Minggu, 28 Oktober 2018
"This is our God's math, 5+2=5000"
"This is our God's math, 5+2=5000"
Quote by Freddy Adiwinata 29 October 2018
#Quote
Meaning:
In man's hand, 5 loaves and 2 fish will satisfy just one adult man
In Jesus's hand, it will satisfy 5000 adult men
Finally, the question is would you like to give yours to God?
Jumat, 26 Oktober 2018
P (PNEUMONIA)
P (PNEUMONIA)
Disadur o/ dr.
Freddy Adiwinata dari buku Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia
jilid 1, 2009
Pneumonia adalah
Infeksi akut parenkim paru yg liputi: -Alveolus
-Parenkim paru
WHO mendefinisikan
Pneumonia HANYA berdasarkan penemuan klinis:
-Inspeksi
-Frekuensi pernapasan
Insidens < usia
5tahun: -Negara maju: 2-4 kasus/ 100 anak/ tahun
-Negara berkembang: 10-20 kasus/ 100 anak/ tahun
Sebabkan >5juta
kematian per tahun
Etiologi: Virus,
Jamur, Bakteri
Virus LEBIH SERING
pada usia <5tahun
Virus TERSERING
pada usia <3tahun: RSV (Respiratory Syncytial Virus)
Usia lebih muda:
-Adenovirus
-Parainfluenza virus
-Influenza
virus
Bakteri TERSERING
pada SEMUA kelompok umur: S. pneumoniae
Usia: 2-59bulan
(apusan tengorok): -Streptococcus pneumonia
-Staphylococcus epidermidis
>10tahun: -Mycoplasma pneumonia
-Chlamydia pneumonia
Faktor peningkat
Risiko & Derajat Pneumonia:
-Defek anatomi bawaan
-Defisit
imunologi
-GER (GastroEsophageal Reflux)
-Aspirasi
-Gizi buruk
-BBLR
-Tidak dapat ASI
-Imunisasi tidak lengkap
-Saudara serumah menderita batuk
-Kamar
tidur TERLALU padat penghuninya
Diagnosis
Anamnesis
Batuk yg awalnya
kering kemudian menjadi produktif dengan dahak purulen bahkan berdarah.
Sesak nafas
Demam
Sulit makan/
minum
Tampak lemah
Serangan pertama
ATAU berulang, untuk bedakan kondisi: -Imunokompromais
-Kelainan anatomi bronkus
-Asma
Pemeriksaan
Fisis
-Penilaian keadaan
umum anak, FP (Frekuensi Pernapasan), FN (Frekuensi Nadi) HARUS dilakukan saat
awal sebelum pemeriksaan lain yg dapat sebabkan anak gelisah/ rewel.
-Penilaian keadaan
umum meliputi kesadaran dan kemampuan makan/ minum
-Gejala distress
pernapasan: -Takipnea
-Retraksi subkostal
-Batuk
-Krepitasi
-Penurunan suara paru
-Demam dan
sianosis
-Mungkin usia
<5tahun tidak tunjukkan gejala pneumonia klasik.
Anak demam dan
sakit akut terdapat gejala nyeri yg harus diproyeksikan ke abdomen.
Bayi muda:
-Gejala pernapasan tak teratur
-hipoPnea
Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan
Radiologi
Tidak rutin pada
ISBa (Infeksi Saluran napas Bawah) tanpa Komplikasi
Indikasi: -CXR: -RI
(Rawat Inap)
-Tanda klinis membingungkan
-CXR
Follow up: -Kolaps lobus
-Curiga komplikasi
-Pneumonia berat
-Gejala menetap/ memburuk
-Tidak respons antibiotik
CXR tidak dapat
identifikasi agen sebab.
Pemeriksaan
Laboratorium
Jumlah & Hitung
jenis Leukosit: Tentukan antibiotik
Indikasi Kultur
& Gram sputum: -RI kondisi berat
-SETIAP anak curiga pneumonia bakterial
Usia <18bulan:
-Cari antigen virus
-Dengan/ Tanpa kultur
Pungsi pleura:
-JIKA efusi pleura
-Pemeriksaan: -Mikroskopis
-Kultur
-Antigen bakteri
-Untuk: -Penegakkan diagnosis
-Kapan pemberian antibiotik
Tidak Rutin:
-CRP
-LED
BILA ada riwayat
kontak TB dewasa: Uji Tuberkulin
Pemeriksaan
Lain
Pulse oxymetry:
SETIAP RI
Klasifikasi
P (Pneumonia) WHO:
<2bulan:
-P.berat: -Napas cepat
-Retraksi
berat
-P.SANGAT
berat: -Tidak mau netek/ minum
-Kejang
-Letargis
-Demam/ hipoTermi
-bradiPnea/ Pernapasan ireguler
2bulan - 5tahun:
-P.Ringan: Napas cepat
-P.Berat:
Retraksi
-P.Sangat berat: -Tidak dapat minum/ makan
-Kejang
-Letargis
-Malnutrisi
Tapi klasifikasi
WHO: -Sensitivitas buruk untuk Malnutrisi
-Overlapping gejala Malaria
Tata
laksana
Kriteria
Rawat Inap
Bayi:
-SaO2<92%, Sianosis
-FP>60x/menit
-Distres
pernapasan, Apnea intermiten, ATAU Grunting
-Tidak mau
minum/ menetek
-Keluarga
tidak bisa merawat di rumah
Anak:
-SaO2<92%
-FP>50x/menit
-Distress
pernapasan
-Grunting
-Terdapat
tanda dehidrasi
-Keluarga
tidak bisa merawat di rumah
Tata
Laksana Umum
Sa<92%
(udara kamar) HARUS terapi O2 capai >92% dengan: -Kanul nasal
-Head box
-Sungkup
P.Berat ATAU Asupan
PO kurang: -Cairan IV
-Balans cairan ketat
Fisioterapi dada:
tidak bermanfaat
Jaga kenyamanan
& kontrol batuk, dapat diberikan: -Analgetik
-Antipiretik
Perbaiki
Mucocilliary clearance dengan nebulisasi: -Beta 2 agonis
-DAN/ ATAU NS
Yg mendapat terapi
O2: cek tiap 4jam termasuk SaO2
Pemberian
Antibiotik
Amoksisilin:
-Pilihan pertama antibiotik PO usia <5tahun:
-Efektif
lawan Mayoritas patogen penyebab P. anak
-Toleransi baik
-Murah
Alternatif:
-Co-Amoxiclav
-Cefaclor
-Eritromisin
-Claritromisin
-Azitromisin
Makrolid:
-M.pneumoniae
-C.
pneumonia
M.pneumoniae LEBIH
sering pada anak yg lebih tua: Makrolid pilihan pertama empiris usia
>5tahun
JIKA curiga:
-S.pneumoniae: Amoksisilin
-S.aureus: -Makrolid
-ATAU kombinasi Flucloxacillin + Amoksisilin
Antibiotik IV:
-Pasien yg tidak dapat PO (misal Muntah)
-P.Berat
-Dianjurkan: -Ampisilin + Kloramfenikol
-Co-Amoxiclav
-Ceftriaxone
-Cefuroxime
-Cefotaxime
-BILA
membaik, pindah ke PO
Rekomendasi
UKK Respirologi
Neonatus - 2bulan:
Ampisilin + Gentamisin
>2bulan: -Lini
pertama: -Ampisilin 3 hari
-BILA tidak ada perbaikan: + Kloramfenikol
-Lini
kedua: Seftriakson
BILA perbaikan:
Ganti dengan preparat oral golongan sama dengan antibiotik sebelumnya.
Nutrisi
Distres napas
berat:
-Hindari makanan PO
-Makanan via NGT (NasoGastric Tube) ATAU IV
-Potensi NGT tekan pernapasan TERUTAMA bayi/anak dengan ukuran
lubang hidung
kecil
-JIKA
dibutuhkan sebaiknya gunakan ukuran terkecil
P.Berat:
Peningkatan sekresi ADH: Potensi overhidrasi: Pantau balans cairan ketat
Kriteria
pulang
-Gejala & Tanda
P hilang
-Asupan PO
adekuat
-Antibiotik dapat
diteruskan di rumah
-Keluarga mengerti
& setuju untuk pemberian terapi dan rencana kontrol
-Kondisi rumah
memungkinkan perawatan lanjutan di rumah
*****dr. Freddy
Adiwinata, Baung, Palembang, 26 Oktober 2018*****
Kamis, 25 Oktober 2018
Regret like toilet, don't stay too long in it
Regret like toilet, don't stay too long in it
Quote by Freddy Adiwinata 26 October 2018
@FreddyAd1winata
"Kala cinta berkalung dusta, surgapun berasa neraka"
"Kala cinta berkalung dusta, surgapun berasa neraka"
Quote by Freddy Adiwinata 26 October 2018
@FreddyAd1winata
Quote by Freddy Adiwinata 26 October 2018
@FreddyAd1winata
"Lebih baik gugur dalam perjuangan daripada hidup dalam penyesalan"
"Lebih baik gugur dalam perjuangan daripada hidup dalam penyesalan"
"Better die in war than live in regret"
Quote by Freddy Adiwinata, 26 October 2018
"Better die in war than live in regret"
Quote by Freddy Adiwinata, 26 October 2018
Rabu, 24 Oktober 2018
PP (PERAWAKAN PENDEK)
PP (PERAWAKAN
PENDEK)
Disadur o/ dr.
Freddy Adiwinata dari buku Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia
jilid 1, 2009
PP atau Short
Stature adalah Tinggi badan yg berada < persentil ke-3 ATAU -2SD pada kurva
pertumbuhan yg berlaku pada populasi tersebut ATAU kurva baku NCHS
Pengukuran:
<1tahun: Saat
lahir, 1, 2 4, 6, 9, 12bulan
1-2tahun: Tiap
3bulan
>3-21tahun: Tiap
6bulan
Interpretasi
hasil pengukuran
Patologis kecuali
dibuktikan lain: Umur 3-12tahun:
-Penurunan kecepatan tumbuh anak potong 2 garis
persentil
-Laju tumbuh <4cm/tahun
BB/T tentukan
etiologi
Kelainan endokrin
tidak ganggu BB sehingga terlihat gemuk
Kelainan sistemik
lebih ganggu BB daripada TB sehingga terlihat kurus
Diagnosis
Anamnesis
Riwayat kelahiran
dan persalinan, meliputi Berat dan Panjang Lahir (untuk tahu ada tidaknya
pertumbuhan janin terhambat)
Pola pertumbuhan
keluarga: -Linier
-Pubertas
Riwayat penyakit
kronik & obat (steroid)
Riwayat asupan
nutrisi maupun penyakit nutrisi sebelumnya
Riwayat pertumbuhan
dan perkembangan (Untuk Sindrom)
Data antropometri
yg ada sebelumnya (Pola pertumbuhan linier)
Data antropometri
kedua orang tua biologisnya (Potensi tinggi genetik)
Target height/ Mid
parental height: Laki = {TB Ayah + (TB Ibu +13)}/2
Perempuan {(TB Ayah - 13) + TB Ibu}/2
Potensi tinggi
genetik = Target height + 8,5cm
Pemeriksaan
fisis
TERUTAMA
pemeriksaan antropometri BB, TB, LK
Ada tidaknya:
-Disproporsi tubuh: -Rentang lengan
-Rasio segmen atas dan bawah
-Stigmata sindrom
-Tampilan
dismorfik tertentu
-Kelainan tulang
Pemeriksaan tingkat
maturasi kelamin (Stadium pubertas)
Pemeriksaan fisis
lain secara general
Variasi
normal perawakan pendek fisiologis:
Familial
short stature
Tanda: -Pertumbuhan
SELALU di bawah persentil 3
-Kecepatan pertumbuhan normal
-Umur
tulang (bone age) normal
-Tinggi
kedua orang tua pendek
-Tinggi
akhir <persentil 3
Constitutional
delay of growth and puberty
Tanda: -Perlambatan
pertumbuhan linier pada 3 tahun pertama kehidupan
-Pertumbuhan linier normal atau hampir normal pada saat prapubertas dan
SELALU
berada <persentil 3
-Bone
age terlambat (tapi masih sesuai Height age)
-Maturasi seksual terlambat
-Tinggi
akhir UMUMnya normal
-UMUMnya
riwayat pubertas terlambat dalam keluarga
Pemeriksaan
penunjang
Kriteria awal untuk
pemeriksaan lanjutan:
-Tinggi
badan <persentil 3 atau -2SD
-Kecepatan tumbuh <persentil 25 ATAU laju pertumbuhan <4cm/tahun
(Umur 3-12)
-Perkiraan tinggi dewasa <Mid-parental height
Pencitraan
Umur tulang (bone
age)
Bone survey, CT
scan ATAU MRI, USG kepala pada bayi
Skrining
penyakit sistemik
-DPL, Urin &
Feses rutin
-LED
-Kr, Na, K, AGD
(HCO3), Ca, PO4, AP (Alkali Phosphatase)
Pemeriksaan
lanjutan
Fungsi tiroid
Analisis kromosom
(HANYA pada wanita)
BILA keduanya
normal: Uji stimulasi/ provokasi untuk hormon pertumbuhan (HARUS oleh
sp.Endo)
Tata
Laksana
Medikamentosa
Anak dengan variasi
normal perawakan pendek: tidak perlu pengobatan
Anak dengan
kelainan patologis: terapi sesuai etiologi
Terapi
hormon pertumbuhan
Indikasi:
-Defisiensi hormon pertumbuhan
-Sindrom Turner
-IUGR
(Intra Uterine Growth Retardation)/ PJT (Pertumbuhan Janin Terhambat)
ATAU KMK
(Kecil Menurut Kehamilan)
-Gagal
ginjal kronik
-Sindrom Prader Willi
-Idiopathic
Short Stature
Sebelum terapi
dimulai, tetapkan kriteria Defisiensi HP (Hormon Pertumbuhan):
-Tinggi badan
<persentil 3 ATAU -2SD
-Kecepatan tumbuh
<persentil 25
-Bone Age terlambat
>2tahun
-Kadar
GH<10ng/ml dengan 1 jenis uji provokasi
-IGF-1 rendah
-Tidak ada:
-Dismorfik
-Kelainan tulang
-Sindrom
HP 6-7x/minggu SK:
0,025-0,05mkD: Defisiensi HP
0,04-0,08mkD:
-Sindrom Turner
-Insufisiensi
Renal Kronik
Suportif:
Sesuai etiologi
Rujukan
SubSp atau Sp lain: Psikiatri/ Psikologi BILA ada gangguan psikis
Pemantauan
Terapi:
-Stop terapi hormon
BILA:
-Lempeng epifisis telah menutup
-Respons tidak adekuat (Pertambahan kecepatan pertumbuhan <2cm/tahun)
Tumbuh
kembang:
Rujuk ke SubSp Endo
BILA Kelainan PP patologis (PASTI pertumbuhan terganggu)
*****dr. Freddy
Adiwinata, Baung, Palembang, 24 Oktober 2018*****
Selasa, 23 Oktober 2018
PMH (PENYAKIT MEMBRAN HYALIN)
PMH
(PENYAKIT MEMBRAN HYALIN)
Disadur o/ dr.
Freddy Adiwinata dari buku Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia
jilid 1, 2009
Salah satu penyebab
gangguan pernapasan yg SERING pada bayi prematur
Merupakan sindrom
yg terdiri >1 gejala: -RR>60x/'
-Retraksi
-Merintih dengan/ tanpa Sianosis pada udara kamar
-Memburuk 48-96 jam pertama kehidupan
Pada +50%
BBL (Berat Badan Lahir) 501-1500g (<34 minggu usia gestasi)
Insidens PMH
berbanding terbalik dengan masa gestasi
Diagnosis
Anamnesis
-Riwayat kelahiran
kurang bulan; Ibu DM
-Riwayat persalinan
mengalami asfiksia perinatal (Gawat janin)
-Riwayat kelahiran
saudara kandung dengan PMH
Pemeriksaan
fisis
-Gejala BIASAnya
dalam 24 jam pertama kehidupan
-Dijumpai sindrom
klinis: -Takipnea (>60x/')
-Grunting
-Retraksi
-KADANG
Sianosis (udara kamar)
-Perhatikan tanda
prematuritas
-KADANG:
-hipoTensi
-hipoTermi
-Edema perifer
-Edema paru
-Perjalanan klinis
bervariasi sesuai: -Berat penyakit
-Besar bayi
-Adanya infeksi
-Derajat PDA
-Penyakit dapat:
-Menetap
-ATAU progresif dalam 48-96 jam pertama
Pemeriksaan
penunjang
CXR AP, Lateral,
BILA perlu serial
Gambaran KHAS
penyakit membran hialin:
-Pola RetikuloGranular
-Disebut Ground Glass Appearance
-Disertai
gambaran bronkus di bagian perifer paru (Air bronchogram)
4 Stadium: -Stadium
1: Pola Retikulogranular
2: Stadium 1 + air bronchogram
3: Stadium 2 + batas jantung-paru kabur
4: Stadium 3 + white lung
Komplikasi
ventilator: -Pneumotoraks sekunder
-BPD
(BronchoPulmonary Dysplasia) [lama]
Laboratorium
DPL & Kultur
darah
AGD:
-hipOksia
-AsMet/
Res/ Kombinasi
-Saturasi
oksigen tidak normal
L/S Ratio (Rasio
Lesitin/ Sfingomielin) pada cairan paru <2
Shake test (tes
kocok): Kocok cairan lambung: Tidak ada gelembung: Risti PMH 60%
Tata
Laksana
Medikamentosa
Manajemen
Umum
-Jaga jalan napas
tetap bersih dan terbuka.
-Terapi O2: -Nasal
kanul ATAU Head box dengan kelembaban & konsentrasi cukup
untuk pertahankan
PaO2 50-70mmHg
-NCPAP (Nasal Continuous Positive Airway Pressure) JIKA PaO2 tidak
dapat dipertahankan di atas 50mmHg pada FiO2>60%
Sedini mungkin (Early NCPAP) untuk stabilisasi bayi BBLSR sejak ruang
persalinan
untuk cegah kolaps alveoli.
Nasal prong yg TERLALU ketat merusak septum nasi.
-Ventilator pada PMH berat ATAU Komplikasi yg timbulkan Apneu
persisten
Indikasi:
-pH<7,2
-PaCO2 >60mmHg
-PaO2 <50mmHg pada FiO2 70-100% dan tekanan CPAP 6-10cmH20
-Apneu persisten
-Jaga
kehangatan
-IV cairan
rumatan
-Nutrisi bertahap,
TERUTAMA ASI
-Antibiotik:
-Spektrum luas
-Ampisilin 50mkd q12
-Gentamisin: <2kg: 3mkD
-JIKA tak terbukti ada infeksi: stop antibiotik
-AGD dilakukan
berulang untuk manajemen respirasi.
Goal: -PaO2
50-70mmHg
-PaCO2
45-60mmHg (Permissive hypercapnia)
-pH>7,25
-Sat O2:
88-92%
Manajemen
Khusus
Syarat surfaktan:
-Oleh dokter kualifikasi:
-Resusitasi Neonatal
-Tata Laksana Respiratorik
-Mampu berikan perawatan bayi hingga 1 jam pertama stabilisasi
-Ada
staf (Perawat ATAU Terapis respiratorik) yg berpengalaman tata
laksana ventilasi
BBLR
-Peralatan pemantauan (Radiologi, AGD, Pulse oximetry)
-Protokol pemberian surfaktan yg disetujui institusi bersangkutan
Sufaktan
Dalam 24jam pertama
JIKA terbukti PMH.
Dalam bentuk dosis
berulang via Pipa endotrakea setiap 6-12jam, total 2-4 dosis
Survanta (Bovine
surfactant):
-Total 4mL/kg
intratrakea
-Masing-masing
1mL/kg untuk lapangan paru depan kiri dan kanan serta paru belakang kiri dan
kanan)
-Dapat diberikan
dalam 48jam pertama kehidupan.
-Interval minimal
6jam.
-Tidak perlu
dimiringkan ke kanan atau kiri karena akan menyebar sendiri.
-Potensi obstruksi
jalan napas saat pemberian surfaktan (viskositas obat)
-Efek samping:
-Perdarahan
-Infeksi
paru
Bedah
BILA komplikasi
fatal: -Pneumotoraks
-Pneumomediastium
-Empisema subkutan
BILA gagal
drainase, segera pungsi toraks (Kurangi tekanan rongga dada)
Suportif
Rujukan:
-SubSpesialis/ Spesialis lain
-RS
berfasilitas Pelayanan Neonatal Level III (NICU)
Preventif
Cegah persalinan
prematur
Terapi
kortikosteroid pada ancaman persalinan prematur
Kelola ibu DM
Pemantauan
Terapi
Setelah BKB/ BBLR
lewati masa krisis:
-Kebutuhan O2 terpenuhi dengan oksigen ruangan
-Suhu stabil di luar inkubator
-Dapat minum sendiri/ menetek
-Ibu dapat: -Merawat
-Mengenali tanda sakit
-Tidak ada komplikasi/ penyulit
Pada BBLR, ibu
diajarkan PMK (Perawatan metode kangguru)
ROP: -Retinopathy
of Prematurity
-Berat
lahir <1500g atau <34minggu
-Pemeriksaan usia 4minggu dan usia koreksi 32-33minggu
Tumbuh
kembang
BILA timbul
komplikasi: -hipOksia serebri
-Gagal
ginjal
-Keracunan O2
-Epilepsi
-Palsi serebral
Maka alami gangguan
ringan sampai berat termasuk gangguan penglihatan
Pantau berkala pada
masa balita
*****dr. Freddy
Adiwinata, Baung, Palembang, 22 Oktober 2018*****
Minggu, 21 Oktober 2018
PENILAIAN dan TATA LAKSANA KAB (KESEIMBANGAN ASAM-BASA) TUBUH
PENILAIAN
dan TATA LAKSANA KAB (KESEIMBANGAN ASAM-BASA) TUBUH
Disadur o/ dr.
Freddy Adiwinata dari buku Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia
jilid 1, 2009
Interpretasi
Analisis Gas Darah
Gas dalam plasma:
-Karbonmonoksida
-Karbondioksida
-Oksigen
-Nitrogen
-Helium
-Kripton
Nilai
Normal Analisis Gas Darah
Nafas dengan udara
kamar FiO2 21% tekanan 1 atmosfer
pH 7,35-7,45
PaCO2 (Tekanan
parsial CO2 arteri) 35-45mmHg
PaO2
70-100mmHg
SaO2 (Saturasi O2
Arteri) 93-98%
BE (Base Excess) -2
sd 2mEq/L
CaO2 (Kadar Oksigen
Darah, Oxygen content) 16-22mL O2/dL
Interpretasi
Analisis Gas Darah
Ventilasi
PaCO2 menggambarkan
ventilasi paru
PaCO2 meningkat
BILA: -Peningkatan ruang rugi
-Penurunan laju napas
-Penurunan tidal volume
Oksigenasi
PaO2: Nilai proses
perpindahan O2 di alveolus
Indikator: P(A-a)O2
[Alveolar-arterial Oxygen Difference].
Pada fungsi paru
normal, BILA seorang bernapas dalam udara bebas (FiO2 21%), tekanan 760mmHg,
maka nilai P(A-a)O2 <25mmHg (pada anak)
Peningkatan
P(A-a)O2 BILA: -Gangguan difusi gas di alveolus
-Pirau kanan ke kiri: -Di tingkat alveolus
-PJB
Nilai P(A-a)O2
tergantung dari: -PB: Tekanan barometer atmosfir
-PH2O: Tekanan parsial air di alveolus
-FiO2: Fraksi O2 inspirasi
-PaCO2
Nilai P(A-a)O2
mempunyai simpang baku cukup besar, tergantung FiO2
FiO2 100%, nilai
P(A-a)O2 dapat mencapai 120mmHg
CaO2= Jumlah O2
terlarut (0,003ml x PaO2) + O2 terikat Hb (Hb x 1,34ml x SaO2)
CaO2 LEBIH
dipengaruhi: -Kadar Hb
-Saturasi
O2
KESEIMBANGAN
ASAM-BASA
2 bagian Gangguan
keseimbangan as-bas: -Respiratorik
-Metabolik
Dasar kelainan:
-Respiratorik: PaCO2
-Metabolik: -HCO3
-BE atau SBE
-SID
Dasar analisa
Grogono (2005): -Kombinasi pH, PaCO2, SBE
-Kombinasi pH, PaCO2
Langkah pertama:
Lihat pH: <7,35: Asidemia (Asidosis)
>7,35: Alkalemia (Alkalosis)
Langkah kedua:
Lihat PaCO2, BILA perubahan PaCO2:
Sesuai pH --> Respiratorik
Kecuali ada faktor metabolik kompensasi
Langkah ketiga:
Lihat SBE (komponen metabolik), apakah nilai perubahannya sesuai
perubahan
pH. BILA sesuai, artinya metabolik KECUALI ada
perubahan respiratorik sebagai kompensasi
Langkah keempat:
Lihat berat ringan kelainan dengan melihat besarnya nilai PaCO2 dan
SBE.
Langkah kelima:
Hitung besar kompensasi, penuh atau tidak.
BILA: -Tidak disertai kompensasi maka kelainan adalah murni.
-Kompensasi
tidak penuh artinya Kelainan primer dengan
kompensasi
Cara hitung kompensasi: 3SBE untuk 5PaCO2
Langkah keenam:
Padankan dengan keadaan klinis pasien untuk nilai proses dan
penyebab gangguan
KAB
Penyebab Asmet
dapat diketahui dengan pemeriksaan:
-AG (Anion Gap/ kesenjangan anion)
-BEG
(Base excess gap)
-Bila:
-Albumin Normal: AG = BEG
-hipoAlbumin: BEG LEBIH akurat
AG dihitung dengan
rumus: AG = (Na + K) - (Cl + HCO3) mEq/L
BILA kadar K
diabaikan (karena nilainya kecil), rumus AG menjadi = Na - (Cl + HCO3)
mEq/L
Nilai normal AG
antara 8-16mEq/L
Langkah2 analisis
asmet dengan menghitung AG:
Ikuti cara
Grogono
Apakah asidosis
disebabkan oelh unmeasured anions:
-Hitung AG:
-Normal: -Pemberian cairan yg mengandung klor berlebihan:
Asmet hiperkloremik
-Kehilangan natrium > klor: -Diare
-Ileostomi
-Asidosis tubulus ginjal
-Meningkat: -Anion metabolik lain sebagai penyebab: -Laktat
-Keton, dll
-Periksa laktat:
>2mEq/L asidosis laktat
-Gangguan sirkulasi: -Syok
-hipoVolemia
-Kejang
-Tidak ada gangguan sirkulasi: -Keracunan biguanid
-Etilen glikol
-Periksa produksi
urin & kreatinin: Gagal ginjal akut (Renal acids)
-Periksa gula darah
dan keton urin: -KAD: -HiperGlikemia
-Ketosis
-Keracunan alkohol & kelaparan: -Normoglikemia
-Ketosis
-BILA SEMUA uji
laboratorium normal, pertimbangkan keracunan sebagai penyebab
Diagnosis
Anamnesis
dan Pemeriksaan Fisis
Asidosis
Respiratorik
Etiologi: -Depresi
pusat pernafasan: -Obat
-Anestesi
-Penyakit neurologi
-Kelainan yg
pengaruhi otot/ dinding dada: -Poliomielitis
-Miastenia gravis
-Sindroma
Guillain-Barre
-Trauma toraks berat
-Penurunan area pertukaran gas atau ketidakseimbangan ventilasi perfusi:
-PPOK
-Asma
-Pneumotoraks
-Pneumonia
-Edema paru
-Obstruksi jalan napas atas: -Edema laring
-Sumbatan
benda asing
Peningkatan PCO2
akibat peningkatan produksi CO2 akan diatasi oleh tubuh dengan meningkatkan
ventilasi.
Penurunan ventilasi
alveolar menyebabkan: -Retensi CO2
-Asidosis Respiratorik
Pengaruhnya pada
sistem saraf: Cairan serebrospinal atau pada sel otak akibat:
-Asidosis
-hipOksemia
-Alkalosis
metabolik
Manifestasi: -Sakit
kepala
-Mengantuk berlebihan sampai penurunan kesadaran
Peningkatan TIK
sebabkan: -Dilatasi vena retina
-Papiledema
Ensefalopati
metabolik: reversibel BILA tidak ada kerusakan otak akibat hipOksia
Gejala dan tanda di
atas UMUMnya terjadi bertahap.
Namun dapat
mendadak TERUTAMA BILA disebabkan oleh:
-Obat
sedatif
-Infeksi paru berat
-Henti
napas yg terjadi akibat pemberian O2 dengan FiO2 tinggi pada penderita
AsRes
kronik.
Pada AsRes akut, pH
rendah karena peningkatan PCO2 akut.
Kadar HCO3 mungkin
Normal atau dapat sedikit meningkat.
Peningkatan PCO2
mendadak mungkin dapat diikuti peningkatan HCO3 sebanyak 3-4mEq/L sebagai efek
bufer.
Pada AsRes kronik,
adaptasi oleh ginjal umumnya sudah terjadi sehingga penurunan pH tidak terjadi
akibat retensi HCO3.
Dan peningkatan
HCO3 plasma 3-4mEq/L setiap kenaikan 10mmHg PCO2
AlRes
(Alkalosis Respiratorik)
Etiologi: -Sindrom
hiperventilasi (panik)
-Overventilasi pada ventilasi mekanik
-Sepsis
Hiperventilasi
eliminasi CO2 berlebihan sehingga terjadi AlRes.
Vasokonstriksi otak
menyebabkan hipOksia otak.
Peningkatan
frekuensi pernapasan bermakna BIASAnya disebabkan: -Kelainan otak
-Metabolik
Keluhan UMUM: -Rasa
cemas berlebihan
-Sesak
-Atau Nyeri dada
Gejala lain:
-Tetani
-Parestesia
sirkumoral
-Atau Sinkop
Diagnosis AlRes
dipastikan dengan kadar PCO2 rendah
AsMet
Manifestasi
tergantung Sebab & Kecepatan perkembangan proses
AsMet akut
sebabkan: -Depresi miokard
-Reduksi
cardiac output
-Mungkin: -Aritmia
-Fibrilasi ventrikular
-Penurunan tekanan
darah
-Penurunan aliran ke sirkulasi hepatik dan renal
-Metabolisme
otak turun progresif
AlMet
(Alkalosis Metabolik)
-Overventilation
pada kasus gagal napas dapat menimbulkan Alkalosis Posthypercapnic
-Mayoritas AlMet
luput dari diagnosis
-Dampak pada:
-Sistem: -Kardiovaskular
-Pulmonal
-Fungsi metabolik
-Curah jantung
menurun
-Depresi ventilasi
sentral
-Kurva saturasi
oksihemoglobin bergeser ke kiri
-hipoKalemia
-hipoFosfatemia
-Penurunan
kemampuan pasien menerima ventilasi mekanik
-Tujuan koreksi:
-Tingkatkan: -Minute ventilation
-Tekanan O2 arterial
-Mixed venous O2 tension
-Turunkan konsumsi O2
Pemeriksaan
Laboratorium
Persiapan
Pra Analisis
-Pasien tenang,
berbaring
-Pengambilan darah
pada pasien yg sedang terapi O2, dilakukan MINIMAL 20' setelah pemberian O2 dan
perlu dicantumkan kadar O2 yg diberikan.
-Hati2 perdarahan
dan hematoma pada pasien terapi antikoagulan
-Suhu tubuh pasien
dan waktu pengambilan darah harus dicantumkan
Hiperkalemia
-Pacu masuknya
kalium kembali dari ekstra ke intrasel:
-Insulin
10u dalam D40 50ml bolus IV, dilanjut infus D5
Insulin
picu pompa NaK-ATPase masukkan K ke dalam sel.
Glukosa/
Dekstrosa picu pengeluaran insulin endogen
-NaHCO3
tingkatkan pH sistemik.
Naiknya
pH rangsang ion H keluar dari dalam sel yg kemudian menyebabkan ion K masuk ke
dalam sel.
Pada
keadaan: -Tanpa AsMet: NaHCO3 50mEq iv 10'.
-AsMet:
disesuaikan dengan keadaan asidosis
-Beta 2
Agonis: -Secara: -Inhalasi
-IV
-Rangsang pompa NaK-ATPase.
-Albuterol 10-20mkd
-Mengeluarkan
kelebihan K: -Furosemid (Diuretik loop) & Tiazid. Sifatnya HANYA
sementara
-Resin penukar: PO & Supp
-Hemodialisis
Tata
Laksana
AsRes:
1.Atasi penyakit dasar.
2.BILA
hipOksemia --> berikan O2
hipOksemia berat perlu ventilasi mekanik: -Invasif
-Non Invasif
AsRes
Kronik
-FiO2 tinggi akan
menurunkan minute volume sehingga meningkatkan PCO2.
Hati-hati pada:
-Retensi CO2 kronik
-hipOksia
Sudah beradaptasi
dengan HiperKapnia kronik.
Stimulus
pernafasannya adalah hipOksemia.
Target
PaO2>50mmHg dengan FiO2 rendah
-Hati-hati
penurunan PCO2 untuk menghindari alkalosis berat karena sudah ada kompensasi
ginjal.
-AsRes bersamaan
AlMet atau AsMet primer, tatalaksana terutama ditujukan untuk kelainan
primer
AlRes
Sebab: -hipOksemia:
Terapi O2
-Serangan panik: -Tenangkan pasien
-Pernafasan dengan sistem Air rebreathing
-OverVentilasi
pada pasien dg ventilator: -Kurangi minute ventilation
-Tambahkan dead space
Hati-hati
gunakan ReBreathing Mask TERUTAMA pasien kelainan SSP, untuk hindari
ketidakseimbangan pH LCS dan Perifer
AsMet
Potensi problem
infus HCO3: -Kelebihan pemberian cairan
-Alkalosis
metabolik
-HiperNatremia
Juga kenaikan
bikarbonat plasmanya HANYA sesaat
Pada
AsHiperKloremik dapat tidak terjadi regenerasi endogen HCO3 karena yg
berlangsung adalah Kehilangan HCO3 bukan Aktivasi sistem bufer
Pemberian HCO3
eksogen HANYA BILA pH<7,2, yaitu pada:
-Diare berat
-Fistula high-output
-RTA (Renal Tubular Acidosis)
Juga diperlukan
pada AsMet dengan kemampuan melakukan kompensasi menurun PPOK dengan
keterbatasan eliminasi CO2.
Langkah koreksi
AsMet:
-Tetapkan berat
ringannya As.
Letal BILA:
-pH<7
-Ion H>100nmol/L
Perhatian BILA:
-pH: 7,1-7,3
-Ion H: 50-80nmol/L
-Tetapkan Anion-gap
ATAU BILA perlu Anio-gap urin untuk cari etiologi.
-BILA curiga
AsLaktat: Hitung rasio Delta Anion-gap dengan Delta HCO3.
Delta Anion-gap =
Anion gap saat ini dikurangi median Anion gap normal.
Delta HCO3 =
Kadar HCO3 normal dikurangi dengan kadar HCO3 saat ini.
BILA rasio >1
(literatur lain 1,6) maka disebabkan AsLaktat
Prosedur
koreksi:
-Koreksi dilakukan
hingga tercapai pH 7,2 atau HCO3 12mEq/L
-Keadaan khusus:
-Penurunan fungsi ginjal:
Koreksi penuh hingga capai HCO3
20-22mEq/L.
Untuk: -Cegah HiperKalemia
-Kurangi: -Potensi Malnutrisi
-Percepatan gangguan tulang (Osteodistrofi ginjal)
-KAD/ AsLak tipe A: Koreksi BILA:
-HCO3<5mEq/L
-HiperKalemia berat
-Setelah koreksi: -Insulin pada DM
-O2
pada AsLak
-Asidosis belum terkendali
Koreksi sampai HCO3 10mEq/L
-AsMet bersamaan
AsRes DAN tidak pakai ventilator:
Hati2 koreksi atas pertimbangan Depresi
pernapasan
-Dilakukan setelah
kebutuhan HCO3 diketahui.
Harus diketahui
Ruang HCO3 (Bicarbonate-space) pasien pada kadar HCO3 tertentu.
Ruang HCO3 adalah
Besarnya kapasitas penyangga total tubuh termasuk:
-HCO3 ekstrasel
-Protein intrasel
-HCO3 tulang
Ruang HCO3 = [0,4
+ (2,6/ HCO3)] x BB(kg)
Bikarbonat
diberikan secara iv 1-8jam, bergantung berat ringan asidosis (Letal atau
tidak)
AlMet
Letal BILA
pH>7,7
BILA: -Ada deplesi
volume cairan tubuh, upayakan volume plasma direhidrasi dengan
NS.
-Sebab:
-hipoKalemia: Koreksi K plasma.
-hipoKloremia: Koreksi Cl dengan NS.
-Pemberian HCO3 berlebihan: Stop
Jangan Koreksi
dengan NS [potensi retensi Na, kelebihan cairan (edema)] pada keadaan:
-Fungsi ginjal menurun
-Edema akibat: -Gagal jantung
-Kor
Pulmonal
-Sirosis hati
TAPI
berikan: -Antagonis enzim Anhidrase CO3 (Karbonat) untuk hambat
reabsorpsi
HCO3.
Contoh:
Asetazolamid: -Dosis tunggal 500mg (dewasa)
-Diulang bila perlu
-BILA tidak berhasil: -HCl dalam NS 8-24jam
Kelebihan bikarbonat = 0,5 x BB x (HCO3 plasma -24)
-ATAU larutan NH4Cl (Ammonium klorida)
-ATAU larutan Arginin Hidroklorida
Tata
Laksana Nutrisi pada Gangguan KAB
Bila overfeeding
akan: -Tingkatkan CO2
-Perburuk AsRes
RQ (Respiratory
Quotient) merupakan perbandingan antara volume CO2 yg dihasilkan dengan volume
O2 yg dikonsumsi pada oksidasi masing-masing substrat.
RQ: -Karbohidrat:
1
-Protein:
0,8
-Lemak:
0,7
Diet tinggi
karbohidrat tingkatkan konsumsi O2 dan produksi CO2
Diet tinggi lemak:
-O2 & CO2 lebih banyak
-Gangguan
respons imun
-Tingkatkan rentan infeksi
Jumlah energi total
sesuai kebutuhan.
KET = KEB + AF +
FS
Kebutuhan energi
total = Kebutuhan energi basal + Aktifitas fisik + Faktor stres
Kebutuhan energi
basal (Harris-Benedict):
-Pria = 66,5 + 13,7BB (kg) + 5TB (cm) -6,8U
(tahun)
-Wanita = 655 + 9,6BB + 1,8TB -4,7U
Obesitas: Adjusted
body weight = {(BB aktual - BB ideal) x 0,25} + BB ideal
Aktifivitas fisik,
didapat dari Nilai KEB: -Tirah baring: 0%
-Duduk: 5%
-Berdiri
di sekitar tempat tidur: 10%
Faktor stres
tergantung dari penyakit
Pada
pasien nutritional support, berpotensi Overfeeding.
TERUTAMA pasien2
kritis perawatan intensif berakhir fatal.
Dengan
Harris-Benedict kerap terjadi kelebihan kalori.
Jadi gunakan Rulw
of thumb/ Quick method: Kebutuhan kalori 25-30Kal/kg
Komposisi
makronutrien: -Karbohidrat 50-60%
-Lemak 20-30%
-Protein 15-20%
*****dr. Freddy
Adiwinata, Baung, Palembang, 20 Oktober 2018*****
Langganan:
Postingan (Atom)