak)
~Diketahui/
tersangka inf HIV
Pemeriksaan
fisis
#Apakah anak tampak
sangat kurus, adakah edema pd ke-2 punggung kaki
Tentukan status
gizi dg menggunakan BB/TB-PB
#Td dehidrasi:
tampak haus, mata cekung, turgor buruk (hati2 menentukan status dehidrasi pd
gizi buruk)
#Td syok (Tangan
dingin, Capillary refill time lambat, Nadi lemah & cepat), kesadaran
menurun
#Demam (suhu aksila
>37,5C) ATAU hipotermi (suhu aksial <35,5C)
#Frekuensi &
tipe pernapasan: Pneumonia ATAU Ggl jtg
#Sangat pucat
#Pembesaran hati
& ikterus
#Adakah perut
kembung, Bising usus melemah/ meninggi, Tanda asites, ATAU adanya suara seperti
pukulan pada permukaan air (ABDOMINAL SPLASH)
Tx
^Td def vit A pd
mata:
*Konjungtiva atau kornea yg kering (Serosis kon, bercak Bitot
*Ulkus kornea
*Keratomalasia
^Ulkus pd
mulut
^Fokus inf:
telinga, tenggorokan, paru, kulit
^Lesi kulit pd
Kwashiorkor:
-hipo- ATAU Hiperpigmentasi
-Deskuamasi
-Ulserasi
(Kaki, Paha, Genital, Lipatan paha, Belakang telinga)
-Lesi eksudatif (menyerupai luka bakar) seringkalli dg inf sekunder (termasuk
jamur)
-Tampilan tinja (Konsistensi, Darah, Lendir)
-Td & gx inf HIV
Catatan:
~Px def vit A
sering fotofobia --> periksa hati2, hindari robeknya kornea
~Jika sangat pucat
--> cek Hb, Ht
BERCAK BITOT
KERATOMALASIA
7.3
Tatalaksana perawatan
#Anak dipisahkan
dari px infeksi
#Ditempatkan di
ruangan hangat 25-30C, bebas angin
#Pantau rutin
#Seminimal mungkin
memandikan anak & harus segera dibersihkan
7.4
Tatalaksana umum
^JIKA ulkus kornea
--> vit A & tts mata kloramfenikol/ tetrasiklin DAN atropin
^Tutup mata dg kasa
yg dibasahi NS
^JANGAN beri obat
mata mengandung steroid
10 Langkah 2 fase
(Stabilisasi & Rehabilitasi)
ULKUS KORNEA
7.4.1
hipoGlikemia
SEMUA px gizi buruk
berisiko hipoGlikemia (G<3mmol/L ATAU <54mg/dL)
Sehingga SEMUA
harus diberi makan SERING ATAU lar glukosa/ gula pasir 10%
JIKA tidak
memungkin periksa kadar gula darah --> anggap SEMUA hipoGlikemia
Tatalaksana
*Segera beri F75
pertama ATAU modifikasinya bila penyediaannya memungkinkan
*BILA F75 tidak
tersedia cepat, berikan 50ml D10 atau lar. gula 10% (1 sendok teh munjung gula
dlm 50ml air) po/ NGT
*Lanjutkan F75 tiap
2-3j, siang malam, min 2h
*BILA masih mendpt
ASI teruskan pemberian ASI di LUAR jadwal pemberian F75
*BILA tidak sadar
(letargis), berikan D10 5ml/kg iv ATAU lar. gula 50ml NGT
*Beri AB
Pemantauan
JIKA kadar gula
darah awal rendah, ulangi pengukuran stlh 30 menit, BILA <54mg/dL: ulang D10
atau lar gula
JIKA suhu aksilar
<35,5C ATAU Kesadaran memburuk, MUNGKIN hipoGlikemia disebabkan hipoTermia,
ulang pengukuran & tangani sesuai keadaan (hipoTermia &
hipoGlikemia)
Pencegahan
Sesegera mungkin
beri makanan awal (F75) tiap 2j
Jika perlu
rehidrasi dulu
Pemberian makan
HARUS teratur 2-3j siang malam
7.4.2
hipoTermia
Dx:
Suhu aksilar <35,5C
Tatalaksana
~Segera beri F75
(jika perlu rehidrasi dulu)
~Pastikan
berpakaian (termasuk kepala)
Tutup dg selimut
hangat & letakkan pemanas (tidak mengarah langsung kpd anak) atau lampu di
dekatnya, ATAU letakkan anak langsung pd dada atau perut ibunya (dari kulit ke
kulit: Metode kanguru)
Bila menggunakan
lampu listrik, letakkan lampu pijar 40W dg jarak 50cm dari tubuh anak
~Beri AB
Pemantauan
#Ukur suhu aksilar
anak tiap 2j sd >36,5C
JIKA digunakan
pemanas, ukur suhu tiap setengah jam
Hentikan pemanasan
bila suhu mencapai 36,5C
#Pastikan selalu
tertutup pakaian/ selimut terutama malam hari
#Periksa kadar gula
darah
Pencegahan
^Letakkan tempat
tidur di area yg hangat, bebas angin
^Pastikan selalu
tertutup pakaian/ selimut
^Ganti pakaian
& seprai basah. Jaga anak & tempat tidur tetap kering
^Hindarkan anak
dari suasana dingin (misalnya: sewaktu dan setelah mandi, atau selama
pemeriksaan medis)
^Biarkan anak tidur
dg dipeluk ortu agar tetap hangat terutama di malam hari
^Segera beri makan
F75 atau modifikasinya tiap 2j, sepanjang hari & malam
7.4.3
Dehidrasi
Dx
CENDERUNG terjadi
dx berlebihan thd dehidrasi & estimasi berlebihan thd derajat keparahannya
[sulit tentukan status dehidrasi pd gizi buruk]
Pd diare, BILA gx
dehidrasi TIDAK JELAS, anggap dehidrasi ringan
Catatan:
hipoVolemia dpt terjadi bersamaan dg edema
Tatalaksana
-Infus HANYA pd
Dehidrasi berat dg syok
-Beri ReSoMal po/
NGT LEBIH LAMBAT drpd pd gizi baik:
-5ml/kg/30menit u/ 2j pertama
-Stlh
2j, 5-10ml/kg/j selang-seling df F75 dg jumlah sama, setiap jam 10j
Jumlah yg pasti tergantung seberapa banyak anak Mau, vol Tinja, Muntah
Catatan:
Lar oralit WHO (WHO - ORS) yg biasa mempunyai Na tinggi & K rendah -->
LEBIH TEPAT: ReSoMal
-Selanjutnya
berikan F75 tiap 2j
-JIKA masih diare,
beri ReSoMal SETIAP KALI diare:
~ <t1: 50-100ml setiap BAB
~ >t1: 100-200ml
RESEP
RESOMAL
Tiap liter
mengandung 37,5mmol Na, 40mmol K, 3mmol Mg
LARUTAN
MINERAL-MIX
U/ pembuatan F75,
F100, ReSoMal
JIKA tidak
tersedia, buat dg bahan:
Jika ada, tambahkan
juga selenium (0,01g Na-selenat) dan iodium (0,005g KCl) per 1L
#Larutkan bahan ini
dalam air matang yg sudah didinginkan
#Simpan lar dlm
botol steril & taruh di lemari es u/ hambat kerusakan
Buang jika berubah
spt berkabut
Buatlah larutan
baru tiap bulan
#Tambah 20ml lar
mineral-mix pd setiap pembuatan 1L F75/ F100
Jika tidak mungkin
u/ menyiapkan lar mineral-mix dan juga tidak tersedia lar siap pakai, beri K, Mg
dan Zn scr terpisah
Buat lar KCl 10%
(100g dlm 1L air) dan lar 1,5% seng asetat (15g dlm 1L air)
Gantikan
lar mineral-mix dg lar KCl 10% u/ pembuatan:
^ReSoMal: 45ml [Mineral-mix 40ml]
^F75 dan F100: 22,5ml [20ml]
Berikan lar
Zn-asetat 1,5% po 1ml/kg/h
Berikan lar MgSO4
50% 0,3ml/kg/h Max 2ml 1x/h
Pemantauan
Setiap 30' dlm 2j
pertama
Setiap jam dlm 10j
selanjutnya
Waspada gx
kelebihan cairan --> ggl jtg & kematian
Selama proses
rehidrasi, frek napas dan nadi akan berkurang dan mulai ada diuresis
Kembalinya air
mata, mulut basah; cekung mata & fontanel berkurang serta turgor kulit
membaik merupakan tanda membaiknya hidrasi tapi anak gizi buruk seringkali tidak
memperlihatkan tanda tsb walaupun rehidrasi penuh telah terjadi sehingga SANGAT
PENTING u/ pantau BB
JIKA ditemukan
tanda kelebihan cairan (Peningkatan FN 5x/', FJ 15x/'): SEGERA HENTIKAN
pemberian cairan/ ReSoMal & nilai ulang 1j
Pencegahan
Cara cegah
dehidrasi akibat diare yg berkelanjutan sama dengan pd anak dengan gizi baik
KECUALI lar Oralit diganti ReSoMal
*Jika anak masih
mendpt ASI, lanjutkan pemberian ASI
*Segera beri
F75
*Beri ReSoMal
50-100ml tiap BAB cair
7.4.4
Gangguan keseimbangan elektrolit
SEMUA px gizi buruk
alami defisiensi K & Mg
Mungkin butuh
>2m u/ perbaikinya
Tdp kelebihan Na
total dlm tubuh walau kadar Na serum mungkin rendah
Edema dpt
disebabkan o/ keadaan ini
JANGAN OBATI edema
dg diuretikum
Pemberian Na
berlebihan dpt sebabkan mati
Tatalaksana
-Atasi ggn
elektrolit dg K & Mg yg sudah terkandung dlm lar Mineral-Mix
-Gunakan ReSoMal u/
rehidrasi
-Siapkan makanan
TANPA menambahkan garam (NaCl)
7.4.5
Infeksi
Gx inf yg biasa
ditemukan seperti demam, SERINGKALI tidak ada padahal infeksi ganda SERING
terjadi
ANGGAP SEMUA px
alami inf
hipoGlikemia &
hipoTermia a/ td inf berat
Tatalaksana
~AB spektrum
luas
~Vaksin campak
JIKA:
^>b6 & belum pernah mendapatkannya
^>b9 & sudah pernah mendapatkannya sblm b9
~JIKA syok -->
tunda vaksin
Pilihan AB
spektrum luas
#Tidak ada
komplikasi ATAU infeksi nyata: Kotrimoksazol po (TMP 5mkd) 2x/h 5h
#Ada komplikasi
(hipoGlikemia, hipoTermia, ATAU terlihat letargis, ATAU tampak sakit berat) ATAU
jelas ada inf:
^Ampi
50mkd im/iv 4x/h 2h dilanjut Amok po 15mkd 3x/h 5h
ATAU JIKA Amok tidak tersedia, beri Ampi po 50mkd 4x/h 5h
^DITAMBAH Genta 7,5mkD im/iv 7h
Catatan:
JIKA anuria/ oliguria, tunda pemberian genta DOSIS ke-2 sd ada diuresis [cegah
efek samping/ toksik]
JIKA tidak membaik
dlm 48j, TAMBAHKAN kloram 25mkd im/iv 3x/h 5h
JIKA susp
meningitis, lakukan pungsi lumbal, BILA (+), beri kloram 25mkd 4x/h 10h
JIKA inf spesifik
lain: Pneumonia, Tuberkulosis, Malaria, Disentri, Inf kulit ATAU Jar. lunak,
beri AB sesuai
JIKA apusan darah
tepi (+) parasit malaria --> obat anti malaria
Obat anti TB HANYA
u/ yg terbukti atau sangat diduga TB
Pengobatan
thd parasit cacing
(+) infestasi
cacing, beri mebendazol 100mkd 3h ATAU albendazol 20mkd dosis tunggal
Beri mebendazol
stlh 7h perawatan WALAU belum terbukti infestasi cacing
Pemantauan
JIKA terdapat
anoreksia stlh AB lanjutkan sd 10h
JIKA nafsu makan
belum membaik, lakukan penilaian ulang menyeluruh pd anak
7.4.6
Defisiensi zat gizi mikro
SEMUA def vit &
mineral
MESKI anemia,
JANGAN beri zat besi pd fase awal TAPI tunggu nafsu makan baik & bertambah
BB [zat besi dpt memperparah infeksi]
Tatalaksana
Tiap hari, min
2m
~Multivitamin
~As folat (h1: 5mg,
selanjutnya 1mg/h)
~Seng (2mkD Zn
elemetal)
~Tembaga
(0,3mkD)
~Ferosulfat 3mkD
stlh BB naik (mulai fase rehabilitasi)
~Vit A po h1
(kecuali bila tlh diberikan sblm dirujuk:
^<b6: 50.000 (1/2 kapsul biru)
^B6-12: 100.000 (1 kapsul biru)
^T1-5: 200.000 (1 kapsul merah)
Beri vit A pd h1,
h2, h15 JIKA:
# (+) gx def vit A
# Sakit campak dlm 3b terakhir
7.4.7
Pemberian makan awal (Initial refeeding)
Pd fase awal,
pemberian makan (formula) HARUS hati2 [keadaan fisiologis masih rapuh]
Tatalaksana
Sifat utama
pemberian makan awal a/
-Makanan jumlah
sedikit, rendah osmolaritas & laktosa TAPI sering
-Berikan po/ NGT,
hindari parenteral
-Energi:
100kkal/kg/h
-Protein:
1-1,5g/kg/h
-Cairan: 130ml/kg/h
(edema berat 100ml/kg/h)
-Jika masih
mendapat ASI pastikan jumlah F75 yg harus dipenuhi:
*H1-2 11ml/kg/2j ATAU 130ml/kg/h
*H3-5 16ml/kg/3j ATAU 130ml/kg/h
*H6-dst 22ml/kg/4j ATAU 130ml/kg/h
Pd anak dg nafsu
makan baik dan tanpa edema, jadwal di atas dapat dipercepat mjd 2-3h
Formula awal F75 u/
cukupi kebutuhan zat gizi pd fase stabilisasi
U/ gizi buruk dg
diare persisten, berikan F75 berbahan serealia, sebagian gula diganti dg tepung
beras atau maizena shg lebih menguntung [osmolaritas lebih rendah] tapi perlu
dimasak dulu
Cara membuat formula WHO (F75,
F100)
-Campurkan gula dan minyak sayur, aduk
sampai rata dan masukkan susu bubuk sedikit demi sedikit, aduk sampai kalis dan
berbentuk gel. Tambahkan air hangat dan larutan mineral-mix sedikit demi
sedikit sambil diaduk sampai homogen dan volumenya mjd 1000ml. Larutan ini bisa
langsung diminum atau dimasak selama 4 menit
-U/ F75 yg
menggunakan campuran tepung beras atau maizena, larutan dididihkan (5-7') dan
mineral-mix ditambahkan stlh lar mendingin
-Bila tersedia
blender, semua bahan dpt dicampur sekaligus dg air hangat secukupnya. Stlh
tercampur homogen baru ditambahkan air hingga vol jadi 1000ml. Apabila tidak
tersedia blender, gula dan minyak sayur (dianjurkan minyak kelapa) harus diaduk
dulu sd rata, baru tambahkan bahan lain dan air hangat
JIKA jumlah petugas
terbatas, prioritaskan pemberian makan tiap 2j HANYA kasus PALING BERAT, paling
tidak tiap 3j pd fase permulaan
Libatkan &
ajari ortu/ penunggu
BILA pemberian
makanan po pd fase awal tidak mencapai kebutuhan minimal 80kkal/kg/h, berikan
sisanya melalui NGT
JANGAN melebihi
100kkal/kg/h pd fase awal ini
Pd cuaca sangat
panas & berkeringat banyak, berikan ekstra air/ cairan
Pemantauan
Pantau & catat
tiap hari:
~Jumlah makanan yg diberikan dan dihabiskan
~Muntah
~Frekuensi defekasi & konsistensi feses
~BB
7.4.8
Tumbuh kejar
Tanda px tlh capai
fase ini:
#Kembalinya nafsu makan
#Edema minimal atau hilang
Tatalaksana
Fase Transisi:
pindah bertahap dari formula awal F75 ke formula tumbuh kejar F100:
*Ganti F75 dg
F100. Beri dg jumlah sama 2h berturutan
*Lalu naikkan
jumlah F100 10ml tiap kali pemberian sampai anak tidak mampu menghabiskan/
tersisa sedikit
BIASAnya terjadi
ketika capai 200ml/kg
Dpt digunakan
bubur/ makanan pendamping ASI yg dimodif [energi & prot sebanding
F100]
*Stlh transisi
bertahap, beri anak:
-Makan sering dg jumlah tidak terbatas [sesuai kemampuan anak]
-Energi 150-220kkal/kg/h
-Prot 4-6g/kg/h
Bila masih
mendapatkan ASI, lanjutkan ASI tapi pastikan anak sudah mendapat F-100 sesuai
kebutuhan [Energi ASI tidak cukup u/ tumbuh kejar]
Makanan-terapeutik-siap-saji/
RUTF/ Ready to use therapeutic food yg mengandung energi 500kkal/ sachet 92g dpt
digunakan pd fase rehabilitasi
Pemantauan
Hindari terjadinya
gagal jtg [waspada gx dini]
Tanda bhy: FR naik
5x/' & FN naik 25x/' DAN menetap 2x pemeriksaan berjarak 4j
Lakukan
segera:
~Kurangi volume
makanan jadi 100ml/kg/h selama 24j
~Lalu tingkatkan
perlahan:
^115ml/kg/h 24j berikutnya
^130ml/kg/h 48j berikutnya
^Lalu, tingkatkan setiap kali makan dg 10ml
~Atasi
penyebab
Penilaian
kemajuan
Dinilai dari
kecepatan kenaikan BB stlh tahap transisi & mendapat F100:
#Timbang
& catat BB tiap pagi sblm makan
#Hitung & catat kenaikan BB tiap 3h dlm g/kg/h
JIKA kenaikan
BB:
* Kurang, <5g/kg/h --> nilai ulang scr lengkap
* Sedang, 5-10g/kg/h --> cek apakah target asupan terpenuhi
* Baik, >10g/kg/h
Contoh perhitungan
kenaikan berat badan stlh 3h
BB saat ini
6300g
BB 3h lalu
6000g
Langkah 1. Hitung
kenaikan BB (g) = 6300 - 6000g = 300g
Langkah 2. Hitung
kenaikan BB per harinya = 300g: 3h = 100g/h
Langkah 3. Bagilah
hasil pd langkah 2 dg berat rerata (kg) = 100g/h : 6,15kg = 16,3 g/kg/h
7.4.9
Stimulasi sensorik dan emosional
Lakukan:
-Ungkapan kasih sayang
-Lingkungan yg ceria
-Tx
bermain terstruktur selama 15-30'/h
-Aktivitas fisik segera stlh anak cukup sehat
-Keterlibatan ibu sesering mungkin (misal Menghibur, Memberi makan, Memandikan,
Bermain)
Sediakan mainan
sesuai umur
7.4.10
Malnutrisi pd bayi <b6
LEBIH JARANG
Pertimbangkan:
Penyebab organik ATAU Ggl tumbuh
JIKA termasuk gizi
buruk, prinsip dasar tatalaksana gizi dpt dilaksanakan pd kelompok umur
ini
Kurang mampu
ekskresikan garam & urea via urin terutama pd cuaca panas
Oleh karena itu pd
fase stabilisasi, urutan pilihan diet adalah:
~ASI (JIKA tersedia dlm jumlah cukup)
~Susu formula bayi (Starting formula)
Pd fase
rehabilitasi, dpt digunakan F100 yg diencerkan (tambah air jadi 1500ml bukan
1000ml)
7.5
Penanganan kondisi penyerta
7.5.1
Masalah pada mata
JIKA (+) gx def vit
A:
#HANYA bercak Bitot
saja (tidak ada gx mata yg lain), tidak perlu obat tts mata
#Nanah atau
peradangan, beri tts mata kloramfenikol ATAU tetrasiklin (1%)
#Kekeruhan, Ulkus
pd kornea:
^Tts mata kloramfenikol 0,25-1% ATAU tetra 1% 1tts 4x/h 7-10h
^Tts mata atropin (1%) 1tts 3x/h 3-5h
JIKA Perlu, keduanya dpt diberikan bersamaan
#JANGAN gunakan
salep mata
#Gunakan kasa
penutup mata yg dibasahi NS
#Ganti kasa tiap
hari
Beri vit A
Catatan:
Sering fotofobia
shg SELALU menutup matanya
Hati2 periksa [hindari ruptur kornea]
Hati2 periksa [hindari ruptur kornea]
7.5.2
Anemia berat
Tranfusi darah
diperlukan jika:
~Hb <4g/dL
~Hb 4-6g/dL dan
anak mengalami ggn pernapasan atau td ggl jtg
Transfusi berikan
lebih lambat & dlm vol yg lebih kecil dibandingkan anak sehat. Beri:
#Darah utuh (whole
blood) 10ml/kg scr lambat selama 3j
#Furosemid 1mkd IV
saat transf
Bila (+) gx ggl
jtg, berikan eritrosit 10ml/kg
Px kwashiorkor
alami redistribusi cairan shg terjadi penurunan Hb yg nyata dan tidak butuh
transfusi
Selama transfusi,
hentikan SEMUA pemberian cairan po/ NGT
Selama transfusi,
monitor FN & FR tiap 15'
Perlambat transfusi
JIKA FR meningkat 5x/' ATAU FN 25x/'
Catatan: JIKA Hb
tetap rendah stlh transfusi, jangan ulangi transfusi dlm 4h
7.5.3 Lesi
kulit pd kwashiorkor
SERING def seng
(Zn)
Membaik cepat dg
pemberian suplementasi seng
Kompres daerah luka
dg lar Kalium permanganat (PK; KMnO4) 0,01% 10'/h
Bubuhi salep/ krim
(seng dg minyak kastor, tulle gras) pd daerah yg kasar
Bubuhi gentian
violet (ATAU jika tersedia, salep nistatin) pd lesi kulit yg pecah2
Hindari penggunaan
popok-sekali-pakai agar daerah perineum tetap kering
7.5.4 Diare
persisten
Tatalaksana
Giardiasis
dan kerusakan mukosa usus
^JIKA mungkin cek
mikroskopis spesimen feses
^JIKA (+) kista
ATAU trofozoit Giardia lamblia, beri Metronidazol 7,5mkd 3x/h 7h
Intoleransi
laktosa
JARANG oleh
intoleransi laktosa SAJA
Tatalaksana
intoleransi laktosa HANYA diberikan JIKA diare terus-menerus ini menghambat
perbaikan secara umum
Catatan:
F75 merupakan formula rendah laktosa
Pd kasus
TERTENTU:
*Ganti formula dg
Yoghurt atau Susu formula bebas laktosa
*Pd fase
rehabilitasi, formula yg mengandung susu diberikan kembali secara bertahap
Diare osmotik
Diare osmotik perlu
diduga jika diare:
*Makin memburuk pd pemberian F75 yg hiperosmolar
*Berhenti jika kandungan gula dan osmolaritas dikurangi
Pd kasus ini,
gunakan F75 berbahan dasar serealia dg osmolaritas lebih rendah
Berikan F100 u/
tumbuh kejar scr bertahap
7.5.5
Tuberkulosis
JIKA diduga kuat,
lakukan:
*Tes Mantoux (walau SERING (-) palsu)
*BILA mungkin CXR
7.6
Pemulangan dan tindak lanjut
Dianggap sembuh
BILA tercapai BB/TB > -2SD (setara dg >80%)
Mungkin masih BB/U
rendah karena anak berperawakan pendek
Pola pemberian
makan yg baik dan stimulasi harus tetap dilanjutkan di rumah
Berikan
contoh kpd ortu:
-Menu & cara
membuat makanan kaya energi dan padat gizi serta frekuensi pemberian
sering
-Terapi bermain yg
terstruktur
Sarankan:
~Melengkapi
imunisasi dasar dan/ atau ulangan
~Mengikuti program
pemberian vitamin A (Februari & Agustus)
Pemulangan
sblm sembuh total
Anak yg belum
sembuh total mempunyai risiko tinggi u/ kambuh
Waktu u/ pemulangan
harus mempertimbangkan manfaat dan faktor risiko
Faktor sosial juga
harus dipertimbangkan
Butuh perawatan
lanjutan melalui rawat jalan u/ selesaikan fase rehabilitasi SERTA mencegah
kekambuhan
Beberapa
pertimbangan agar perawatan di rumah berhasil:
Anak
seharusnya:
~Telah menyelesaikan
pengobatan AB
~Mempunyai nafsu makan baik
~Menunjukkan kenaikan BB yg baik
~Edema sudah hilang atau setidaknya berkurang
Ibu atau pengasuh
seharusnya:
#Mempunyai waktu u/ mengasuh anak
#Memperoleh
pelatihan mengenai pemberian makan yg tepat (jenis, jumlah, frek)
#Mempunyai sumber daya u/ memberi makan anak. Jika tidak mungkin, nasihati ttg
dukungan yg tersedia
Penting u/
mempersiapkan ortu dlm hal perawatan di rumah, mencakup:
^Pemberian
makanan seimbang dg bahan lokal terjangkau
^Pemberian makanan min 5x/h termasuk makanan selingan (snacks) tinggi kalori di
antara waktu makan (susu, pisang, roti, biskuit). Bila ada, RUTF dpt diberikan
pd anak >b6
^Bantu
& bujuk anak u/ menghabiskan makanannya
^Beri
anak makanan tersendiri/ terpisah shg asupan makan anak dpt dicek
asupannya
^Beri suplemen mikronutrien dan elektrolit
^ASI diteruskan sbg tambahan
Tindak
lanjut bagi anak yg pulang sblm sembuh
Jika dipulangkan
lebih awal, buatlah rencana u/ tindak lanjut sd anak sembuh:
^Hubungi unit rawat
jalan, pusat rehabilitasi gizi, klinik kesehatan lokal u/ supervisi dan
pendampingan
^Ditimbang teratur
tiap minggu. JIKA ada kegagalan kenaikan BB 2m berturut2 ATAU penurunan BB,
harus dirujuk ke RS
7.7
Pemantauan dan evaluasi kualitas perawatan
7.7.1 Audit
mortalitas
Catatan medik pd
saat masuk, pulang dan kematian harus disimpan, berisi informasi ttg bb, umur,
jenis, tgl masuk, tgl keluar, atau tanggal & penyebab kematian
U/ identifikasi
faktor yg dpt diperbaiki selama perawatan, tentukan apakah sebagian besar
kematian terjadi:
~Dlm 24j: dianggap
lambat ATAU jika tidak tertanganinya hipoGlikemia, hipTermia, Septisemia, Anemia
berat, atau pemberian cairan rehidrasi/ infus yg kurang tepat (jumlah kurang
atau kelebihan)
~Dlm 72j: periksa
apakah vol pemberian makan terlalu banyak pd setiap kali makan ATAU formulanya
salah (terlalu tinggi kalori & protein), sudah diberi K dan AB?
~Pd malam: mungkin
terjadi hipoTermia karena anak tidak terselimuti dg baik atau hipoGlikemia
karena tidak diberi makan pd malam
~Saat mulai
pemberian F100: mungkin peralihan dilakukan terlalu cepat pd fase transisi dari
formula awal ke formula tumbuh kejar
7.7.2
Kenaikan BB pd fase rehabilitasi
Lakukan kalibrasi
alat dan cara penimbangan di bangsal.
Sblm menimbang
jarum harus pd angka 0
Timbang pd waktu
dan kondisi yg sama (misalnya pagi hari, dengan pakaian minimal, sebelum makan
pagi, dst)
Penilaian kenaikan
BB:
~Kurang: <5g/kg/h
~Cukup: 5-10g/kg/h
~Baik: >10g/kg/h
Jika kenaikan
BB<5g/kg/h, tentukan:
#Apakah hal ini
terjadi pd semua kasus yg ditangani (JIKA ya, perlu dilakukan kaji ulang yg
menyeluruh ttg tatalaksana kasus)
#Apakah hal ini
terjadi pd kasus ttt (lakukan penilaian ulang pd anak ini spt pd kunjungan
baru)
Masalah umum yg
harus dicek JIKA kenaikan BB kurang:
Pemberian
makanan yg tidak adekuat
Periksa:
^Apakah
makan pd malam hari diberikan?
^Apakah
asupan kalori dan protein yg ditentukan terpenuhi? Asupan yg sebenarnya dicatat
dg benar (misalnya berapa yg diberikan & berapa sisanya)? Jumlah makanan
dihitung ulang sesuai dengan kenaikan berat badan anak? Anak muntah atau
makanan hanya dikulum lama tanpa ditelan (ruminating)?
^Kualitas
pelayanan: apakah petugas cukup termotivasi/ ramah/ sabar dan penuh kasih
sayang?
^Semua
aspek penyiapan makan: penimbangan, pengukuran jumlah bahan, cara mencampur,
rasa penyimpanan yg higienis, diaduk dg baik jika minyak pd formula tampak
terpisah?
^Makanan
pendamping ASI yg diberikan cukup padat energi?
^Kecukupan komposisi multivitamin dan tidak kadaluarsa?
^Penyiapan larutan mineral-mix dibuat dan diberikan dg benar
^Di
daerah endemik gondok, periksa apakah kalium yodida ditambahkan pd lar
mineral-mix (5mg/L), ATAU semua anak diberi Lugol's iodine (5-10tts/h)
Infeksi yg
tidak terdeteksi ATAU tidak tertangani scr adekuat
JIKA makanan sudah
adekuat dan tidak terdapat malabsorpsi tetapi kenaikan BB masih kurang, perlu
diduga adanya inf tersembunyi.
Beberapa inf
seringkali terabaikan, misalnya: Inf sal kemih, Otitis media, Tuberkulosis,
Giardiasis, DAN HIV/ AIDS
Pd keadaan
tsb:
*Lakukan pemeriksaan ulang lebih teliti
*Ulangi pemeriksaan mikroskopis pd urin & feses
*Jika mungkin, lakukan CXR
HIV/
AIDS
Gizi buruk dg
HIV/AIDS butuh waktu lebih lama u/ sembuh, dan lebih sering terjadi kegagalan
pengobatan
Penangan gizi buruk
pd anak HIV/ AIDS sama dengan anak tanpa HIV/AIDS
Masalah
psikologis
Periksa adanya
tingkah laku yg abN spt Gerakan berulang (Rocking), Mengulum makanan, ATAU
Merangsang diri sendiri u/ memuntahakan makanan yg telah ditelan, DAN Mencari
perhatian. Tangani dengan cara memberi perhatian dan kasih sayang secara
khusus. Doronglah ibu/ pengasuh anak agar menyediakan waktu u/ bermain dg
anak
dr. Freddy
Adiwinata, Baung, Palembang, 17 April 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar