OBESITAS
Disadur o/ dr.
Freddy Adiwinata dari buku Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia
jilid 1, 2009
Obesitas/ Kegemukan
adalah Kelainan/ Penyakit yg ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh
secara berlebihan.
Prevalensi negara
berkembang[de Onis (2000)]: Anak usia sekolah overweight: -Amerika Latin &
Karibia 4,4%
-Afrika
3,9%
-Asia
2,9%
Jumlah terbesar di
Asia: 60% = 10,6 juta
Prevalensi Obesitas
anak SD di kota besar Indonesia: 2,1-25%
Diagnosis
Anamnesis
Kriteria obesitas:
-Klinis
-Antropometris
Faktor risiko
Riwayat
keluarga
Pola makan
Aktivitas
Potensi dampak:
-HARUS dievaluasi dini:
-Faktor risiko kardiovaskular
-Sleep
Apnea
-Gangguan fungsi hati
-Masalah ortopedik yg berkaitan dengan kelebihan beban
-Kelainan kulit
-Potensi gangguan psikiatri
Faktor risiko
kardiovaskular: -Riwayat keluarga: -Penyakit jantung vaskular
-Kematian mendadak dini (<55tahun)
-Dislipidemia: -LDL >160mg/dL
-HDL <35mg/dL
-HiperTensi
-Rokok
-DM
-Rendahnya aktivitas fisik
Risiko
tinggi: Obesitas + >3 faktor risiko
Skrining
untuk Obesitas usia >2tahun
Pemeriksaan
fisis
-Pemeriksaan tanda
vital
\-Tanda &
Gejala KHAS:
-Wajah membulat
-Pipi tembem
-Dagu rangkap
-Leher relatif pendek
-Dada membusung, payudara membesar mengandung jaringan lemak
-Perut buncit, Dinding perut berlipat
-Ke-2 tungkai UMUMnya berbentuk X
-Laki:
Buried penis: Penis tampak kecil karena tersembunyi dalam jaringan
lemak
suprapubik
-Kulit: -Ruam panas
-Intertrigo: -Dermatitis moniliasis
-Acanthosis nigricans
-Jerawat
-Terbatasnya gerakan panggul: Slipped Capital Femoral Epiphysis)
-Distribusi
jaringan lemak (TERUTAMA Remaja):
-Apple shape body: Lebih banyak di bagian: -Dada
-Pinggang
-Pear
shape body/ Gynecoid: -Pinggul
-Paha
Pemeriksaan
Penunjang
Berdasarkan
antropometri, 3 metode pengukuran:
-BB/TB: -Ukur
BB
-Bandingkan
dengan BB ideal sesuai tinggi badan
-%:
-Obesitas >120%
-Super Obesitas >140%
-Rekomendasi
pengukuran obesitas menurut WHO 97, NIH 98 (The National Institutes of Health),
& The Expert Committee on Clinical Guidelines for Overweight in Adolescent
Preventive Services: BMI (Body Mass Index) ATAU IMT (Index Masa Tubuh):
-CDC 2000: >2tahun: persentil: 85 - 95: Overweight
>95: Obesitas, kecuali untuk remaja lanjut
-Growth chart WHO 2005: 0-2tahun:
1< z-score <2: Possible risk of
Overweight
2< z <3: Overweight
3< z: Obesity
Expert Committee
Recommendations Regarding the Prevention, Assessment, and Treatment of Child and
Adolescent Overweight and Obesity American Academy of Pediatrics 2007
merekomendasikan Definisi obesitas pada remaja lanjut: > persentil 95 ATAU
>30kg/m2 (batasan obesitas dewasa) tergantung mana yg lebih rendah.
IMT merupakan
Petunjuk menentukan kelebihan berat badan berdasarkan indeks quatelet {BB/
Kuadrat TB (kg/m2)}
Interpretasi IMT
tergantung:
-Umur
-Jenis kelamin (Laki - Perempuan kadar lemak tubuh berbeda)
IMT adalah: -Cara
TERMUDAH perkirakan obesitas
-Korelasi tinggi dengan massa lemak tubuh
-Identifikasi pasien obesitas berisiko komplikasi medis
-Pengukuran
langsung lemak subkutan: Ukur TLK (tebal lipatan kulit)
TLK triseps >
persentil 85%: Obesitas
Tata
Laksana
Tata Laksana
komprehensif obesitas: Penanganan: -Obesitas
-Dampak
yg terjadi
Tujuan utama:
-Perbaikan kesehatan fisik jangka panjang melalui kebiasaan hidup yg sehat
secara permanen.
Prinsip: -Kurangi
asupan energi
-Tingkatkan keluaran energi
Untuk capai tujuan
tersebut terdapat 4 tahap tata laksana dengan intensitas meningkat:
Tahap 1:
Pencegahan Plus
Pasien &
keluarga fokus strategi pencegahan obesitas: -Kebiasaan makan sehat
-Aktivitas fisik
-Konsumsi
5 porsi buah & sayur tiap hari. Dapat ditingkatkan menjadi 9 prosi per
hari.
-Kurangi
minum manis (soda, punch, dll).
-Kurangi
kebiasaan nonton hingga 2 jam/hari.
Usia
<2tahun: Tidak nonton sama sekali
Bantu
anak adaptasi: Pindahkan tv dari kamar tidur anak.
-Tingkatkan aktivitas fisik, >1jam/hari.
Aktivitas fisik yg tepat: -Anak kecil: Bermain
-Lebih besar: Kegiatan yg mereka sukai: -Olahraga
-Menari
-Bela
diri
-Naik sepeda
-Jalan kaki
-Persiapkan makanan rumah lebih banyak daripada membeli makanan dari
restoran.
-Biasakan
makan di meja makan bersama keluarga minimal 5-6x/minggu
-Konsumsi
sarapan bergizi tiap hari
-Libatkan
seluruh anggota keluarga dalam perubahan gaya hidup.
-Biarkan
anak mengatur sendiri makanannya dan hindari terlalu mengekang perilaku
makan
anak, TERUTAMA anak <12tahun.
-Bantu
keluarga mengatur perilaku sesuai kultur masing-masing.
Tahap 2:
Manajemen Berat Badan Terstruktur
Beda dengan tahap
1: -Lebih sedikit target perilaku
-Lebih banyak dukungan kepada anak capai perubahan perilaku
Tujuan yg hendak
dicapai: -Rencana makan harian dengan makronutrien seimbang.
Sesuai rekomendasi Dietary Reference Intake.
Diutamakan makanan berdensitas energi rendah.
-Jadwal
makan terencana (3x makan disertai 2x snack TANPA
makan minum berkalori di luar
jadwal)
-Pengurangan waktu menonton hingga 1 jam per hari.
-Aktivitas fisik/ bermain aktif terencana & terpantau 1jam/hari
-Pemantau perilaku ini sebaiknya tercatat.
-Reinforcement terencana untuk capai target perilaku.
Tahap 3:
Intervensi Multidisipliner Menyeluruh
Tingkatkan:
-Intensitas perubahan perilaku
-Frekuensi kunjungan dokter
-Spesialis yg terlibat untuk tingkatkan dukungan terhadap perubahan
perilaku
Untuk
implementasinya, perhatikan:
-Program
modifikasi perilaku dilaksanakan terstruktur:
-Pemantauan makanan
-Diet jangka pendek
-Penetapan target aktivitas fisik
-Pengaturan keseimbangan energi negatif, hasil dari perubahan diet dan aktivitas
fisik.
-Partisipasi
orang tua dalam teknik modifikasi perilaku dibutuhkan oleh anak
<12tahun
-Orang
tua harus dilatih memperbaiki lingkungan rumah
-Evaluasi
sistemik: -Pengukuran tubuh
-Diet
-Aktivitas fisik harus: -Dilakukan pada awal program
-Dipantau
pada interval tertentu
-Kerjasama tim multidisipliner yg berpengalaman:
-Pekerja sosial
-Psikologi
-Perawat terlatih
-Dietisien
-Physical therapist
-SpA: Nutrisi, Endokrin, Pulmonologi, Kardiologi, Hepatologi, Tumbuh
kembang
-Ahli gizi
-Sp Olahraga
-Psikolog
-Guru
-Sp
Ortopedi
-Ahli kesehatan masyarakat
-Kunjungan
ke dokter reguler HARUS dijadwalkan, tiap minggu selama MINIMUM
8-12 minggu
PALING efektif.
-Kunjungan secara berkelompok lebih efektif dalam hal: -Biaya
-Terapeutik
Tahap 4:
Intervensi Pelayanan Tersier
Merupakan lanjutan
tahap 3.
Untuk Remaja obesitas BERAT yg sudah: -Mencoba tahap 3
-Paham risiko obesitas
-Mau aktivitas fisik berkesinambungan
-Mau diet bergizi dengan pemantauan
-Obat:
-Sibutramine: -Inhibitor Re-Uptake Serotonin
-Meningkatkan penurunan berat badan pada remaja yg jalani:
-Program
diet
-Pengaturan aktivitas fisik
-Orlistat:
-Inhibisi lipase usus.
--> Malabsorpsi lemak
-FDA: untuk anak >12tahun
-Diet SANGAT RENDAH
kalori: Pembatasan kalori: -Awal: Ekstrim
-Lalu:
Moderat
-Bedah: -Remaja
obesitas Berat yg tidak respons terhadap intervensi perilaku
-Pilihan: -Gastric bypass
-Gastric banding
-HANYA
indikasi ketat karena: -Risiko: -Perioperatif
-Pascaprosedur
-Komitmen pasien seumur hidup
-Kriteria seleksi: -IMT >40kg/m2 + masalah medis
-ATAU IMT >50kg/m2
-Maturitas fisik: -Perempuan >13tahun
-Laki >15tahun
-Maturitas: -Emosional
-Kognitif
-Sudah berusaha turunkan BB selama >6bulan
-Belum
ada bukti ilmiah keamanannya untuk anak
Langkah
Promotif/ Preventif
3 tahap WHO 98:
-Pencegahan primer: Cegah terjadinya obesitas
-Pencegahan sekunder: Turunkan prevalensi obesitas
-Pencegahan tersier: Kurangi dampak obesitas
Pencegahan primer:
-2 strategi pendekatan:
-Pendekatan populasi: Promosikan cara hidup sehat pada
semua anak, remaja, orang tua
-Pendekatan kelompok risti (Risiko Tinggi): -Orang tuanya obesitas
-Overweight sejak kanak-kanak
-Usaha pencegahan dimulai dari: -Lingkungan keluarga
-Lingkungan sekolah
-Pusat Kesehatan Masyarakat
Pencegahan sekunder
& tersier lebih dikenal sebagai Tata laksana obesitas serta dampaknya.
Prinsipnya berbeda
dengan dewasa karena pertimbangan faktor tumbuh kembang.
Cara: -Pengaturan
diet
-Peningkatan aktivitas fisik
-Ubah pola
hidup (modifikasi perilaku)
-TERPENTING: Libatkan keluarga
*****dr. Freddy
Adiwinata, Baung, Palembang, 18 Oktober 2018*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar