Sabtu, 03 Maret 2018

Emas Murni

Emas Murni


Hai Teman, jumpa lagi nich...

Suka dan duka berganti dalam kehidupan, terkadang kita bingung, sebenarnya apa yg sedang terjadi sich dalam kehidupan kita.  Kenapa tidak suka terus, koq Tuhan sepertinya tega mengizinkan duka yach....

Ternyata Tuhan sedang membentuk kita, sedang memurnikan kita dari semua kekotoran yg tidak berkenan di hadapanNya.
Tuhan kita itu maunya kita murni 100%, ngak ada campurannya.  Percaya Dia 100% meskipun jalan yg harus kita lalui ngak sejalan dengan kemauan kita.  Bersyukur kepadaNya 100%, meskipun kita menyanyi sambil menetes air mata.  Merayakan dukacita.....paradoks sekali dengan dunia yach :).....Memang kita dipanggil untuk tampil beda.....Berjalan tidak menggantungkan diri kepada hal sekitar yg seolah nyata, tapi bersandar iman.....  Siapa yg menang dalam alam roh, akan menang dalam alam nyata.  

Seperti emas, semakin murni, semakin dia mudah dibentuk, semakin dia gampang menurut kepada rencana Si Pengrajin Emas
Sama2 harus melewati tungku pemurnian, sama2 diizinkan penderitaan yg tidak mengenakkan, semua mau ngak mau harus menjalani, cuma yg berbeda respon kita, apakah kita mau menjalaninya dengan menurut sehingga cepat selesai prosesnya, atau bersikeras sehingga tidak selesai2 prosesnya...
Si Pengrajin Emas yg Agung itu tidak pernah memaksa, Dia menunggu dengan sabar, sampai kita dengan sukarela berserah padaNya, bersandar pada kekuatanNya untuk mau dimurnikan.  Karena selama kita masih mengandalkan kebajikan kita, kekuatan kita, kearifan kita, kita akan berakhir dengan keputusasaan.  Karena ini ujian diizinkanNya, hanya juga bisa dilalui dengan kekuatan dariNya, sehingga nyata tanpa Tuhan kita bukan siapa2.  Sehingga kalau pun kita akhirnya lulus, kita akan bertelut bersyukur memuji Tuhan, karena 100% tidak ada bagian dari kita yg bisa dibanggakan, tetapi segala pujian hanya untuk Tuhan.  Sehingga kalau pun kita akhirnya dapat mahkota, kita pun akan tersungkur dihadapannya, dan mempersembahkan mahkota itu, karena hanya karena Dia saja, kita dapat mahkota, jadi kita ngak layak juga memakainya, hanya Dia juga yg layak memakainya.

Maukah kita sebagai emas segera dimurnikan?
Maukah kita segera bisa jadi emas yg bisa dibentuk menjadi perhiasan kepunyaanNya?
Sama seperti manusia yg begitu bangga memakai perhiasan emas, begitupun juga Dia, betapa bahagia dan bangganya Dia memakai kita menjadi perhiasannya untuk kemuliaanNya.
Inginkah kita segera membahagiakan Tuhan kita?



dr. Freddy Adiwinata, Baung, Palembang, 4 Maret 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar