IVD
(INFEKSI VIRUS DENGUE)
Disadur o/ dr.
Freddy Adiwinata dari buku Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia
jilid 1, 2009
IVD merupakan
Penyakit demam akut disebabkan virus genus Flavivirus, famili Flaviviridae, 4
jenis serotipe: DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4, melalui perantara nyamuk Aedes
aegypti atau Aedes albopictus
Ke-4 serotipe
dengue terdapat di Indonesia.
DEN-3 merupakan
serotipe DOMINAN dan BANYAK berhubungan dengan kasus BERAT
Diikuti DEN-2
Jumlah kasus rerata
10-25 per 100.000 penduduk
Angka kematian
<2%
Umur TERBANYAK 4-10
tahun
MAKIN banyak
kelompok umur lebih tua
Spektrum klinis
IVD:
1.Silent Dengue
Infection: Gejala klinis PALING ringan, Tanpa gejala
2.DD (Demam
Dengue)
3.DBD (Demam
Berdarah Dengue)
4.DSS (Sindrom Syok
Dengue/ Demam Berdarah Dengue disertai syok)
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
Demam: -Tanda
UTAMA
-Mendadak tinggi
-2-7
hari
Disertai: Lesu,
Tidak mau makan, Muntah
Pada anak besar
mengeluh: Nyeri kepala, Nyeri otot, Nyeri perut
Kadang Diare
Perdarahan
TERSERING: Perdarahan kulit & Mimisan
PEMERIKSAAN
FISIS
Diawali Demam
mendadak tinggi, Facial flush, Muntah, Nyeri kepala, Nyeri otot dan sendi, Nyeri
tenggorok dengan faring hiperemis, Nyeri di bawah lengkung iga kanan
Gejala penyerta
tersebut LEBIH MENCOLOK pada DD daripada DBD
Sedangkan
Hepatomegali dan Kelainan fungsi hati LEBIH SERING ditemukan pada DBD
Beda DD dan DBD:
Pada DBD terjadi peningkatan permeabilitas kapiler menyebabkan: 1.Perembesan
plasma
2.Hipovolemia
3.Syok
Perembesan plasma
mengakibatkan ekstravasasi cairan ke dalam rongga pleura DAN rongga peritoneal
selama 24-48 jam
Fase kritis hari
3-5: Suhu turun: -Awal penyembuhan pada infeksi ringan
-Awal syok pada DBD
Perdarahan dapat
berupa: -Petekie
-Epistaksis
-Melena
Tanda syok
Anak gelisah sampai
terjadi penurunan kesadaran, sianosis
Nafas cepat, Nadi
teraba lembut kadang tidak teraba
Tekanan darah
turun, Tekanan nadi <10mmHg
Akral dingin,
Capillary refill menurun
Diuresis menurun
sampai anuria
Pemeriksaan
penunjang
Laboratorium
DP, Hb, Leu, Hitung
jenis, Hematokrit, Trombosit
Apusan darah
perifer, nilai limfosit plasma biru: Peningkatan >15% menunjang diagnosis
DBD
Uji serologis, Uji
hemaglutinasi inhibisi dilakukan pada saat fase: -Akut
-Konvalesens
Infeksi primer:
-Serum akut <1:20
-Serum konvalesens naik >4x TAPI tidak melebihi 1:1280
Infeksi sekunder:
-Serum akut <1:20
-Serum
konvalesens 1:2560
-ATAU serum akut 1:20, konvalesens naik >4x
Persangkaan infeksi
sekunder yg baru terjadi:
-Serum akut 1:1280
-Serum konvalesens dapat Lebih besar atau sama
Pemeriksaan
pencitraan
Foto Dada BILA:
1.Klinis ragu. Terdapat kelainan radiologis pada 20-40% kasus rembesan
plasma
2.Pemantauan klinis, sebagai pedoman pemberian cairan
Kelainan radiologi:
-Dilatasi vaskular paru TERUTAMA daerah hilus kanan
-Hemitoraks kanan LEBIH radio opak dibandingkan kiri
-Kubah diafragma kanan lebih tinggi daripada kiri
-Efusi pleura
USG: -Efusi
pleura
-Ascites
-Penebalan
dinding vesica: -Felea
-Urinaria
Diagnosis DBD
berdasarkan kriteria klinis dan laboratorium (WHO 2011)
Manifestasi
klinis
1.Demam: -Onset
akut
-Tinggi & kontinu
-MAYORITAS 2-7 hari
2.Manifestasi
perdarahan: -(+) Tourniquet
-Petechiae
-Purpura
-Ekimosis
-Epistaksis
-Perdarahan
pada gusi
-Hematemesis
-Melena
