KONSTIPASI
Disadur o/ dr.
Freddy Adiwinata dari buku Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia
jilid 1, 2009
Konstipasi: 3% anak
yg berobat ke SpA
Keluhan yg
berhubungan dengan defekasi: 25% anak yg berobat ke SubGastro
Prevalensi
0,3-10,1%
90% nya merupakan
konstipasi fungsional
Kriteria klasik:
Minimal 2:
-Frekuensi defekasi <2x dalam 1 minggu tanpa pemberian
laksatif
-Soiling/ enkopresis >2x/ minggu
-Ada
saat pengeluaran feses jumlah besar tiap 7-30 hari
-Teraba massa abdominal atau rektal
Soiling =
Pengeluaran sedikit feses secara tidak disadari sehingga mengotori celana
dalam
Enkopresis =
Soiling jumlah besar
Diagnosis
Anamnesis
-BAB
<2x/minggu.
-Nyeri &
Distensi abdomen sertai retensi tinja.
Hilang setelah
defekasi.
-Riwayat tinja
keras/ besar yg mungkin sumbat saluran toilet.
Kecipirit di
antara tinja keras (SERING dianggap diare).
-Anoreksia.
Berat badan sulit
naik.
-Upaya tahan tinja:
-Menyilangkan kedua kaki.
-Menarik kaki kanan dan kiri bergantian ke depan dan ke belakang
(seperti
berdansa).
SERING disalah
tafsir sebagai upaya mengedan untuk defekasi.
-Inkontinensia urin
& ISK SERING berkaitan dengan konstipasi pada anak.
-Riwayat konsumsi
obat: -Antasid
-Antikolinergik
-Antikonvulsan
-Antidepresan
-Diuretik
-Preparat besi
-Relaksan otot
-Narkotika
-Psikotropika
-Perubahan pola
diet: -Kurang sayur & buah.
-Banyak minum susu.
-Masalah dalam
keluarga, Pindah rumah, Perubahan aktivitas rutin hari2, Ketersediaan
toilet, Mungkin child abuse.
toilet, Mungkin child abuse.
-Umur awitan
gejala: -Sejak lahir: Mungkin anatomis seperti Hirschsprung
-Saat toilet training (>2 tahun): BIASAnya fungsional
-Mungkin gejala
gangguan organik: -Demam
-Perut kembung
-Anoreksia
-Nausea
-Vomiting
-Berat badan: Sulit naik/ menurun
Diare berdarah +
riwayat konstipasi --> Enterokolitis komplikasi penyakit Hirschsprung
Pemeriksaan
Fisis
-Distensi abdomen
dengan bising usus Normal/ Meningkat/ Berkurang
-Massa abdomen
teraba pada palpasi abdomen: Kiri, Kanan bawah, Daerah suprapubis.
Pada konstipasi
berat: Kadang di daerah epigastrium
-Fisura ani
-Pemeriksaan CD
(colok dubur): -Tonus sfingter
-Ukuran rektum
-Jepitan
rektum
-Terabakah dalam rektum: -Tinja mengeras (skibala)
-Massa lain
-Menyemprotkah tinja saat jari dicabut
-Sarung tangan: -Darah
-Tinja
-Punggung: Spina
bifida
-Neurologi:
-Tonus
-Kekuatan
-Reflek:
-Kremaster
-Tendon
Pemeriksaan
penunjang
-Uji samar darah
tinja untuk: -SEMUA bayi konstipasi
-Anak konstipasi yg Sakit perut, Gagal tumbuh, Diarre
-Riwayat keluarga polip/ kanker kolorektal
Rekomendasi
NASPGAN: SEMUA anak konstipasi
-Urin rutin BILA
ada gejala ISK
-Foto polos
Abdomen: -Kaliber kolon.
-Massa tinja dalam kolon.
Tidak Rutin,
HANYA BILA: -CD tidak dapat dilakukan
-Pada CD, tidak teraba distensi rektum oleh massa tinja
-Enema Barium cari
sebab organik, seperti: -Morbus Hirschsprung
-Obstruksi usus
-Biopsi hisap
rektum: Eliminasi Hirschsprung (ganglion pada mukosa rektum).
-Pemeriksaan
manometri nilai motilitas kolon.
-Pemeriksaan lain2
untuk cari sebab organik lain: -hipoTiroidisme
-hipoParaTiroid
-DI
(Diabetes Insipidus)
-USG Abdomen
-MRI
Tata
Laksana
Konstipasi
Fungsional
-Edukasi orang tua
mengenai pengertian, penyebab, gejala, terapi konstipasi.
-Evakuasi skibala
sebelum terapi rumatan.
Dengan obat PO
atau PR.
PO: -Tidak
invasif
-PERLU
ketaatan minum obat
PR/ Enema: -Efek
cepat.
-SERING
berikan efek psikologis kurang baik
-Dapat trauma pada anus
-PO: -Mineral
oil: Parafin liquid 15-30ml/tahun Max 240ml/hari KECUALI bayi
-Larutan
polietilen glikol (PEG) 20ml/kg/jam Max 1000ml/jam via PNG (Pipa
Naso Gastrik) 4 jam/hari
Naso Gastrik) 4 jam/hari
-Laktulosa
-Sorbitol
-PR: -Enema
Fosfat HiperTonik 3ml/kg 1-2x1 Max 6x1
-Enema
Garam Fisiologis 600-1000ml
-Mineral
oil 120ml
-BAYI:
Enema gliserin 2-5ml
-Program
evakuasi tinja dilakukan 3 hari berturut2 agar evakuasi tinja sempurna.
-Setelah berhasil evakuasi tinja, dilakukan terapi rumatan untuk cegah kambuh:
-Intervensi diet: Banyak: Minum, Karbohidrat, Serat
-Modifikasi perilaku dan toilet training:
Segera setelah makan, anak dianjurkan BAB.
Segera setelah makan, anak dianjurkan BAB.
Beri
waktu 10-15' untuk BAB. Bila teratur akan kembangkan reflek
gastrokolik pada anak.
gastrokolik pada anak.
-Pemberian laksatif:
-Laktulosa (larutan 70%) ATAU Sorbitol (larutan 70%) 1-3ml/kg/hari 2x1
-Laktulosa (larutan 70%) ATAU Sorbitol (larutan 70%) 1-3ml/kg/hari 2x1
-Mineral oil (Parafin liquid) 1-3ml/kg/hari KECUALI usia <1 tahun.
-Magnesium hidroksida (400mg/5ml) 1-3ml/kg/hari KECUALI:
-Bayi
-Bayi
-Anak gangguan ginjal
-BILA respon belum memadai:
TAMBAH Cisapride 0,2mkd 3-4x1 4- 5minggu
TAMBAH Cisapride 0,2mkd 3-4x1 4- 5minggu
Jamin
interval defekasi normal dengan evakuasi tinja sempurna
Terapi rumatan
mungkin diperlukan selama beberapa bulan.
Ketika telah
punya pola defekasi teratur tanpa ada kesulitan, maka stop terapi rumatan.
SERING kambuh
dan kesulitan defekasi dapat berlanjut sampai dewasa.
Konstipasi
organik
Antara lain:
-Morbus Hirschsprung
-Striktura ani
UMUMnya dilakukan
tindakan bedah.
*****dr. Freddy
Adiwinata, Baung, Palembang, 13 Oktober 2018*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar