ENURESIS
Disadur o/ dr.
Freddy Adiwinata dari buku Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia
jilid 1, 2009
Enuresis adalah
istilah untuk anak yang mengompol > 2x/minggu dalam periode
> 3 bulan pada usia > 5 tahun, yg tidak disebabkan
obat
Proses berkemih
normal pada waktu dan tempat tidak tepat
Saat: -Tidur malam:
Enuresis nokturnal monosimtomatik
-Siang
hari: Enuresis diurnal
-Siang dan
malam hari
Enuresis primer:
Anak yg BELUM PERNAH berhenti ngompol sejak bayi
Enuresis sekunder:
Anak usia > 5 tahun yg sebelumnya pernah bebas masa minimal 1
tahun
UMUMnya: -2,5
tahun: Mulai berhenti ngompol
-3 tahun: 75% bebas ngompol
-5 tahun: 10-15% masih ngompol 1x/minggu
-10 tahun: 7%
-15
tahun: 1%
Langkah
promotif/ preventif
-Edukasi orang tua:
-Bahwa enuresis nokturnal BUKAN kelainan psikogenik
-Jangan menghukum anak bila ngompol
-Tingkatkan motivasi anak agar tidak ngompol.
Puji/ penghargaan pada setiap keberhasilan bebas ngompol
-Jangan putus asa dan menyerah BILA gagal.
Coba lagi metode alternatif
Diagnosis
Anamnesis
Anamnesis cermat
memakai check list:
-Pola berkemih
rinci, Sejak kapan dapat berkemih sendiri, Frekuensi & lama berkemih,
Pancaran urin, Keluhan saat berkemih, Bangun malam untuk berkemih, Dsb
-Perihal mengompol:
Siang atau malam, Frekuensi dlm 1 malam atau seminggu, Rasa malu akibat ngompol,
Pola tidur, Mengorok atau tidak, Riwayat keluarga, Upaya yang telah dilakukan
orang tua
-Gejala yang
mengarah ke ISK
-Kelainan pancaran
urin saat berkemih
-Kebiasaan
defekasi
Pemeriksaan
fisis
Inspeksi dan
palpasi daerah abdomen dan genitalia
Pengamatan saat
berkemih
Pemeriksaan
neurologis: -Refleks perifer
-Sensasi perineal
-Tonus sfingter ani
-Pemeriksaan daerah punggung
-Refleks lumbosakral
Pemeriksaan
penunjang
-Urinalisis
-Biakan BILA suspek
infeksi
-USG KADANG
diperlukan terutama pada enuresis diurnal
TATA
LAKSANA
4 prinsip:
-Dimulai dengan
terapi perilaku
-Tingkatkan motivasi untuk
sembuh dengan sistem hadiah
Identifikasi
faktor perancu yg persulit penyembuhan: -Broken home
-Masalah sosial
-Orang tua kurang toleran
-Masalah perilaku anak
-Pengaturan
perilaku: -Minum dan berkemih secara teratur dan sebelum tidur
-Lifting
dan Night awakening
-Retention control training
-Dry bed training
-Hipnoterapi
-Gunakan enuresis
alarm: -Cukup efektif tangani enuresis nokturnal
-Lebih baik daripada dry bed training
-Farmakoterapi: -Lini ke-2
-HANYA BILA gagal terapi perilaku
-DDAVP (Desmopresin): -5-40ug
-Semprot hidung
-Imipramin: -Efektif
-Mudah:
-Kambuh
-Terjadi efek samping
-Kelebihan dosis
-HANYA
untuk ADHD (Attention Deficit Hyperactive
Disorder)
-Oksibutinin: -5-10mg
-Efektif
-Efek samping: -Mulut kering
-Penglihatan kabur
-Konstipasi
-Tremor
-Tolterodin: -Mirip Oksibutinin
-Belum diakui untuk anak
PEMANTAUAN
-Penanganan sangat
kompleks dan berlangsung lama
-Perlu informasi
adekuat dan rinci kepada: -Anak
-Orang
tua
-Nilai respons
pengobatan: -Kartu catatan harian
-Komplit BILA Keberhasilan berkurangnya hari-Tidur Bebas
Ngompol 90% dalam 2
minggu terapi
-Respons parsial: 50-90%
-Non
Responder: <50%
-Respon
Berlanjut BILA respons komplit masih berlanjut 6 bulan setelah stop terapi
TUMBUH
KEMBANG
-Pengobatan lama,
perlu kepatuhan terhadap instruksi
-BILA monoterapi
kurang berhasil, gunakan kombinasi
-JANGAN pakai
antidepresan trisiklik seperti Imipramin
-JANGAN menyerah:
BILA gagal, berikan waktu 3-6 bulan istirahat sebelum metode lain
*******dr. Freddy
Adiwinata, Baung, Palembang, 26 September********
Tidak ada komentar:
Posting Komentar