3.Hepatomegali
4.Syok ditandai:
-Nadi cepat & lemah
-Penurunan tekanan nadi
-Hipotensi
-Akral dingin
-Kulit lembab
-Tampak gelisah
Laboratoris
Trombositopenia:
<100.000/mm3
Hemokonsentrasi:
Peningkatan hematokrit >20%
2 Manifestasi
klinis + 2 Laboratoris sudah dapat menegakkan diagnosis klinik DBD
Hepatomegali + 2
kriteria klinis juga Curiga diagnosis klinik sebelum terjadinya onset perembesan
plasma
Efusi pleura: Tanda
objektif perembesan plasma disertai hipoalbuminemia
2 keadaan ini
berguna untuk diagnosis DBD pada pasien:
-Anemia
-Perdarahan berat
-Tidak ada batasan nilai hematokrit yg jelas
-Peningkatan hematokrit <20% karena rehidrasi intravena yg segera
Tata
Laksana
Terapi IVD dibagi
4: -Tersangka DBD
-DD
-DBD derajat 1 dan 2
-DBD derajat 3 dan 4 (DSS)
DBD tanpa
syok (derajat 1 dan 2)
Medikamentosa
-Berikan
antipiretik (parasetamol)
-Kurangi beban
detoksifikasi obat dalam hati dengan tidak memberikan obat2 yg tidak diperlukan
(Antasid, Antiemetik)
-DBD ensefalopati
diberikan: -Kortikosteroid
-Antibiotik
-Bila terdapat
perdarahan saluran cerna, Kortikosteroid tidak diberikan
Suportif
Atasi kehilangan
cairan plasma akibat: -Peningkatan permeabilitas kapiler
-Perdarahan
Kunci keberhasilan
terletak pada kemampuan untuk atas masa peralihan dari fase demam ke fase syok
(Time of Fever Defervesence)
Butuh cairan IV
BILA: 1.Terus muntah
Tidak mau minum
Demam tinggi
Dehidrasi berpotensi mempercepat syok
2.Nilai
hematokrit cenderung meningkat
DBD
disertai syok (Sindrom Syok Dengue, derajat 3 dan 4)
Segera ganti volume
plasma: RL 10-20ml/kg bolus 30'
BILA belum
teratasi: RL 20ml/kg + Koloid 20-30ml/kg/jam, Max 1500ml/hari
BILA tanda vital
dan diuresis baik: 10ml/kg/jam 1-4 jam lalu 7ml/kg/jam lalu 5ml/kg/jam lalu
3ml/kg/jam
Jumlah urin
1ml/kg/jam merupakan indikasi bahwa sirkulasi membaik
Cairan tidak perlu
diberikan lagi 48 jam setelah syok teratasi.
Oksigen 2-4L/' pada
DBD syok
Koreksi asidosis
metabolik dan elektrolit pada DBD syok
Indikasi pemberian
darah: Terdapat perdarahan secara klinis
-Setelah pemberian
Kristaloid dan Koloid, Syok menetap, Hematokrit menurun: Berikan darah segar
10ml/kg
-BILA kadar
ht>40vol%, maka berilah darah dalam volume kecil
-KID (Koagulasi
Intravaskular Diseminata): -Pada syok berat
-Timbulkan perdarahan masif
-Diberikan: -Plasma segar beku
-Suspensi trombosit
-Pemberian
transfusi suspensi trombosit pada KID HARUS selalu disertai plasma segar (berisi
faktor koagulasi), cegah perdarahan lebih berat
DBD
ensefalopati
Pada ensefalopati
cenderung terjadi: -Edema otak
-Alkalosis
BILA syok teratasi:
-Ganti dengan cairan yg tidak mengandung HCO3 [RL jadi D5 1/4NS (NS: D5 =
3:1)]
-Kurangi
jumlah cairan
Pemantauan
Selama perawatan:
-Hb, Ht, Tr tiap 6 jam, MINIMAL tiap 12 jam
-Balans cairan
Pada DBD syok,
lakukan cross match darah untuk persiapan transfusi darah
Faktor risiko
terjadi komplikasi:
-DBD dengan ATAU
tanpa syok: Ensefalopati dengue
-Syok
berkepanjangann: Gagal ginjal akut
-Overloading
cairan: Edem Paru
Kriteria
pulangkan pasien
-Tidak demam 24 jam
bebas antipiretik
-Nafsu makan
membaik
-Secara klinis
tampak perbaikan
-Ht stabil
-3 hari setelah
syok teratasi
-Jumlah trombosit
>50.000/ml
-Tidak dijumpai
distress pernafasan
*****dr. Freddy
Adiwinata, Baung, Palembang, 8 Oktober 2018*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar