DIABETES
MELITUS TIPE-1
Disadur o/ dr.
Freddy Adiwinata dari buku Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia
jilid 1, 2009
DM adalah Penyakit
metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia kronik akibat adanya gangguan pada:
-Sekresi insulin -Kerja insulin
-Atau keduanya
Mengakibatkan gangguan metabolisme: -Karbohidrat
-Lemak
-Protein
DMT1 (DM tipe 1)
akibat kerusakan sel B pankreas sehingga terjadi defisiensi insulin secara
absolut
Proses kerusakan
dapat terjadi akibat: -Proses autoimun
-ATAU penyebab lain yg tidak diketahui (Idiopatik)
Tidak termasuk yg
disebabkan keadaan khusus seperti: -Cystic fibrosis
-Defek mitokondria
Secara global DMT1
ditemukan pada 90% dari seluruh diabetes pada anak dan remaja
Penderita baru DMT1
terdapat 3 pola gambaran klinis saat awitan:
-Klasik
-Klasik
-Silent diabetes
-KAD (Ketoasidosis diabetik)
Di negara dengan
kewaspadaan tinggi terhadap DM, bentuk klasik TERSERING
Indonesia: -33,3%
pasien baru dalam bentuk KAD
-Silent diabetes: -PALING jarang
-Karena skrining/ penelitian ATAU pemeriksaan khusus
karena salah seorang keluarga menderita DMT1 sebelumnya
karena salah seorang keluarga menderita DMT1 sebelumnya
Diagnosis
Anamnesis
Bentuk klasik:
-Polidipsi, Polifagi, Poliuri: -Tidak langsung diceritakan
-Sering mengompol
-Ganti popok TERLALU sering
-Infeksi jamur berulang sekitar daerah tertutup popok
-Terlihat dehidrasi
-Penurunan berat badan yang nyata dalam 2-6 minggu disertai keluhan lain tidak
spesifik
-Mudah lelah
KASUS KAD:
-Awitan gejala
klasik yang cepat dalam waktu beberapa hari
-Sering disertai:
-Nyeri perut
-Sesak nafas
-Letargi
Pemeriksaan fisis
dan tanda klinis
-Tanpa disertai
tanda gawat darurat:
-3P disertai penurunan berat badan kronik
-"Irritable"
dan penurunan prestasi sekolah
-Infeksi kulit berulang
-Kandidiasis vagina terutama pada anak wanita prepubertas
-Gagal tumbuh
-BIASAnya kurus (BILA DMT2: gemuk)
-Disertai tanda
gawat darurat:
-Penurunan berat badan yang nyata dalam waktu cepat
-Nyeri perut dan muntah berulang
-Dehidrasi sedang sampai berat namun anak masih poliuria
-Sesak napas, Napas cepat dan dalam (Kussmaul), DISERTAI bau Aseton
-Gangguan kesadaran
-Renjatan
Kondisi yang sulit
didiagnosis (SERING sebabkan keterlambatan diagnosis KAD)
-Kurang dari umur 3
tahun
-Hiperventilasi
sering didiagnosis awal sebagai Pneumonia atau Asma berat
-Nyeri perut sering
didiagnosis awal sebagai Akut abdomen
-Poliuri dan
enuresis sering didiagnosis awal sebagai Infeksi saluran kemih
-Polidipsi sering
didiagnosis awal sebagai Gangguan psikogenik
-Muntah berulang
sering didiagnosis awal sebagai Gastroenteritis
HARUS dicurigai
sebagai DMT2: 3P dan:
-Obesitas
-Lebih dari usia 10 tahun
-Riwayat keluarga DMT2
-Penanda autoantibodi (-)
-Kadar C-peptida normal atau tinggi
-Ras atau etnik tertentu (Pima - Indian, Arab)
Pemeriksaan
penunjang
-Kadar gula darah
sewaktu: >200mg/dL
Pada penderita
asimtomatis ditemukan:
-Kadar gula darah puasa lebih tinggi daripada
normal
-Uji toleransi glukosa terganggu lebih dari 1x
-Kadar gula darah
puasa: >126mg/dL (yang dimaksud puasa adalah tidak ada asupan
kalori
selama 8 jam)
-Kadar gula darah 2
jam pasca toleransi glukosa: >200mg/dL
-C-peptida untuk:
-Lihat fungsi sel Beta residu yaitu sel Beta yg masih memproduksi insulin
-Bila sulit membedakan DMT1 & 2
-HbA1C: -Rutin tiap
3 bulan
-Ukur
kadar glukosa darah selama 120 hari lalu
-Nilai perubahan terapi 8-12 minggu sebelumnya
-Nilai pengendalian penyakit DM dengan tujuan mencegah terjadinya
komplikasi
diabetes
-Glukosuria: -Tidak
spesifik untuk DM
-Konfirmasi dengan pemeriksaan gula darah
-Penanda
autoantibodi: -ICA dan IAA
-Hanya 70-80% pasien DMT1 yang (+)
-Bukan syarat mutlak diagnosis
Pencitraan
Tidak perlu
pencitraan khusus
Tata
Laksana
DMT1 perlu
pengobatan seumur hidup
Kunci keberhasilan:
-Kepatuhan
-Keteraturan
pengobatan
Terus-menerus
edukasi
Penatalaksanaan
dibagi menjadi: -Pemberian insulin
-Pengaturan makan
-Olahraga
-Edukasi
-Home monitoring
Pemberian
insulin
-HARUS
diperhatikan: -Jenis
-Dosis
-Kapan
pemberian
-Cara penyuntikan
-Penyimpanan
-Jenis berdasarkan
lama kerja yg bisa digunakan: -Ultrapendek
-Pendek
-Menengah
-Mix (Campuran Pendek Menengah)
-Panjang
-Dosis anak: -0,7-1
u/kg/hari
-Berkurang sedikit pada waktu remisi
-Meningkat saat pubertas
-Pada follow up selanjutnya dosis dapat disesuaikan dengan hasil
monitoring
glukosa darah harian
-Saat awal
pengobatan, insulin diberikan 3-4x injeksi (kerja pendek).
Setelah
didapatkan dosis optimal diusahakan untuk memberikan regimen insulin yg sesuai
dengan kondisi penderita
-Regimen insulin
yang dapat diberikan adalah 2x, 3x, 4x, basal bolus, atau pompa insulin;
tergantung dari: -Umur
-Lama menderita
-Gaya hidup: -Kebiasaan makan
-Jadwal
latihan
-Sekolah
-Target metabolik
-Pendidikan
-Status
sosial
-Keinginan keluarga
-Penyuntikan setiap
hari SubKutan, bergantian di: -Paha
-Lengan atas
-Sekitar umbilikus
-Insulin: -Relatif
stabil: -Pada suhu ruangan
-Asal tidak terpapar panas berlebihan
-Sebaiknya dalam lemari es 4-8C
-Potensi insulin baik dalam vial atau penfill yg telah dibuka:
-Masih bertahan 3
bulan bila disimpan di lemari es
-Setelah melewati masa tersebut, insulin harus dibuang
Pengaturan
makan
-Tujuan: -Capai
kontrol metabolik yang baik
-Penuhi kalori kebutuhan: -Metabolisme basal
-Pertumbuhan
-Pubertas
-Aktivitas
-Jumlah kalori yang
dibutuhkan: [1000 + (usia (tahun) x 100)] kalori per hari
-Komposisi yang
dianjurkan: 60-65% Karbohidrat
25% Protein
<30% Lemak
-Jadwal: 3x makan
utama dan 3x makan kecil
-Tidak ada
pengaturan makan khusus yang dianjurkan
-Cegah lonjakan
kadar glukosa darah dengan makan banyak serat seperti: -Buah
-Sayuran
-Sereal
Olahraga
-Untuk: -Tidak
perbaiki kontrol metabolik
-Bantu
tingkatkan jati diri anak
-Pertahankan berat badan ideal
-Tingkatkan
kapasitas kerja jantung
-Kurangi terjadinya komplikasi jangka panjang
-Bantu
kerja metabolisme sehingga dapat mengurangi kebutuhan insulin
-Pemantauan
kemungkinan terjadinya hipoglikemia ATAU hipergllikemia: Saat ATAU Pasca
olahraga, sehingga mungkin memerlukan penyesuaian dosis insulin
-Jenis olahraga
disesuaikan minat anak
Umumnya terdiri:
-Pemanasan 10 menit
-20 menit latihan aerobik seperti: Berjalan, Bersepeda
Olahraga minimal
3x/minggu.
Sebaiknya
dilakukan pada waktu yang sama untuk memudahkan: -Pemberian insulin
-Pengaturan makan
Lama &
Intensitas olahraga disesuaikan dengan toleransi anak
Asupan cairan
perlu ditingkatkan sebelum, setelah, dan saat olahraga
Edukasi
-Penyuluhan dan
tata laksana merupakan bagian integral terapi
-DMT1 merupakan
long life disease
-Keberhasilan untuk
mencapai normoglikemia SANGAT bergantung dari:
-Cara & gaya hidup
(dinamika) pasien/ keluarga
-Pengendalian utama metabolik yang ideal
-Edukasi
terus-menerus oleh semua pihak meliputi:
-Pemahaman dan pengertian mengenai
Penyakit dan Komplikasinya
-Memotivasi
penderita dan keluarganya agar patuh berobat
-Edukasi pertama
dilakukan selama perawatan di RS meliputi: -Pengetahuan dasar DMT1 (terutama
mengenai kebutuhan insulin)
-Pengaturan
makan
-Insulin: -Jenis
-Dosis
-Cara penyuntikan
-Penyimpanan
-Efek samping
-Pertolongan
pertama pada kedaruratan medik DMT1:
-Hipoglikemia
-Pemberian
insulin pada saat sakit
-Edukasi
selanjutnya berlangsung selama konsultasi di polikllinik.
Selain itu
penderita dan keluarganya diperkenalkan dengan sumber informasi yang banyak
terdapat di perpustakaan, media masa, internet
Pemantauan
mandiri
-Secara: -Langsung
(darah)
-Tidak
langsung (urin)
-Pemeriksaan
teratur: -Saat awal perjalanan penyakit
-Setiap penggantian dosis insulin
-ATAU pada saat sakit
Indikasi rawat
inap
-Penderita baru
(TERUTAMA <2 tahun) yang memulai terapi insulin
-KAD (Ketoasidosis
diabetikum)
-Dehidrasi sedang
sampai berat
-Penderita dalam
persiapan operasi dengan anestesi umum
-Hipoglikemia
berat: -Kesalahan pemberian dosis insulin
-ATAU keadaan sakit berat
-Keluarga penderita
yang tidak siap melakukan rawat jalan (memerlukan edukasi perawatan
mandiri)
~~~~~~~~00000000~~~~~~~~~~~~~
dr. Freddy
Adiwinata, Baung, Palembang, 21 September 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar