Demam
Tifoid
Disadur o/ dr.
Freddy Adiwinata dari buku Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia
jilid 1, 2009
Demam tifoid
merupakan: -Penyakit endemis
-Oleh infeksi sistemik Salmonella typhi
Prevalensi
91% kasus terjadi
pada umur 3-19 tahun
Kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun
Pada minggu pertama
sakit, demam tifoid sangat sukar dibedakan dengan penyakit demam lainnya
sehingga memastikan diagnosis diperlukan biakan
96%
kasus disebabkan S. typhi (sisanya oleh S.
paratyphi)
Kuman via makanan/
minuman setelah melewati lambung, capai usus halus (ileum) dan setelah menembus
dinding usus hingga capai folikel limfoid usus halus (Plaque Peyeri).
Kuman ikut aliran
limfe mesenterial ke dalam sirkulasi darah (bakteremia primer) mencapai jaringan
RES (Hepar, Lien, Sumsum tulang untuk bermultiplikasi)
Setelah mengalmai
bakteremia sekunder, kuman mencapai sirkulasi darah untuk menyerang organ lain
(intra dan ekstra intestinal)
Masa inkubasi 10-14
hari
Diagnosis
Anamnesis
Demam naik secara
bertahap tiap hari, mencapai suhu tertinggi pada akhir minggu pertama, minggu
kedua demam terus-menerus tinggi
Anak sering
mengigau (delirium), Malaise, Letargi, Anoreksia, Nyeri kepala, Nyeri perut,
Diare atau Konstipasi, Muntah, Perut kembung
Pada kasus berat
dapat: Penurunan kesadaran, Kejang, dan Ikterus
Pemeriksaan
fisis
Gejala klinis
bervariasi dari ringan sampai berat dengan komplikasi
Mayoritas ada lidah
tifoid: -Bagian tengah kotor
-Bagian pinggir hiperemis
Hepatomegali lebih
sering daripada splenomegali
Kadang terdengar
ronki pada pemeriksaan paru
Pemeriksaan
penunjang
Darah tepi perifer:
-Anemia karena: -Supresi sumsum tulang
-Defisiensi Fe
-Perdarahan
usus
-Leukopenia
namun JARANG kurang dari 3000/uL
-Limfositosis relatif
-Trombositopenia, terutama pada demam tifoid berat
Pemeriksaan
serologi:
-Serologi Widal:
kenaikan titer S.typhi titer O 1:200 atau kenaikan 4x titer fase akut ke fase
konvalesens
-Kadar IgM dan IgG
(Typhi-dot)
Pemeriksaan biakan
Salmonela:
-Biakan darah
terutama pada minggu 1-2 dari perjalanan penyakit
-Biakan sumsum
tulang masih positif sampai minggu ke-4
Pemeriksaan
radiologik:
-Foto abdomen BILA
suspek komplikasi intraintestinal seperti perforasi usus atau perdarahan saluran
cerna
-Perforasi usus
tampak: -Distribusi udara tak merata
-Airfluid level
-Bayangan radiolusen di daerah hepar
-Udara
bebas pada abdomen
Tatalaksana
Antibiotik:
-Kloramfenikol (Drug of choice) 50-100mkD PO/ IV 4x110-14hari
-Amoksisilin 100mkD PO/ IV 10hari
-Kotrimoksasol 6mkD PO 10hari
-Seftriakson 80mkD IV/ IM 1x1 5hari
-Sefiksim 10mkD PO 2x1 10hari
Kortikosteroid:
-HANYA pada kasus berat dengan gangguan kesadaran
-Deksametason
1-3mkD IV 3x hingga kesadaran membaik
Bedah
Tindakan bedah
diperlukan pada penyulit perforasi usus
Suportif
Kasus ringan:
dirawat di rumah: -Tirah baring
-Isolasi memadai
-Kebutuhan cairan dan kalori dicukupi
Kasus berat: Rawat
Inap
-Cairan dan kalori:
-Terutama pada demam tinggi, muntah, atau diare
-Bila perlu asupan cairan dan kalori diberikan melalui sonde lambung
-Ensefalopati:
-Jumlah kebutuhan cairan dikurangi, menjadi 4/5 nya
-Dengan kadar Natrium rendah
-Penuhi kebutuhan
volume cairan intravaskular dan jaringan
-Pertahankan fungsi
sirkulasi dengan baik
-Pertahankan
oksigenasi jaringan, bila perlu berikan O2
-Pelihara keadaan
nutrisi
-Pengobatan
gangguan asam basa dan elektrolit
-Antipiretik: -BILA
demam >39C
-KECUALI pada pasien dengan riwayat kejang demam: diberikan lebih awal
-Diet: -Makanan
tidak berserat DAN mudah dicerna
-Setelah
demam reda, dapat segera diberikan makanan yang lebih padat dengan
kalori
cukup
-Transfusi darah:
KADANG diperlukan pada: -Perdarahan saluran cerna
-Perforasi usus
Pemantauan
Terapi
-Bila pada hari
ke-4-5 demam tidak reda --> evaluasi: -Komplikasi
-Sumber infeksi lain
-Resistensi
S.typhi
-Kemungkinan salah diagnosis
-Pulang BILA:
-Tidak demam 24jam tanpa antipiretik
-Tidak
ada komplikasi
-Nafsu makan membaik
-Klinis
membaik
Penyulit
-Intraintestinal:
Perforasi usus ATAU Perdarahan saluran cerna:
-Suhu menurun
-Nyeri abdomen
-Muntah
-Nyeri tekan pada palpasi
-Bising usus menurun sampai menghilang
-Defance
musculaire (+)
-Pekak hati menghilang
-Ekstraintestinal:
-Tifoid ensefalopati
-Hepatitis tifosa
-Meningitis
-Pneumonia
-Syok septik
-Pielonefritis
-Endokarditis
-Osteomielitis
-Dll
~~~~~~~~00000000~~~~~~~~~~~~~
dr. Freddy
Adiwinata, Baung, Palembang, 19 September
2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar